Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Kontraindikasi dan Peringatan Codeine general_alomedika 2022-05-27T13:12:09+07:00 2022-05-27T13:12:09+07:00
Codeine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Codeine

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Kontraindikasi codeine atau kodein adalah depresi pernapasan, anak usia <12 tahun, anak usia <18 tahun yang baru saja menjalani tonsilektomi atau adenoidektomi, dan asma bronkial. Label peringatan obat ini menegaskan risiko terhadap pasien lansia, pasien berat badan kurang, pasien difabel, pasien hipotensi berat, atau pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan kesadaran.[32-36]

Kontraindikasi

Penggunaan codeine pada anak-anak berusia <12 tahun dikontraindikasikan karena ada bukti surveilans tentang risiko depresi napas dan kematian. Risiko ini diperkirakan berhubungan dengan peningkatan proporsi ultrarapid metabolizer pada kelompok usia tersebut. Selain itu, anak-anak berusia 12–18 tahun pascaoperasi tonsil dan adenoid juga memiliki risiko lebih tinggi terhadap depresi napas terkait codeine.[7,32,33]

Kelompok pasien yang juga berisiko lebih tinggi terhadap efek samping codeine adalah pasien lansia yang tampaknya lebih sensitif terhadap efek analgesik senyawa opiat. Pasien geriatri pria juga lebih mungkin mengalami pembesaran prostat atau obstruksi saluran kemih dan gangguan fungsi ginjal yang membuat mereka rentan terhadap retensi urine imbas opiat.[32-36]

Codeine juga dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap codeine, depresi pernapasan berat, asma bronkial akut atau parah, pengguna obat alvimopan, pengguna obat golongan monoamine oxidase inhibitor (MAOI), dan obstruksi gastrointestinal termasuk ileus paralitik.[35]

Peringatan

Pemakaian codeine berisiko menyebabkan penyalahgunaan maupun adiksi opiat. Dosis yang diberikan harus merupakan dosis terendah yang efektif dan berdurasi tersingkat. Dokter harus memantau tanda-tanda penyalahgunaan atau adiksi pada pasien.[35]

Pemakaian codeine secara bersamaan dengan benzodiazepine atau depresan sistem saraf pusat lain (termasuk alkohol) berisiko menimbulkan sedasi berat, depresi napas, koma, dan bahkan kematian.[35]

Pemakaian codeine juga perlu diwaspadai pada pasien dengan masalah peningkatan tekanan intrakranial, penurunan kesadaran, dan hipotensi. Pasien pascaoperasi bedah saraf merupakan kelompok yang rentan mengalami peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan kesadaran terkait codeine, khususnya pada dosis tinggi.[34]

Pemberian morfin secara akut maupun kronis pada hewan coba meningkatkan risiko penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Hal ini diduga terjadi karena efek morfin terhadap pelepasan histamin dan efek vasodilatasi yang secara langsung menurunkan tekanan darah. Namun, studi pada manusia menunjukkan bahwa konsumsi codeine dosis 60–120 mg tunggal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan tekanan darah.[1,35,36]

Penanganan Overdosis Opioid dengan Naloxone

Sebelum memberikan dosis baru, dokter mengevaluasi apakah pasien membutuhkan naloxone. Naloxone dipertimbangkan jika pasien juga menggunakan depresan sistem saraf pusat lain atau memiliki riwayat penyalahgunaan opioid atau riwayat overdosis opioid. Akses terhadap naloxone harus disediakan.[35]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Kim I, Barnes AJ, Oyler JM, et al. Plasma and oral fluid pharmacokinetics and pharmacodynamics after oral codeine administration. Clin Chem. 2002;48(9):1486–96.
7. Weaver JM. New FDA Black Box Warning for Codeine: How Will This Affect Dentists?. Anesth Prog. 2013;60(2):35–6. http://www.anesthesiaprogress.org/doi/abs/10.2344/0003-3006-60.2.35
32. Tobias JD, Green TP, Cote CJ. Codeine: Time to Say “No.” Pediatrics. 2016;138(4):e20162396–e20162396. http://pediatrics.aappublications.org/cgi/doi/10.1542/peds.2016-2396
33. Research C for DE and. Drug Safety and Availability - FDA Drug Safety Communication: New information regarding QT prolongation with ondansetron (Zofran). 2018.
34. Dunn LK, Naik BI, Nemergut EC, Durieux ME. Post-Craniotomy Pain Management: Beyond Opioids. Curr Neurol Neurosci Rep. 2016;16(10). http://dx.doi.org/10.1007/s11910-016-0693-y
35. Medscape. Codeine. 2022. https://reference.medscape.com/drug/codeine-343310#0

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Codeine

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Bahaya Pemberian Pregabalin untuk Skiatika
    Bahaya Pemberian Pregabalin untuk Skiatika
  • Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
    Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
  • Manajemen Nyeri kanker Dengan Prinsip Pain Relief Ladder WHO
    Manajemen Nyeri kanker Dengan Prinsip Pain Relief Ladder WHO
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela Widjaja
31 Maret 2022
Antibiotik Tablet Hisap pada Nyeri Tenggorok - THT Ask the Expert
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO dr Suyanti, Sp THT-KL, ijin bertanya Dok, apakah obat antibiotik tablet hisap masih efektif dan boleh untuk terapi tonsilofaringitis bakterial, Dok?...
drg. Annisa Widiandini
08 Desember 2021
Live Webinar Alomedika-Penanganan Nyeri di Praktik Sehari-hari. Minggu 12 Desember 2021 (10.00 - 12.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Penanganan Nyeri di Praktik Sehari-hari".Narasumber: Dr. dr. Tiara Anindhita, Sp.S(K) dr. Donna...
dr.Roshni Manwani
18 November 2021
Pasien wanita usia 36 tahun dengan nyeri pasca keselo (6bulan lalu) - Saraf Ask The Expert
Oleh: dr.Roshni Manwani
1 Balasan
Alo dok. Immaculata, Sp.S, Ijin bertanya dok, pasien usia 36 tahun, perempun, datang dengan nyeri pasca keselo (6bulan lalu) yang hilang timbul sudah lama,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.