Pengawasan Klinis Nevirapine
Pengawasan klinis pada penggunaan nevirapine meliputi fungsi hati, resistensi HIV, respon terhadap terapi, dan berbagai pemeriksaan laboratorium lain. Pengawasan terhadap kepatuhan berobat, timbulnya efek samping, dan gejala rekonstitusi imun juga perlu dilakukan.
Fungsi Hati
Fungsi hati perlu diperiksa terutama pada 18 minggu pertama pasca inisiasi. Fungsi hati diperiksa saat sebelum inisiasi, saat dosis ditingkatkan (minggu ke-2 pemberian), 2 minggu pasca dosis ditingkatkan (minggu ke-4), dan setiap bulan sampai minggu ke-18.
Resistensi HIV
Pasien yang akan diberikan terapi antiretroviral sebaiknya dilakukan tes resistensi. Akan tetapi, karena ketersediaan tes ini terbatas, resistensi dapat diawasi secara klinis. Resistensi perlu dicurigai jika respon terapi tidak adekuat.
Respon Terapi
Respon terhadap terapi dapat dinilai dari dua cara, yaitu pemeriksaan jumlah virus (viral load) dan pemeriksaan jumlah sel CD4. Pemeriksaan jumlah virus dan kadar CD4 diambil saat sebelum memulai terapi dan 3–6 bulan pasca terapi, serta diulang setiap 6–12 bulan tergantung dari kondisi klinis pasien.
Pemeriksaan Laboratorium Lain
Pemeriksaan hepatitis B dilakukan sebelum pemberian obat. Jika didapatkan hasil antigen atau antibodi negatif, pemeriksaan dapat diulang setiap 12 bulan.
Pemeriksaan hepatitis C dilakukan sebelum pemberian obat. Jika didapatkan hasil negatif, pemeriksaan dapat diulang setiap 12 bulan pada kelompok dengan risiko tinggi.
Pemeriksaan darah lengkap, hitung jenis, kadar natrium, kalium, bikarbonat, klorida, dan kreatinin dilakukan sebelum memulai terapi dan dapat diulang setiap 3 – 6 bulan.
Profil lipid diperiksa sebelum pemberian nevirapine dan diulang setiap 6 bulan pada pasien dengan hasil awal yang abnormal, atau setiap 12 bulan pada pasien dengan hasil awal yang normal. [7]