Indikasi Kateterisasi Uretra (Wanita)
Indikasi kateterisasi uretra pada pasien wanita bertujuan sebagai prosedur diagnostik dan prosedur terapi.[1,2,6]
Indikasi Diagnostik
Kateterisasi uretra pada wanita dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis pada kondisi sebagai berikut:
- Pengumpulan spesimen urin yang tidak terkontaminasi sebagai bahan pemeriksaan mikroskopis. Umumnya dilakukan pada pasien dengan gejala infeksi saluran kemih (ISK) untuk mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi. Pengumpulan spesimen urin dengan menggunakan prosedur kateterisasi ini untuk mencegah kontaminasi spesimen urin dengan bakteri lain yang terdapat di dinding dan meatus uretra
- Memantau volume urine output, misalnya pada ibu dengan perdarahan postpartum, atau pasien dengan penyakit kronis yang umum mengalami komplikasi gagal ginjal akut. Volume pengeluaran urin adalah parameter yang lebih cepat dideteksi apabila terjadi penurunan fungsi ginjal[1,7,10]
Indikasi Terapi
Sedangkan untuk keperluan terapi, kateterisasi uretra pada pasien wanita dilakukan untuk tujuan sebagai berikut:
- Mengeluarkan urin pada pasien retensi urin akut akibat obstruksi uretra, seperti ureterolithiasis, tumor kandung kemih, atau gumpalan darah
- Mengeluarkan urin pada pasien retensi urin kronik untuk mencegah hidronefrosis
- Mengeluarkan urin pada pasien dengan gangguan pada otot atau saraf kandung kemih, misalnya akibat cedera tulang belakang, sklerosis multipel, atau pasca operasi histerektomi radikal
- Membantu pasien dengan inkontinensia urin atau kesulitan menahan buang air kemih
- Mencegah distensi kandung kemih pada ibu melahirkan sebagai upaya melancarkan proses persalinan normal pervaginam, karena kandung kemih yang penuh bisa mengganggu rotasi bayi
- Mencegah risiko cedera pada pasien operasi, termasuk ibu melahirkan dengan cara operasi caesar[1,6,11]
Indikasi Durasi Pemakaian
Durasi pemakaian kateter bergantung pada kondisi pasien, yaitu jangka waktu singkat untuk drainase segera, waktu pendek, dan waktu panjang.[2,13]
Indikasi kateterisasi uretra pada pasien wanita dalam waktu singkat atau sementara adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat distensi kandung kemih, misalnya pada kondisi retensi urin. Selain itu, juga untuk pengambilan urin residu setelah pengosongan kandung kemih. Pemasangan kateter uretra singkat ini disebut intermittent urinary catheters.[2,13]
Penggunaan selang kateter untuk waktu yang lama disebut indwelling urinary catheters. Indikasi kateterisasi ini misalnya pada pasien pasca operasi organ perkemihan dan organ sekitarnya, seperti operasi vesika urinaria dan histerektomi. Umumnya dipasang kateter sebagai upaya preventif obstruksi uretra akibat pendarahan, pemantauan urine output, dan irigasi vesika urinaria.[2,13]
Sedangkan indikasi kateterisasi uretra wanita untuk jangka waktu lebih panjang adalah pada penderita gangguan saluran kemih kronis, maupun pasien penyakit terminal. Dimana selang kateter harus diganti secara rutin untuk mencegah komplikasi infeksi saluran kemih. Selang berbahan latex atau karet hanya dapat digunakan kurang dari 3 minggu, sedangkan selang bahan silikon 100% bisa sampai 12 minggu.[2,13]