Farmakologi Chlordiazepoxide
Secara farmakologi, chlordiazepoxide adalah benzodiazepin kerja panjang yang bekerja sebagai agonis reseptor GABA-A. Chlordiazepoxide meningkatkan efek inhibisi GABA di sistem saraf pusat, sehingga digunakan secara klinis untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gejala putus alkohol.[1-5]
Farmakodinamik
Farmakodinamik chlordiazepoxide berpusat pada peningkatan efek inhibisi GABA di saraf pusat. Efek ini memiliki aplikasi terapeutik yang luas, mulai dari gangguan kecemasan hingga sindrom putus alkohol.
Chlordiazepoxide berikatan dengan kompleks reseptor GABA-A, terutama pada subunit α dan γ, meningkatkan afinitas GABA terhadap reseptornya. Hal ini menyebabkan peningkatan masuknya ion klorida ke dalam neuron, menghasilkan hiperpolarisasi membran dan menurunkan eksitabilitas neuron. Efek ini secara klinis tampak sebagai penurunan kecemasan, sedasi, dan kontrol kejang.[1,2]
Pada pasien dengan gangguan kecemasan, aktivitas GABA di korteks prefrontal dan limbik mengalami penurunan. Chlordiazepoxide memodulasi sistem GABA pada area tersebut, menurunkan aktivasi neuron noradrenergik dan serotonergik yang terlibat dalam respon stres dan kecemasan. Efek ansiolitik muncul dalam beberapa hari penggunaan, dan merupakan akibat langsung dari peningkatan inhibisi sinaptik.[3-5]
Farmakokinetik
Chlordiazepoxide diserap secara cepat dan lebih konsisten melalui rute oral dibanding intramuskular, dengan waktu paruh eliminasi 5-30 jam. Metabolisme berlangsung di hepar, menghasilkan metabolit aktif desmethylchlordiazepoxide. Eliminasi utamanya melalui urin dalam bentuk tak berubah (1–2%) dan konjugat (3–6%).[6-8,12]
Absorbsi
Chlordiazepoxide diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian oral, meskipun bioavailabilitas absolut bervariasi tergantung individu. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak plasma (Tmax) berkisar antara 0,5 hingga 4 jam setelah pemberian. Makanan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laju atau tingkat absorbsi.[6-8]
Distribusi
Setelah diserap, chlordiazepoxide terdistribusi secara luas dalam jaringan tubuh, dengan volume distribusi sekitar 1,5–2 L/kg. Obat ini sangat lipofilik dan mudah melewati sawar darah otak, memberikan efek cepat pada sistem saraf pusat. Sekitar 96% chlordiazepoxide terikat pada protein plasma, terutama albumin.[6-8]
Metabolisme
Chlordiazepoxide dimetabolisme secara ekstensif di hati melalui enzim sitokrom P450, terutama CYP3A4 dan CYP2C19. Metabolit aktifnya meliputi desmethylchlordiazepoxide, yang memiliki waktu paruh lebih panjang dari senyawa induknya.[6-8,12]
Eliminasi
Chlordiazepoxide dan metabolitnya dieliminasi terutama melalui urin dalam bentuk metabolit terkonjugasi Waktu paruh eliminasi chlordiazepoxide berkisar 5–30 jam, tetapi metabolit aktifnya dapat bertahan hingga 100 jam dalam tubuh. Klirens total dan waktu paruh eliminasi dapat meningkat secara signifikan pada pasien lansia atau dengan gangguan fungsi hati.[6-8]