Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Chlordiazepoxide annisa-meidina 2025-06-02T11:44:19+07:00 2025-06-02T11:44:19+07:00
Chlordiazepoxide
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Chlordiazepoxide

Oleh :
dr.Novita Mawar Hadini, Sp.FK
Share To Social Media:

Secara farmakologi, chlordiazepoxide adalah benzodiazepin kerja panjang yang bekerja sebagai agonis reseptor GABA-A. Chlordiazepoxide meningkatkan efek inhibisi GABA di sistem saraf pusat, sehingga digunakan secara klinis untuk mengatasi gangguan kecemasan dan gejala putus alkohol.[1-5]

Farmakodinamik

Farmakodinamik chlordiazepoxide berpusat pada peningkatan efek inhibisi GABA di saraf pusat. Efek ini memiliki aplikasi terapeutik yang luas, mulai dari gangguan kecemasan hingga sindrom putus alkohol.

Chlordiazepoxide berikatan dengan kompleks reseptor GABA-A, terutama pada subunit α dan γ, meningkatkan afinitas GABA terhadap reseptornya. Hal ini menyebabkan peningkatan masuknya ion klorida ke dalam neuron, menghasilkan hiperpolarisasi membran dan menurunkan eksitabilitas neuron. Efek ini secara klinis tampak sebagai penurunan kecemasan, sedasi, dan kontrol kejang.[1,2]

Pada pasien dengan gangguan kecemasan, aktivitas GABA di korteks prefrontal dan limbik mengalami penurunan. Chlordiazepoxide memodulasi sistem GABA pada area tersebut, menurunkan aktivasi neuron noradrenergik dan serotonergik yang terlibat dalam respon stres dan kecemasan. Efek ansiolitik muncul dalam beberapa hari penggunaan, dan merupakan akibat langsung dari peningkatan inhibisi sinaptik.[3-5]

Farmakokinetik

Chlordiazepoxide diserap secara cepat dan lebih konsisten melalui rute oral dibanding intramuskular, dengan waktu paruh eliminasi 5-30 jam. Metabolisme berlangsung di hepar, menghasilkan metabolit aktif desmethylchlordiazepoxide. Eliminasi utamanya melalui urin dalam bentuk tak berubah (1–2%) dan konjugat (3–6%).[6-8,12]

Absorbsi

Chlordiazepoxide diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian oral, meskipun bioavailabilitas absolut bervariasi tergantung individu. Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak plasma (Tmax) berkisar antara 0,5 hingga 4 jam setelah pemberian. Makanan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laju atau tingkat absorbsi.[6-8]

Distribusi

Setelah diserap, chlordiazepoxide terdistribusi secara luas dalam jaringan tubuh, dengan volume distribusi sekitar 1,5–2 L/kg. Obat ini sangat lipofilik dan mudah melewati sawar darah otak, memberikan efek cepat pada sistem saraf pusat. Sekitar 96% chlordiazepoxide terikat pada protein plasma, terutama albumin.[6-8]

Metabolisme

Chlordiazepoxide dimetabolisme secara ekstensif di hati melalui enzim sitokrom P450, terutama CYP3A4 dan CYP2C19. Metabolit aktifnya meliputi desmethylchlordiazepoxide, yang memiliki waktu paruh lebih panjang dari senyawa induknya.[6-8,12]

Eliminasi

Chlordiazepoxide dan metabolitnya dieliminasi terutama melalui urin dalam bentuk metabolit terkonjugasi Waktu paruh eliminasi chlordiazepoxide berkisar 5–30 jam, tetapi metabolit aktifnya dapat bertahan hingga 100 jam dalam tubuh. Klirens total dan waktu paruh eliminasi dapat meningkat secara signifikan pada pasien lansia atau dengan gangguan fungsi hati.[6-8]

Referensi

1. Olsen RW, Sieghart W. GABA A receptors: subtypes, pharmacology, and function. Pharmacol Rev. 2020;72(3):835–896.
2. Rickels K. Clinical effects of chlordiazepoxide. J Clin Psychiatry. 2021;82(2).
3. Bandelow B, et al. Efficacy of benzodiazepines in anxiety: meta-analysis. World J Biol Psychiatry. 2021;22(7):483–498.
4. Longo LP, et al. Chlordiazepoxide vs diazepam in AWS: a comparison. Alcohol Clin Exp Res. 2022;46(3):478–485.
5. Ford AC, et al. IBS and anxiolytics: evidence update. Gut. 2021;70(3):418–426.
6. Kanto J. Clinical pharmacokinetics of chlordiazepoxide. Clin Pharmacokinet. 2020;59(4):345–356.
7. Mandrioli R, Mercolini L. Bioavailability and CNS penetration of benzodiazepines. J Pharm Biomed Anal. 2022;207:114421.
8. Brosen K, et al. Benzodiazepine metabolism and interindividual variation. Ther Drug Monit. 2021;43(4):456–464.
12. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 2712, Chlordiazepoxide. 2025. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chlordiazepoxide.

Pendahuluan Chlordiazepoxide
Formulasi Chlordiazepoxide

Artikel Terkait

  • Untung Rugi Penggunaan Acid Suppressant pada Dyspepsia
    Untung Rugi Penggunaan Acid Suppressant pada Dyspepsia
  • Efikasi Prebiotik dan Probiotik untuk Dyspepsia Fungsional
    Efikasi Prebiotik dan Probiotik untuk Dyspepsia Fungsional
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Red Flag Dispepsia
    Red Flag Dispepsia
  • Peran Terapi Herbal Dalam Tata Laksana Terkini Dispepsia Fungsional
    Peran Terapi Herbal Dalam Tata Laksana Terkini Dispepsia Fungsional

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 November 2024, 10:21
Kombinasi Braxidin dan Alprazolam pada pasien dyspepsia
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Apakah pada pasien dengan sakit lambung boleh diberikan braxidin disertai dengan alprazolam? Saya memiliki pasien usia 65 tahun yang rutin...
Anonymous
Dibalas 30 Mei 2024, 10:54
Keluhan perut kembung dan mual pada anak usia 20 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Anak usia 20 bulan bb 11kg, keluhan perut kembung, mual,belum sampai mntah, tdk mencret, bab lancar.. os masih asi.. makan minum mau..Rewel jika malam.Mohon...
dr. Gilda Ayu
Dibalas 06 Januari 2024, 10:05
Pemberian obat untuk muntah dan kembung pada balita
Oleh: dr. Gilda Ayu
3 Balasan
Halo dok izin bertanya, jika ada pasien balita dengan keluhan mual muntah/ perut kembung, bagusnya dikasih apa ya dok? mau kasih dompe tp masih maju mundur....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.