Indikasi dan Dosis Kina
Indikasi kina sebagai antimalaria dengan dosis dewasa per oral 500 mg, 3 kali sehari, selama 3-10 hari.
Kina diberikan sebagai pengobatan malaria falciparum di daerah P. falciparum yang resisten terhadap klorokuin atau mefloquine. Kina diberikan secara oral kepada pasien dengan infeksi yang ringan. Pada malaria berat, dengan komplikasi, dan malaria serebral, kina diberikan secara parenteral. Penggunaan kina biasanya dikombinasikan dengan obat antimalaria lainnya, seperti pirimetamin/sulfadoksin atau tetrasiklin.[18,21]
Oral
Tablet kina diberikan dengan dosis dewasa 500 mg, setara dengan 600 mg kina sulfat dihidrat, 3 kali sehari, selama 3-10 hari. Dosis anak 8,2 mg/kgBB, setara dengan 10 mg kina sulfat dihidrat/kg BB, 3 kali sehari, selama 3-10 hari.
Pemberian kina secara oral diberikan untuk pengobatan:
- Malaria falciparum dengan multi-drug-resistance yang tidak berkomplikasi
- Penderita malaria berat yang berkomplikasi, setelah terapi parenteral dihentikan
Bila pasien muntah dalam satu jam setelah pemberian oral obat ini, maka dosis yang sama mesti diberikan ulang secepatnya. Lama pengobatan tergantung pada kerentanan terhadap plasmodium falciparum di tiap daerah endemik.[3,21]
Intravena
Pemberian kina secara parenteral diberikan dengan dosis inisial 16,4 mg/kgBB diberikan per infus selama 4 jam, baik pada dewasa maupun anak-anak. Apabila penderita sebelumnya telah mendapat tablet kina, kuinidin, atau meflokuin, kurangi dosis inisial menjadi setengahnya. Laju infus tidak boleh melebihi 5 mg garam kina/kgBB per jam.
Dosis rumatan malaria adalah 8,2 mg/kgBB, diberikan 2 kali sehari pada anak, 3 kali sehari pada dewasa. Kurangi dosis tersebut menjadi sepertiganya pada pasien yang menderita gangguan fungsi ginjal. Pemberian parenteral ini diberikan sampai pasien mampu mengonsumsi obat secara oral. Segera hentikan obat dan ganti dengan kina tablet.
Bila infus tidak tersedia, kina dapat diberikan secara intramuskular. Bagi dosis menjadi 2 dan berikan masing-masing pada paha kanan dan kiri pada bagian anterior. Walau demikian, terdapat laporan nekrosis otot dan abses steril akibat pemberian intramuskular kina sehingga sebaiknya dihindari.
Kina tidak boleh diberikan secara bolus karena dapat menyebabkan hipotensi.[3,22]