Indikasi Sistoskopi
Indikasi sistoskopi atau cystoscopy dapat berupa indikasi diagnostik seperti evaluasi lower urinary tract symptoms atau LUTS, evaluasi hematuria, evaluasi divertikula, atau evaluasi fistula saluran kemih. Sementara itu, indikasi terapeutik dapat berupa terapi striktur uretra, batu kandung kemih, dan tumor kandung kemih.[1-3,5]
Secara lebih lengkap, berikut adalah indikasi diagnostik sistoskopi:
- Evaluasi pasien dengan gejala saluran kemih bawah (LUTS) baik berupa gejala obstruktif, gejala iritatif, inkontinensia urine, sindrom nyeri panggul kronis, atau infeksi saluran kemih berulang
- Evaluasi hematuria makroskopik maupun mikroskopik
- Evaluasi keganasan pada saluran kemih misalnya kanker kandung kemih
- Evaluasi fistula dan divertikula pada uretra dan kandung kemih
Retrograde pyelography untuk evaluasi saluran kemih atas
- Evaluasi intraoperatif terhadap uretra, kandung kemih, dan ureter setelah prosedur terkait inkontinensia atau prolaps
- Pengambilan sampel untuk pemeriksaan histologi atau sitologi[1-3,5]
Sementara itu, berikut adalah indikasi terapeutik sistoskopi:
- Tata laksana striktur uretra
- Prosedur leher kandung kemih
- Prosedur dalam kandung kemih (intravesika) seperti tata laksana batu kandung kemih, tata laksana tumor kandung kemih, injeksi toksin botulinum, dan pengambilan benda asing
- Tata laksana refluks pada pasien pediatrik[1,2]
Sistoskopi rigid umumnya dilakukan dengan sistoskop yang kaku dan anestesi general di ruang operasi. Teknik ini umumnya dilakukan untuk indikasi terapeutik. Sementara itu, sistoskopi fleksibel dilakukan dengan sistoskop yang fleksibel dan tanpa anestesi dalam setting rawat jalan. Teknik ini biasanya dilakukan untuk indikasi diagnostik.[3-5]