Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Sindroma Stevens-Johnson general_alomedika 2018-08-29T12:56:18+07:00 2018-08-29T12:56:18+07:00
Sindroma Stevens-Johnson
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sindroma Stevens-Johnson

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Patofisiologi Steven Johnson Syndrome (Sindroma Stevens Johnson/SSJ) sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Beberapa studi menjelaskan bahwa kerusakan epidermis terjadi karena adanya peran aktif sel T sitotoksik, sel Natural Killer (NK) dan CD8+ spesifik obat yang bereaksi terhadap keratinosit dengan mediator ligan Fas/Fas Ligand (Fas-L). Reaksi ini menyebabkan apoptosis sel yang ekstensif.[1,3,5]

Sel T sitotoksik dan sel NK juga memproduksi granulisin, protein yang dinilai memiliki peranan penting dalam merusak epidermis karena memiliki sifat sitolitik. Produksi granulisin dari sel-sel tersebut diperkirakan merupakan akibat dari reaksi imun antara reseptor CD94/NKG2C dan alel HLA, seperti HLA-E, HLA-A, atau HLA-B. Sel CD94/NKG2C ditemukan positif pada cairan lesi kulit dan apusan darah tepi pasien SSJ dan diperkirakan merupakan pemicu aktivitas sel T sitotoksik.[1,3,5–7]

Faktor lain yang dinilai terlibat adalah zat-zat metabolit dari dalam obat yang dapat bereaksi dengan sistem imun pasien. Jalur kematian sel non-apoptosis juga dinilai berperan. Perforin, TNF-a, dan granzim B juga ditemukan tinggi pada cairan lesi kulit pasien. Dari seluruh faktor yang diperkirakan berperan dalam pathogenesis SSJ, granulisin dinilai sebagai faktor yang paling signifikan. Fas-L ditemukan 5 hingga 7 kali meningkat pada pasien dengan SSJ, meskipun belum muncul bula atau blister. Studi cairan lesi kulit pasien SSJ menunjukkan ekspresi granulisin dua hingga empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan Fas-L. Granulisin juga ditemukan lebih tinggi jika kerusakan epidermis lebih ekstensif.[1,3,5–7]

Referensi

1. Foster CS, Ba-Abbad R, Letko E, et al. Stevens-Johnson Syndrome. Medscape. 2016. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/1197450

2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Sindroma Steven Johnson. Dalam: PERDOSKI. Pedoman Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Tahun 2011. Jakarta: PP Perdoski. 2011; h. 263–5

3. Nirken MH, High WA, Adkinson NF, et al. Stevens-Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis: Clinical manifestations; pathogenesis; and diagnosis. UpToDate. 2017. Diunduh dari: https://www.uptodate.com/contents/stevens-johnson-syndrome-and-toxic-epidermal-necrolysis-pathogenesis-clinical-manifestations-and-diagnosis

5. Chung WH, Hung SI, Yang JY, et al. Granulysin is a key mediator for disseminated keratinocyte death in Stevens–Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis. Nat. Med. 2008; 14(12), 1343–1350

6. Morel E, Escamochero S, Cabañas R, Díaz R, Fiandor A, Bellón T. CD94/NKG2C is a killer effector molecule in patients with Stevens–Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis. J. Allergy Clin. Immunol. 2010; 125(3), 703–710

7. Pichler WJ, Naisbitt DJ, Park BK. Immune pathomechanism of drug hypersensitivity reactions. J. Allergy Clin. Immunol. 2011; 127(3 Suppl.), S74–S81

8. Mockenhaupt M. Stevens-Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis: clinical patterns, diagnostic considerations, etiology, and therapeutic management. Semin Cutan Med Surg. 2014; 33(1):1-6

Pendahuluan Sindroma Stevens-Joh...
Etiologi Sindroma Stevens-Johnson

Artikel Terkait

  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
    Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
  • Siklosporin untuk Sindroma Stevens Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) : Sebuah Modalitas Baru
    Siklosporin untuk Sindroma Stevens Johnson (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) : Sebuah Modalitas Baru
Diskusi Terkait
dr.Ainil Maksura
10 Juni 2021
Bayi 28 hari penuh ruam dan kulit mengelupas seluruh tubuh
Oleh: dr.Ainil Maksura
11 Balasan
Alo dokter. Izin konsul kepada TS Sp.KK dok saya ada pasien bayi sufor sejak lahir usia saat ini 28 hari rewel menangis terus menerus tanpa demam, muncul...
dr.Erreli Krisna Khusumawerdanie
21 Juli 2020
Penanganan sindrom Stevens-Johnson pada pasien laki-laki usia 56 tahun
Oleh: dr.Erreli Krisna Khusumawerdanie
7 Balasan
alodokter,izin share kasus dan bertanya. pasien laki2 56 tahun. dtang dengan keluhan bibir melepuh sperti terbakar sejak 2 hari yg lalu,hmpir sluruh mulut...
Anonymous
12 Juli 2020
Apakah yang dapat membedakan antara eritroderma karena alergi obat dan Steven-Johnson Syndrom (SJS) 
Oleh: Anonymous
10 Balasan
Alo dokter izin bertanya untuk perbedaan antara eritroderma karena alergi obat dan Steven-Johnson Syndrom apa ya?. Apakah steven jhonson syndrom selalu ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.