Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Dermatitis Kontak Iritan general_alomedika 2022-10-20T15:00:20+07:00 2022-10-20T15:00:20+07:00
Dermatitis Kontak Iritan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-prescription Alomedika

Pendahuluan Dermatitis Kontak Iritan

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Dermatitis kontak iritan (DKI) adalah reaksi inflamasi nonalergi pada kulit terhadap agen eksternal. Bahan kimia toksik adalah penyebab tersering DKI. DKI tidak melibatkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat melainkan reaksi imun bawaan serta imun nonspesifik.[1,2]

DKI dapat bersifat akut maupun kronik bergantung pada potensi iritan. Zat iritan kuat di antaranya asam flourida, asam hidroklorik, dan alkali. Iritan lemah di antaranya solvent, deterjen, sabun, dan zat asam atau basa lemah. Paparan zat iritan kuat mampu menimbulkan dermatitis kontak bahkan pasca paparan pertama, sedangkan iritan lemah memerlukan paparan berulang kali untuk menimbulkan dermatitis kontak. Kasus yang sering ditemui adalah hand dermatitis akibat mencuci tangan dengan sabun yang bersifat iritan.[3]

DKI

Diagnosis DKI umumnya dapat ditegakkan secara klinis dengan melakukan anamnesis riwayat keluhan, riwayat paparan, dan analisis faktor predisposisi. Diagnosis DKI harus dibedakan dengan dermatitis kontak alergi.[4]

Penatalaksanaan DKI yang paling penting adalah menghilangkan paparan terhadap zat iritatif. Pada pasien yang harus terus berkontak dengan zat iritan, misalnya karena pekerjaan, dapat digunakan barrier cream atau alat pelindung diri sebagai pencegahan paparan. Penggunaan kortikosteroid topikal pada DKI dapat diberikan.[5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Frosch PJ, John SM. Clinical Aspects of Irritant Contact Dermatitis. Contact Dermatitis, 2010. 305–345. doi:10.1007/978-3-642-03827-3_16
2. 2. Nicolas JF, Lachapelle JM. Pathophysiology of Allergic and irritant contact dermatitis. Eur J Dermatol 2009; 19 (4): 1-8.
3. Al-Otaibi ST, Alqahtani HAM. Management of contact dermatitis. Journal of Dermatology & Dermatologic Surgery.2015;19:86–91. DOI:10.1016/j.jdds.2015.01.001
4. Ale IS, Maibach HA. Diagnostic approach in allergic and irritant contact dermatitis. Expert Review of Clinical Immunology, 2010. 6(2): 291–310. doi:10.1586/eci.10.4
5. Litchman G, Nair PA, Atwater AR, et al. Contact Dermatitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459230/

Patofisiologi Dermatitis Kontak ...

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
10 Februari 2023
Bintik di kulit dekat siku disertai rasa gatal hilang timbul
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter izin konsulPasien usia 29 thn, laki laki, pekerjaan karyawan kantorSudah 1 bulan ini, di tangan atas dekat siku nya ada bintik. Kadang gatal,...
Anonymous
05 Januari 2023
Vesikel pada punggung setelah bekam
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat pagi dokter semua, Saya ingin sharing kasus pasien Usia 54 tahun, datang dengan keluhan gatal pada area bekas Bekam di Punggung. Diketahui saat...
Anonymous
15 Desember 2022
Kulit di kedua telapak kaki dan jari tangan kanan pecah-pecah
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter,Ijin berdiskusi utk pasien wanita usia 37 tahun, dengan kedua telapak kaki dan ujung jari tangan kanan pecah2.Menurut pasien, ruam di kedua...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.