Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Influenza
Efek samping akibat vaksin influenza umumnya ringan, seperti lesi kemerahan dan nyeri pada lokasi injeksi. Vaksin dapat berinteraksi dengan obat yang menekan sistem imun seperti kortikosteroid.
Efek Samping
Efek samping vaksin influenza jarang terjadi, dan umumnya ringan. Efek samping dapat berbeda tergantung dari sediaan yang digunakan. Sediaan yang ada di Indonesia adalah influenza virus vaccine inactivated (vaksin influenza jenis inaktif atau IIV)
Efek Samping Vaksin Influenza Tipe Inaktivaf (IIV)
Pemberian vaksin injeksi tipe IIV dapat menimbulkan reaksi lokal dan sistemik, berupa:
- Lesi kemerahan dan nyeri pada lokasi injeksi yang bisa bertahan hingga 2 hari dan akan swasirna dalam waktu 2-3 hari. Lesi dan pembengkakan lokal pada lokasi suntikan lebih sering ditemukan pada anak. Reaksi ini memiliki keterkaitan dengan antigen ha yang terkandung dalam vaksin.
- Nyeri sendi
- Rasa lelah
- Demam
- Nyeri kepala
- Nafsu makan berkurang
- Mengantuk
- Rewel pada anak.[8,21]
Reaksi sistemik setelah pemberian vaksin dapat muncul dalam waktu 6-12 jam setelah penyuntikan dan bertahan hingga 1-2 hari. Meskipun jarang terjadi, vaksin influenza juga dapat menyebabkan :
- Reaksi anafilaksis yang dapat terjadi pada 0,7 per 10 orang
- Sindrom Guillain-Barré
- Sindrom okulo-respiratori (ORS) yang ditandai dengan adanya kemerahan pada kedua mata, batuk, mengi, nyeri tenggorokan, kesulitan menelan, atau bengkak pada wajah yang dapat terjadi dalam 2-24 jam setelah injeksi dan membaik dalam 48 jam setelah onset munculnya gejala tersebut.[21]
Pemberian Vaksin Influenza Tipe Virus Hidup yang dilemahkan (LAIV)
Efek samping setelah pemberian vaksin influenza tipe live attenuated influenza vaccine (virus influenza hidup yang dilemahkan atau LAIV) yang paling banyak dilaporkan, antara lain:
- Kongesti hidung atau rhinorrhea
- Demam
- Nyeri tenggorokan [9,21]
Gejala tersebut lebih sedikit ditemukan pada dosis kedua. Gejala lain yang dapat timbul adalah nyeri perut, myalgia, dan muntah yang dapat muncul pada hari ke 2-4 dan dapat bertahan hingga 6 hari. Selain efek samping yang bersifat ringan, efek lebih berat, seperti mengi atau adanya eksaserbasi asthma dan reaksi anafilaksis dapat dijumpai terkait pemberian vaksin meskipun jarang. [21]
Interaksi Obat
Vaksin influenza tipe inaktif atau IIV dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang menekan sistem imun, seperti kortikosteroid dan agen sitotoksik. Pemberian bersamaan dapat menyebabkan penurunan respons imun terhadap vaksin.
Vaksin influenza juga berinteraksi dengan vaksin lain. Jika harus diberikan vaksin lain pada satu waktu yang sama, injeksi harus dilakukan di tempat atau lokasi tubuh yang berbeda.[8]
Interaksi antar obat juga ditemukan pada vaksin influenza jenis virus hidup yang dilemahkan atau LAIV. Penggunaan vaksin pada anak maupun dewasa yang juga mengonsumsi obat aspirin memiliki keterkaitan dengan sindrom Reye. Penggunaan aspirin perlu ditunda selama 4 minggu setelah pemberian vaksin LAIV. Interaksi vaksin juga terjadi dengan obat influenza untuk jenis virus influenza A atau B yang akan mengurangi efikasi vaksin. [9]