Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Kateterisasi Suprapubik general_alomedika 2023-02-01T09:10:50+07:00 2023-02-01T09:10:50+07:00
Kateterisasi Suprapubik
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Kateterisasi Suprapubik

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Teknik kateterisasi suprapubik sebaiknya dipandu oleh ultrasonografi guna melokalisasi vesika urinaria dan mencegah cedera pada usus di sekitarnya. Prosedur dimulai dengan mempersiapkan pasien dan meminta informed consent, lalu memposisikan pasien secara litotomi dan memasang kateter secara perkutan.

Persiapan Pasien

Persiapan pasien yang harus dilakukan sebelum kateterisasi suprapubik mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan ultrasonografi, dan permintaan informed consent pada pasien atau keluarga.

Anamnesis

Dokter perlu menanyakan riwayat penyakit pasien yang mungkin menimbulkan retensi urine, misalnya riwayat striktur uretra, ruptur uretra, benign prostatic hyperplasia (BPH), kanker prostat, maupun tumor buli. Riwayat trauma dan riwayat operasi di area pelvis dan abdomen juga perlu ditanyakan, karena hal ini dapat meningkatkan risiko adhesi.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik abdomen bagian bawah untuk persiapan kateterisasi suprapubik meliputi inspeksi ada tidaknya bekas luka dan palpasi vesika urinaria untuk memastikan ada tidaknya distensi. Tidak adanya bukti distensi buli merupakan kontraindikasi pemasangan kateter suprapubik. Adanya bekas luka menunjukkan riwayat operasi sehingga pasien mungkin memiliki adhesi yang dapat mempersulit prosedur.

Pemeriksaan Ultrasonografi

Pemeriksaan USG dilakukan untuk mengonfirmasi adanya distensi vesika urinaria yang mungkin tidak bisa dipalpasi. USG juga dapat dilakukan untuk mengetahui letak vesika urinaria pasien dan memandu proses pemasangan kateter (ultrasonography-guided catheterization) guna menghindari cedera usus di sekitar buli.

Permintaan Informed Consent

Permintaan informed consent dilakukan melalui metode Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pada pasien dan keluarga yang meliputi pemberitahuan indikasi dan risiko kateterisasi suprapubik. Risiko kateterisasi suprapubik meliputi perdarahan, hematuria, infeksi saluran kemih, infeksi insisi, nyeri, serta trauma organ intraabdomen.

Pasien juga harus diberitahu mengenai kemungkinan pemasangan kateter untuk jangka panjang. Setelah semua hal tersebut dilakukan, dokter dapat meminta konfirmasi kesediaan pasien melalui tanda tangan pada lembar informed consent.[2-4,8]

Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan kateter suprapubik adalah:

  • Sarung tangan steril
  • Cairan antiseptik
  • Kasa steril 4x4
  • Duk steril
  • Lidocaine 1% atau 2% dengan epinefrin

  • Akuades
  • Spuit 10 mL
  • Spuit 60 mL
  • Jarum 18 G dan 25 G
  • Pisau bisturi nomor 11
  • Benang dan jarum jahit ukuran 3–0
  • Set kateter suprapubik yang meliputi jarum obturator atau trokar, kateter malekot, connecting tube dan katup one-way

  • Kantung urine
  • Plester[2,3]

Alat-alat yang dibutuhkan untuk mengganti kateter suprapubik antara lain:

  • Spuit 10 mL
  • Underpad
  • Sarung tangan steril
  • Apron plastik
  • Gel lubrikasi
  • Kantung hazard

  • Set kateter suprapubik baru
  • Kantung urine atau botol drainase
  • Plester
  • Kasa steril 4x4
  • Akuades atau cairan saline 0,9%
  • Klorheksidin 0,1%[8,9]

Posisi Pasien

Pasien diposisikan supinasi dengan kaki fleksi pada lutut dan diatur secara litotomi.[2,3]

Prosedural

Prosedural kateterisasi suprapubik memiliki sedikit perbedaan pada saat pemasangan dan pada saat penggantian kateter.

Pemasangan Kateter Suprapubik

Persiapkan kateter suprapubik, pasang trokar ke dalam kateter sampai terprotusi di bagian ujung dari dalam kemasan plastik, dan tentukan titik insersi, yaitu garis midline sekitar 3 jari di atas simfisis pubis. Setelah itu, langkah-langkahnya adalah:

  1. Disinfeksi titik insersi
  2. Berikan injeksi anestesi lokal berupa lidocaine 1–2% dengan epinefrin. Injeksi diberikan sebanyak 10–20 mL dan juga bermanfaat untuk mengonfirmasi posisi insersi kateter suprapubik yang ditandai dengan adanya urine saat aspirasi
  3. Buat insisi horizontal dengan ukuran sekitar 1 cm
  4. Posisikan transducer ultrasonografi secara transversal superior dari titik insersi kateter (pada ultrasonography-guided catheterization)
  5. Masukkan kateter suprapubik dan arahkan kateter ke kaudal dengan sudut 60 derajat pada titik insersi. Masukkan kateter ke dalam vesika urinaria, kurang lebih 4–5 cm dari permukaan kulit
  6. Aspirasi dengan spuit, dorong kateter dan trokar lebih dalam ke buli sekitar 4 cm, dan lepaskan trokar
  7. Pastikan letak pemasangan benar dengan cara menginjeksi saline dan mengobservasi adanya gelembung udara dalam vesika pada ultrasonografi. Setelah itu, coba aspirasi urine
  8. Kembungkan balon kateter dan keluarkan hingga ke tepi dinding buli
  9. Fiksasi kateter dengan plester atau jahit dengan benang 3–0
  10. Hubungkan kateter dengan kantung urine[2-4]

Setelah pemasangan kateter suprapubik, akan terbentuk jalur insersi kateter. Jalur ini akan memudahkan penggantian kateter suprapubik selanjutnya. Jalur insersi ini akan matur dalam waktu 4–6 minggu. Jangan lepaskan kateter sebelum jalur tersebut matur. Imaturasi jalur insersi akan menyebabkan kebocoran dan migrasi kateter ke luar buli atau ke dalam abdomen.[2,4,7]

Penggantian Kateter Suprapubik

Penggantian kateter pertama dilakukan setelah 4–6 minggu. Setelah itu, penggantian dapat dilakukan setiap bulan untuk mencegah infeksi. Teknik Seldinger dapat dilakukan untuk mengganti kateter dengan panduan kateter lama. Langkah-langkah penggantian kateter adalah sebagai berikut:

  1. Letakkan underpad di bawah kateter
  2. Buka fiksasi kateter lama
  3. Periksa titik insersi untuk tanda-tanda infeksi dan lakukan pemeriksaan kultur bila terdapat tanda-tanda infeksi atau inflamasi
  4. Siapkan kasa 4x4 steril yang direndam dalam larutan klorheksidin glukonat dan air hangat
  5. Berikan lubrikasi pada kateter baru
  6. Kempiskan balon kateter lama
  7. Pegang kateter lama pada ujung dekat kulit dan tarik keluar perlahan
  8. Sejajarkan kateter baru dan kateter lama, lalu segera masukkan kateter baru setelah kateter lama keluar pada titik insersi yang sama
  9. Kembungkan balon kateter baru
  10. Bersihkan daerah sekitar titik insersi dan fiksasi kateter baru dengan plester atau jahitan benang 3–0[7-9]

Follow Up

Diuresis pascaobstruksi mungkin terjadi setelah tindakan, sehingga pasien biasanya disarankan untuk dimonitor selama 2–3 jam. Bila komplikasi ini terjadi, pasien perlu dirawat inap, diberikan cairan intravena, dan diperiksa elektrolitnya. Pasien dengan kateterisasi suprapubik (bila tidak dilakukan oleh urolog) sebaiknya dirujuk ke urolog untuk investigasi lebih lanjut mengenai etiologi retensi urine yang dialami dan penanganan lebih lanjut.[1,2]

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Corder CJ, LaGrange CA. Suprapubic Bladder Catheterization. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482179/
2. Shlamovitz GZ. Suprapubic Catheterization. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/145909-overview
3. Family Practice Notebook. Suprapubic Catheter. FP Notebook. 2018. http://www.fpnotebook.com/uro/Procedure/SprpbcCthtr.htm
4. Harrison SC, Lawrence WT, Morley R, et al. British Association of Urological Surgeons’ suprapubic catheter practice guidelines. BJU Int. 2011;107(1):77-85.
7. Robinson J. Insertion, care and management of suprapubic catheters. Nurs Stand. 2008;23:49–58. doi:10.7748/ns2008.10.23.8.49.c6717
8. Bullman S. Ins and outs of suprapubic catheters – A clinician’s experience. Urol Nurs. 2011;31:259–63.
9. Queensland Spinal Cord Injuries Service. Caring for and Changing your Supra-Pubic Catheter (SPC). Queensl Gov. 2004. Diakses dari: https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0024/422619/spc-care.pdf

Kontraindikasi Kateterisasi Supr...
Komplikasi Kateterisasi Suprapubik

Artikel Terkait

  • Solusi Masalah Kateterisasi Uretra secara Blind
    Solusi Masalah Kateterisasi Uretra secara Blind
  • Red Flag Retensi Urine
    Red Flag Retensi Urine
  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 17 Desember 2024, 09:32
Retensi urin ec susp intoksikasi asam jengkolat?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, sy mau diskusi kasus unik yg sy temui di igd dok.Px laki2 usia 54 th dgn keluhan bak keluar sedikit2 sejak 12 jam terakhir. Sy dx dengan Retensi...
Anonymous
Dibalas 14 April 2022, 14:22
Tanda bahaya retensi urine - Urologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dian, Sp.UIzin bertanya, Dok. Untuk pasien retensi urine, apakah tanda-tanda bahaya yang menandakan pasien harus segera dirujuk ke dokter spesialis...
Anonymous
Dibalas 31 Maret 2022, 02:25
Penyebab retensi urin jika prostat tidak teraba pada rectal toucher
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izi bertanya pada pasien dengan retensio urin apakah dapat di sebabkan oleh BPH sementara pada rectal toucher tidak terdapat benjolan prostat .?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.