Pengawasan Klinis Chlordiazepoxide
Pengawasan klinis pada pasien yang mengonsumsi chlordiazepoxide harus mencakup pemantauan tanda-tanda sedasi berlebihan, gangguan koordinasi, serta perubahan kognitif dan perilaku, terutama pada pasien lansia. Evaluasi secara berkala penting untuk menilai respons terapi dan kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan, mengingat risiko toleransi dan ketergantungan yang meningkat dengan penggunaan jangka panjang.
Fungsi hati dan darah perlu diperiksa secara periodik, terutama pada pasien dengan penggunaan jangka panjang, karena terdapat laporan efek samping seperti disfungsi hepatik, ikterus, serta diskrasia darah, misalnya agranulositosis. Pasien dengan gangguan hati berat atau malnutrisi juga memerlukan pemantauan ekstra karena risiko akumulasi metabolit aktif yang dapat menyebabkan toksisitas.
Jika chlordiazepoxide digunakan bersamaan dengan obat lain yang menekan sistem saraf pusat seperti opioid, antipsikotik, atau alkohol, pemantauan ketat terhadap pernapasan dan kesadaran sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti depresi pernapasan atau koma. Selain itu, penghentian obat harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari gejala putus obat.[9,13]