Diagnosis Dermatitis Kontak Alergi
Penegakan diagnosis dermatitis kontak alergi (Dermatitis KA) didasarkan pada adanya keluhan eritema dan pruritus yang timbul setelah paparan alergen. Diagnosis umumnya dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang berupa uji tempel dapat digunakan untuk mengidentifikasi alergen.
Anamnesis
Pada anamnesis dermatitis kontak alergi (Dermatitis KA), umumnya pasien datang dengan keluhan gatal disertai ruam kemerahan hingga bengkak. Keluhan juga bisa berupa rasa perih seperti terbakar, tetapi tidak sesering keluhan gatal. Lokasi keluhan sesuai dengan area yang berkontak dengan alergen. Predileksi yang sering adalah tangan, kaki, dan wajah.
Anamnesis mengenai riwayat paparan lingkungan serta riwayat medis lengkap penting untuk ditanyakan. Penggunaan produk-produk sehari-hari yang kontak dengan pasien seperti sampo, sabun, conditioner, pewangi pakaian, lotion, atau deodorant perlu ditanyakan.
Pekerjaan juga penting untuk ditanya secara mendetail untuk menggali kemungkinan paparan di tempat kerja. Beberapa pekerjaan seringkali berkaitan dengan dermatitis kontak alergi terkait penggunaan berulang sarung tangan, bahan kimia, maupun sabun cuci tangan. [1,4,11]
Pemeriksaan Fisik
Pada fase akut dermatitis kontak alergi (Dermatitis KA) ditandai dengan tanda peradangan seperti eritema, vesikel, dan bula dengan dasar edematosa. Gambaran papul eritema dan weeping mungkin didapati pada lesi subakut. Gambaran skuama, fisura, dan likenifikasi didapati pada lesi kronik. Pada Dermatitis KA, lesi umumnya memiliki batas, garis, dan sudut yang jelas.
Distribusi lesi sangat penting pada dermatitis kontak alergi. Lokasi lesi dapat membantu mempersempit kemungkinan alergen penyebab. Contohnya, alergi terhadap komponen logam pada celana atau ikat pinggang dapat menimbulkan lesi periumbilikal. Lesi pada wajah, kelopak mata, bibir mungkin disebabkan kontak dengan bahan kosmetik. Pada beberapa profesi, lokasi lesi pada tangan dapat menunjukkan alergen berupa sarung tangan lateks, misalnya pada perawat dan dokter. [1,4,6,11]
Diagnosis Banding
Dermatitis kontak alergi (Dermatitis KA) harus dibedakan dengan berbagai penyakit dengan manifestasi yang mirip, misalnya dermatitis atopik, dermatitis kontak iritan, dan eczema dishidrotik.
Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik dan dermatitis kontak alergi kadang memberikan gambaran morfologi serupa. Pada dermatitis atopik, lesi kulit lebih luas dibandingkan Dermatitis KA, dan umumnya terdapat keterlibatan regio fleksor. [1,12]
Dermatitis Kontak Iritan
Lokasi dermatitis kontak iritan umumnya adalah regio manus. Gejala yang menonjol adalah rasa perih dan terbakar, dapat disertai gatal. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan kulit kering dan fisura. Batas lesi tidak sejelas Dermatitis KA. [1]
Eczema Dishidrotik
Eczema dishidrotik umumnya timbul di tangan dan kaki dalam bentuk vesikel yang jelas dan dalam, menyerupai tapioka, disertai dengan eritema dan skuama. [1]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang berupa uji tempel dapat dilakukan untuk menentukan alergen yang menyebabkan keluhan.
Prosedur Uji Tempel
Plat aluminium yang sudah diberi zat alergen ditempelkan pada punggung atas selama 48 jam. Setelah itu, dilihat apakah terdapat reaksi alergi pada area yang dipaparkan dengan alergen. Pada hari keempat, dilakukan interpretasi hasil uji tempel lagi. Oleh karena itu, beri tahu pasien untuk datang pada hari kedua dan keempat setelah penempelan. Selain itu informasikan kepada pasien mengenai larangan membasahi punggung, penggunaan pakaian ketat, gesekan pada punggung, menggaruk punggung, dan berbaring selama unit uji tempel melekat.
Interpretasi hasil uji tempel didasarkan pada kriteria International Contact Dermatitis Research Group (ICDRG).
Tabel 1. Interpretasi Uji Tempel Berdasarkan Kriteria ICDRG
Simbol | Morfologi | Interpretasi |
- | Tidak bereaksi | Negatif |
?+ | Hanya sedikit eritema | Reaksi diragukan |
+ | Eritema, infiltrasi, dan gambaran mirip papul | Positif lemah |
++ | Eritema, infiltrasi, papul, dan vesikel | Positif kuat |
+++ | Eritema menonjol, infeltrat, dan vesikel berkerumun | Positif ekstrem |
IR | Morfologi lain seperti nekrosis, | Reaksi iritan |
Repeat Open Application Test
Repeat open application test (ROAT) juga adalah pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan alergern. Produk yang akan diperiksa, diaplikasikan pada area kecil di kulit secara berulang selama beberapa hari untuk melihat apakah terjadi dermatitis KA. Produk yang diaplikasikan biasanya berupa kosmetik dan obat topikal. [13,14]