Efek Samping dan Interaksi Obat Streptomycin
Efek samping streptomycin mencakup efek neurotoksik, ototoksik, nefrotoksik, dan juga reaksi alergi. Interaksi dengan berbagai obat dapat meningkatkan risiko efek samping atau menghambat ekskresi obat.
Efek Samping
Efek samping nefrotoksik streptomycin disebabkan oleh akumulasi obat di sel tubulus proksimal ginjal yang menyebabkan kerusakan seluler. Nefrotoksisitas biasanya ringan dan reversibel. Streptomycin adalah aminoglikosida yang paling tidak toksik terhadap ginjal karena grup amino kationik yang rendah pada strukturnya.[14]
Ototoksisitas terjadi karena akumulasi obat di cairan endolimfe dan perilimfe pada telinga dalam. Akumulasi menyebabkan kerusakan irreversibel pada sel rambut koklea atau puncak krista ampularis pada kompleks vestibuler. Efek tuli frekuensi tinggi mendahului efek tuli frekuensi rendah. Toksisitas lebih lanjut menyebabkan degenerasi retrograde pada nervus vestibularis. Toksisitas vestibular memunculkan gejala vertigo, mual muntah, pusing dan hilang keseimbangan.[4]
Streptomycin bias memicu reaksi neurotoksik berupa disfungsi nervus optikus, neuritis perifer, arachnoiditis, ensefalopati, dan parestesia wajah. Streptomycin juga bisa menimbulkan reaksi alergi yang bermanifestasi sebagai ruam, edema, dermatitis eksfoliatif, hingga anafilaksis.
Efek samping yang berisiko fatal mencakup paralisis respiratorik akibat hambatan neuromuskuler, diare terkait Clostridium difficile, anafilaksis, dan nefrotoksisitas berat.[1,2,4,13]
Interaksi Obat
Penggunaan streptomycin dengan obat lain dapat meningkatkan risiko efek samping atau menurunkan ekskresi obat.
- Peningkatan efek samping neurotoksik dan nefrotoksik: neomycin, kanamycin, gentamicin, cephaloridine, polymyxin B, tobramycin, dan siklosporin.
- Peningkatan efek samping depresi pernapasan: ethacrynic acid, mannitol, dan furosemide
- Peningkatan efek samping nefrotoksik: cephalosporin
Mengurangi ekskresi: obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dan asam mefenamat[3,7]