Kontraindikasi Induksi Persalinan
Induksi persalinan dikontraindikasikan jika ada kontraindikasi persalinan atau persalinan per vaginam. Selain itu, terdapat kontraindikasi khusus per metode induksi, misalnya induksi dengan misoprostol dikontraindikasikan pada vaginal birth after caesarean section (VBAC).
Kontraindikasi secara umum induksi persalinan adalah:
Plasenta previa partial dan total
- Presentasi janin yang abnormal (misalnya sungsang )
- Riwayat insisi uteri klasik atau T inverted atau operasi uterus yang signifikan seperti miomektomi full thickness
- Herpes genital
-
Cephalopelvic disproportion atau adanya risiko distosia
Kanker serviks invasif
- Riwayat ruptur uteri sebelumnya
- Hasil pemeriksaan denyut jantung janin atau cardiotocography yang abnormal[5]
Kontraindikasi per Metode Induksi Persalinan
Kontraindikasi secara khusus tergantung dengan jenis induksi persalinan yang digunakan.
Sweeping Membrane
Metode induksi sweeping membrane dikontraindikasikan pada persalinan preterm.[6-7]
Induksi menggunakan kateter Foley dikontraindikasikan jika selaput ketuban telah pecah, terdapat perdarahan, plasenta letak rendah, atau ada infeksi saluran kemih.[6-7]
Amniotomi
Amniotomi tidak boleh dilakukan pada kondisi plasenta previa atau vasa previa.[6-7]
Prostaglandin E2 dan Misoprostol
Kontraindikasi jika terdapat riwayat hipersensitivas terhadap obat, selaput ketuban telah pecah, multiparitas > 5, malpresentasi/presentasi tinggi, serta adanya perdarahan. Prostaglandin E2 dan misoprostol juga tidak boleh diberikan pada vaginal birth after caesarean section (VBAC) karena meningkatkan risiko terjadinya ruptur uteri.[6-7]
Oksitosin
Induksi menggunakan oksitosin sebaiknya tidak dilakukan pada persalinan preterm, malpresentasi, plasenta previa, prolaps uteri, vasa previa.[6-7]