Farmakologi Vaksin Influenza
Farmakologi vaksin influenza adalah menginduksi sistem imun agar timbul proteksi terhadap penyakit influenza. Farmakodinamik vaksin influenza terbagi menjadi respons imun terhadap tipe influenza virus vaccine inactivated (vaksin influenza jenis inaktif atau IIV) dan live attenuated influenza vaccine (virus influenza hidup yang dilemahkan atau LAIV).
Farmakodinamik
Respon imun terhadap vaksin influenza sedikit berbeda tergantung jenis vaksin yang digunakan.
Respon Imun Terhadap Vaksin Influenza Tipe Inaktif (IIV)
Pemberian influenza virus vaccine inactivated (vaksin influenza jenis inaktif atau IIV) melalui injeksi menyebabkan adanya respons imun yang melibatkan beberapa organ. Antigen yang masuk ke dalam tubuh lewat injeksi vaksin akan dibawa menuju ke nodus limfe yang berada pada aksila. Transportasi antigen menuju nodus limfe dapat melalui beberapa cara, antara lain bergerak sebagai antigen bebas, proses opsonisasi, maupun dibawa oleh sel dendritik atau sel pembawa antigen (antigen-presenting cells/APC) lain.
Dalam 2-6 hari setelah vaksinasi, kadar serum antibodi akan mulai meningkat. Peningkatan titer antibodi sebesar 90% ditemukan dalam waktu 2 minggu setelah injeksi. Peningkatan antibodi dalam tubuh akan mencapai puncak dalam 2-3 minggu setelah injeksi dan didominasi oleh produksi antibodi tipe IgG, terutama IgG1. Peningkatan antibodi akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu yang ditunjukkan dengan penurunan titer antibodi hingga dua kali lipat 6 bulan kemudian.
Selain titer antibodi, respons imun juga meningkatkan jumlah limfosit pada darah tepi. Sebagian besar titer antibodi maupun limfosit berasal dari nodus limfe yang berada di aksila. [14]
Respon Imun Terhadap Vaksin Influenza Tipe Aktif (LAIV)
Respons imun yang kurang lebih serupa juga ditunjukkan setelah live attenuated influenza vaccine (virus influenza hidup yang dilemahkan atau LAIV). Peningkatan respons sel B dalam tubuh resipien ditunjukkan dengan peningkatan sel penghasil antibodi dan sel B memori yang berada di darah maupun tonsil, serta memiliki afinitas lebih tinggi dibandingkan sel B tipe naïf.
Respon protektif terhadap influenza didapatkan setelah 14 hari setelah pemberian. Peningkatan IgA yang diproduksi oleh mukosa adalah salah satu hal yang paling menonjol pada pemberian vaksin tipe LAIV. Respon ini memiliki keterkaitan dengan pemberian vaksin secara intranasal sehingga menginduksi antibodi yang diproduksi oleh permukaan mukosa yang penting untuk melindungi saluran napas atas, tempat masuknya virus. [15]
Meskipun secara kuantitas antibodi yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan vaksin tipe IIV, respon imun seluler yang dihasilkan oleh vaksin LAIV lebih efektif dibandingkan dengan tipe IIV. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan sel T tipe CD4+ dan CD8+ yang memproduksi interferon gamma spesifik terhadap influenza tipe A dan tidak ditemukan pada vaksin tipe lainnya. [16]
Farmakokinetik
Serokonversi setelah pemberian vaksin influenza biasanya mencapai puncaknya pada 2-3 minggu setelah pemberian. Peningkatan respon imun seluler dan humoral yang bermanifestasi pada peningkatan sel B memori dan sel T akan terjadi selama 6 bulan hingga 1 tahun. [15]