Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Dermatitis Kontak Alergi annisa-meidina 2023-04-28T10:20:34+07:00 2023-04-28T10:20:34+07:00
Dermatitis Kontak Alergi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Dermatitis Kontak Alergi

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Panduan e-prescription pada dermatitis kontak alergi ini dapat digunakan Dokter pada saat akan memberikan terapi medikamentosa secara online.

Tanda dan Gejala

Pada anamnesis, pasien dengan dermatitis kontak alergi akan mengeluhkan adanya ruam kemerahan yang terasa gatal disertai sensasi terbakar dan perih setelah paparan produk atau zat tertentu. Lokasi keluhan sesuai dengan area yang berkontak dengan alergen. Predileksi yang paling sering adalah tangan, kaki, wajah, dan kelopak mata, tetapi lesi juga dapat muncul di seluruh tubuh.[7]

Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan kulit mengalami tanda peradangan seperti eritema, vesikel, dan bula dengan dasar edematosa. Pada kasus kronik, dapat muncul gambaran skuama, fisura, dan likenifikasi. Pada dermatitis kontak alergi, lesi umumnya memiliki batas, garis, dan sudut yang jelas.[1,2]

Peringatan

Terapi paling penting dari dermatitis kontak alergi adalah menghindari paparan alergen. Jika alergen pencetus belum diketahui, ada baiknya untuk menganjurkan pasien melakukan  pemeriksaan alergi, misalnya dengan patch test. Apabila alergen tidak bisa dihindari terkait pekerjaan pasien, maka anjurkan pasien untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, sepatu bot, atau apron.

Kompres dingin menggunakan 2-3 lembar kassa yang dibasahi cairan salin dapat membantu meredakan gejala gatal dan rasa perih, terutama pada kasus dermatitis vesikular.[12]

Jika pasien mendapat steroid topikal ataupun oral, perhatikan kemungkinan efek samping yang bisa timbul. Kortikosteroid sebaiknya tidak digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Waspadai efek samping seperti atrofi kulit, hiperglikemia, hipertensi, hipokalsemia, dan supresi hipotalamik-pituitarik-adrenal. Bila digunakan di sekitar area mata, waspadai efek samping katarak, glaukoma, dan hipertensi okular.[12,17]

Medikamentosa

Pada pasien dengan dermatitis kontak alergi yang melakukan konsultasi oral, dapat diberikan steroid topikal seperti mometasone furoate, fluticasone propionate, dan clobetasol. Obat dioleskan tipis-tipis pada lesi sebanyak sekali sehari. Lama pemberian berkisar antara 3 hari hingga 3 minggu. Peringatkan pasien untuk tidak menggunakan obat jangka panjang dan terus menerus.[12]

Pada pasien yang mengeluhkan gatal yang sangat mengganggu, dapat diberikan antihistamin oral. Contoh obat yang bisa digunakan adalah cetirizine atau loratadine dengan dosis 10 mg/hari.[12-15]

Anjurkan juga pasien untuk menggunakan pelembap kulit kaya kandungan lipid, seperti petrolatum atau Eucerin. Pelembap digunakan secukupnya pada area lesi, sesudah mandi atau setelah bekerja.[12,16]

Pada kasus dermatitis kontak alergi dengan lesi yang berat atau luas melebihi 20% luas tubuh, anjurkan untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kulit.[12]

Pemberian pada Ibu Hamil

Secara umum, penggunaan kortikosteroid topikal dianggap memiliki risiko rendah memberikan efek samping baik pada ibu hamil maupun menyusui. Sementara itu, antihistamin generasi kedua, seperti cetirizine atau loratadine, aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan masuk ke dalam kategori FDA B.[18,19]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Murphy PB, Atwater AR, Mueller M. Allergic Contact Dermatitis. StatPearls. NCBI. 2022.
2. Helm TN. Allergic Contact Dermatitis. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1049216-overview#a1
7. Owen JL, Vakharia PP, Silverberg JI. The role and diagnosis of allergic contact dermatitis in patiens with atopic dermatitis. Am J Clin Dermatol. 2018; 19: 293-302.
12. PERDOSKI. Panduan Praktik Klinis. 2017. https://perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf
13. Sung CT, McGowan MA, Machler B, Jacob SE. Systemic treatments for allergic contact dermatitis. Dermatitis. 2019; 30(1): 46-53
14. MIMS. Cetirizine. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cetirizine?mtype=generic
15. MIMS. Loratadine. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/loratadine?mtype=generic
16. Kreft B, Wohlrab J. Contact allergies to topical antibiotic applications. Allergol Select. 2022; 6: 18-26
17. Stacey SK, McEleney M. Topical corticosteroids: choice and application. Am Fam Physician. 2021; 103(6): 337-343.
18. Golembesky A, Cooney M, Boev R, et al. Safety of cetirizine in pregnancy, J Obstet Gynaecol. 2018; 38(7): 940-945.
19. Stacey SK, McEleney M. Topical corticosteroids: choice and application. Am Fam Physician. 2021; 103(6): 337-343

Edukasi dan Promosi Kesehatan De...

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
dr. Winnona Ajiningtias
Dibuat 05 Juni 2025, 09:47
Pasien dengan keluhan gatal seluruh tubuh dengan diagnosis DKA apakah tepat dengan terapi loratadine dan bedak salisilat?
Oleh: dr. Winnona Ajiningtias
0 Balasan
ALO Dokter. pasien laki2 usia 52th mengeluhkan gatal di seluruh tubuh sejak 2 hari. gatal terus menerus terutama di wajah dan punggung. riwayat mandi di...
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.