Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Captopril general_alomedika 2018-10-05T09:36:38+07:00 2018-10-05T09:36:38+07:00
Captopril
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Captopril

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Aspek penting dari farmakologi captopril adalah mekanisme kerja antagonis efek dari sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA). Farmakodinamik dan farmakokinetik captopril akan dijelaskan secara lengkap di bawah.

Farmakodinamik

SRAA adalah suatu mekanisme homeostatik, untuk meregulasi keseimbangan hemodinamik, air, dan elektrolit. Kerja captopril, secara kompetitif dengan SRAA adalah dengan:

  • Menginhibisi enzim angiotensin converting, suatu hidrolase karboksi peptidildipeptida. Karenanya, mencegah konversi ACE I ke ACE II. Sehingga menurunkan kadar angiotensin II, suatu vasokonstriktor yang aktif. Akibatnya, sebagai umpan balik, akan meningkatkan aktivitas renin dalam plasma darah

  • Menurunkan sekresi aldosteron, sehingga terjadi peningkatan kalium dalam jumlah sedikit dalam serum darah dan penurunan natrium dan volume cairan intravaskular
  • Menginhibisi deaktivasi bradikinin, sehingga kadarnya meningkat, dan  memberikan efek vasodilatasi

Dengan demikian proses kerja obat captopril, secara keseluruhan akan menurunkan resistensi vaskular, yaitu arterial di perifer, secara sistemik. Captopril juga membuat peningkatan aliran darah ginjal, sedangkan GFR biasanya tidak berubah. Cardiac Output dapat meningkat, atau tidak berubah. Kesemuanya ini akan menurunkan tekanan darah sistolik, diastolik, dan rata-rata.

Captopril juga dapat bekerja untuk menginhibisi angiogenesis tumor, dengan cara menghambat kerja enzim metaloproteinase pada endotelial sel matrik dan migrasi sel endotelial. Disamping itu, captopril juga memiliki aktivitas anti-neoplastik, independen terhadap efek obat pada angiogenesis tumor. Efek kerja obat ini juga meningkatkan kadar enzim aminotransferase serum secara transien, pada rate yang rendah [4, 12, 19]

Farmakokinetik

Farmakokinetik captopril adalah onset kerja cepat dan masa kerja yang singkat.

Absorpsi

Captopril diabsorpsi cepat sekitar 60‒75% pada perut kosong. Makanan akan mengurangi bioavailabilitas obat sekitar 24% hingga 30%.

Dalam satu jam, dosis tunggal 100 mg captopril per oral, akan mencapai konsentrasi puncak dalam darah sekitar 800 ng/mL. Penurunan tekanan darah akan terjadi, biasanya maksimal sekitar 60‒90 menit setelah menelan dosis individu obat ini.

Lama kerja obat berhubungan dengan dosis yang diberikan. Penurunan tekanan darah dapat progresif. Untuk mencapai efek terapeutik yang maksimal, maka obat perlu dikonsumsi selama beberapa minggu. Karenanya, edukasikan kepada pasien untuk mengonsumsi obat dengan tidak terinterupsi, atau menghentikan terapi, tanpa rekomendasi dokter.

Distribusi

Captopril didistribusikan ke dalam air susu ibu dengan konsentrasi sekitar 1% dari konsentrasi obat dalam darah maternal. Uji coba pada hewan menunjukkan captopril secara cepat didistribusikan pada hampir semua jaringan tubuh, kecuali susunan saraf pusat. Captopril terikat pada plasma protein, terutama albumin, sekitar 25‒30%.

Metabolisme

Metabolisme captopril terjadi di hepar. Metabolit captopril berupa disulfida. Mayoritas metabolit adalah dimers dari captopril disulfida. Metabolit-metabolit tersebut menjalani proses interkonversi yang reversibel. Sekitar setengah dari dosis captopril yang diabsorpsi, secara cepat akan dimetabolisir, terutama menjadi disulfida captopril-sistein, dan dimer sulfida. Diperkirakan bahwa obat lebih dimetabolisir secara ekstensif pada pasien dengan fungsi ginjal yang rusak, daripada pasien dengan fungsi renal yang normal.

Waktu paruh biologis terjadi < 2 jam pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal. Waktu paruh captopril dan metabolitnya berhubungan dengan creatinine clearance. Waktu paruh meningkat sekitar 20‒40 jam pada pasien dengan creatinine clearance <20 mL/menit. Dapat lebih lama sekitar 6,5 hari pada pasien dengan anuria.

Eliminasi

Captopril dan metabolitnya diekskresikan ke urine. Lebih daripada 95% dosis obat yang diabsorpsi, akan diekskresikan ke urine dalam waktu 24 jam, pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal.

Sekitar 40‒50% dari obat yang diekskresikan ke urine berupa captopril yang tidak berubah. Sisanya sebagai dimers dari captopril disulfida dan disulfida captopril sistein.

Sekitar 20% dari dosis obat tunggal ditemukan pada feses dalam waktu 5 hari, yang berupa obat yang tidak diabsoprsi. Obat captopril dapat dieliminasi melalui hemodialisa pada orang dewasa. Namun, belum diketahui apakah obat ini dapat dieliminasi melalui proses tersebut pada neonatus, atau anak .

Resistensi

Dilaporkan telah terjadi resistensi pada dua pasien terhadap obat captopril, setelah diterapi selama 12 minggu dengan dosis yang ditingkatkan. [20] Perkembangan resistensi ini, dihubungkan dengan restorasi terhadap kadar renin dan aldosteron plasma yang awalnya meningkat. Kendurnya kontrol terhadap hipertensi, setelah beberapa lama, dapat dihubungkan dengan munculnya kembali mekanisme yang mengakibatkan stimulasi renin yang eksesif.

Resistensi sekunder terjadi pada terapi pasien dengan captopril dalam jangka waktu panjang. [21] Hal ini terjadi karena tidak adanya volume ekspansi, atau kontrol terhadap tekanan darah yang secara gradual menurun, yang tidak berhubungan dengan kenaikan berat badan, atau volume darah.

Referensi

4. U.S. National Library of Medicine. PubChem: Captopril. 12 December 2017]; Available from: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/captopril#section=Top
12. FDA. Capoten®. 2012 12 December 2017]; Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2012/018343s084lbl.pdf
19. Drugs.com. Captopril. December 2017; Available from: https://www.drugs.com/pro/captopril-tablets.html.
20. Fallo, F., I. Maragno, and F. Mantero, Resistance to captopril in hypertension of coarctation of the aorta [Abstract]. International Journal of Cardiology, 1985. 9(1): p. 111-113.
21. Tarazi, R.C., E.L. Bravo, and F.M. Fouad, Late Resistance to Captopril [Abstract and Introduction], in Frontiers in Hypertension Research, J.H. Laragh, F.R. Bühler, and D.W. Seldin, Editors. 1981, Springer New York: New York, NY. p. 522-526.

Pendahuluan Captopril
Formulasi Captopril

Artikel Terkait

  • Pilihan Pengobatan untuk Hipertensi Esensial
    Pilihan Pengobatan untuk Hipertensi Esensial
  • Penggunaan Antihipertensi pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Penggunaan Antihipertensi pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Metode Pemeriksaan Tekanan Darah di Layanan Primer
    Metode Pemeriksaan Tekanan Darah di Layanan Primer
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Budi Aswin
7 hari yang lalu
Bagaimana pemberian obat jantung untuk pasien riwayat CHF dengan keluhan hipotensi dan sesak napas?
Oleh: dr. Budi Aswin
2 Balasan
Alo dokter , izin bertanya dokter , pasien dengan datang dengan keluhan pusing oyong dengan riwayat CHF dan rutin konsumsi obat jantung amlodipine ,...
Anonymous
8 hari yang lalu
Kapan hipertensi dikatakan terkontrol pada pasien yang mengonsumsi obat? - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Tasrfi, Sp. PD saya ingin bertanya. Bagaimana ya Dok, seorang pasien hipertensi yang rutin mengonsumsi obat dapat dinyatakan hipertensi terkontrol?...
Anonymous
8 hari yang lalu
Apakah komplikasi dari hipertensi bisa menyebabkan retinal detachment? - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Tasrif Mansur, Sp.PD, Apakah komplikasi hipertensi bisa menyebabkan retinal detachment? Terimakasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.