Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Rubella
Efek samping vaksin rubella yang umum terjadi adalah reaksi lokal seperti nyeri pada lokasi injeksi, indurasi dan kemerahan. Namun, jarang sekali menimbulkan gejala sistemik seperti demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot, rasa lelah, rasa kantuk dan kehilangan nafsu makan. Efek samping yang berat dapat terjadi jika timbul reaksi hipersensitivitas. Vaksin rubella memiliki interaksi obat dengan obat imunosupresan yaitu dapat menurunkan efeknya, maka dari itu sebaiknya dihindari pemberian keduanya secara bersamaan.[8,13,14]
Efek Samping
Efek samping vaksin rubella atau sering disebut sebagai kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), dapat bersifat lokal maupun sistemik. Efek samping vaksin rubella lokal diantaranya nyeri pada lokasi injeksi, indurasi dan kemerahan. Reaksi lokal ini umumnya terjadi 24 jam setelah vaksinasi dan bersifat ringan. Reaksi ini terjadi sekitar 17-30 per 100 kasus.[8,13]
Sedangkan efek samping sistemik diantaranya demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot, rasa lelah, rasa kantuk dan kehilangan nafsu makan. Efek samping yang berat terjadi jika terdapat reaksi hipersensitivitas.[8,13]
Interaksi Obat
Interaksi obat dengan vaksin rubella umumnya memiliki efek terhadap respon imun yang diharapkan, seperti pada pemberian bersamaan dengan imunoglobulin, kortikosteroid, obat imunosupresan, tes tuberkulin dan juga pemberian dengan vaksin lainnya.
Imunoglobulin dan Transfusi
Pemberian vaksin rubella yang diberikan bersamaan dengan Imunoglobulin dapat mempengaruhi replikasi virus dan menurunkan respon imun yang diharapkan. Vaksinasi sebaiknya diberikan setidaknya 3 bulan dari transfusi darah atau plasma atau dari pemberian Imunoglobulin.[14]
Kortikosteroid dan Obat Imunosupresan
Vaksin sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan obat kortikosteroid dosis tinggi dan imunosupresan karena dapat mempengaruhi respon imun yang diharapkan.[14]
Interaksi dengan Tes Lab/Obat
Pemberian vaksin rubella dan vaksin hidup yang dilemahkan lain dapat mempengaruhi respon tes tuberkulin. Pemeriksaan tes tuberkulin sebaiknya dilakukan 4 – 6 minggu dari vaksinasi.[14] Penerima vaksin sebaiknya tidak diberikan obat aspirin setidaknya 6 minggu untuk menghindari terjadinya Sindrom Reye.[14]
Penggunaan Vaksin Lain
Sebaiknya berikan jeda 1 bulan untuk memberikan dosis vaksin rubella yang kedua. Pemberian vaksin rubella dapat diberikan bersamaan dengan vaksin Haemophilus influenza B konjugat, Hepatitis B (rekombinan), pneumococcal 7-valen konjugat dan/atau hepatitis A (inaktivasi). Belum ada data mengenai pemberian vaksin rubella dengan pemberian vaksin polio dan DPT.[14]