Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Biopsi Hepar general_alomedika 2020-06-16T16:51:07+07:00 2020-06-16T16:51:07+07:00
Biopsi Hepar
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Biopsi Hepar

Oleh :
dr. Bianda Dwida
Share To Social Media:

da beberapa teknik yang dapat digunakan dalam melakukan biopsi hepar, yaitu melalui rute perkutan, transvena, bedah/laparoskopi dan plugged biopsy. Pemilihan teknik didasarkan pada komorbiditas pasien, sikap pasien dan preferensi operator.

Persiapan Pasien

Sebelum melakukan tindakan biopsi hepar, persiapan pasien dilakukan dengan:

  1. Melakukan anamnesis terkait riwayat medis pasien

    • Obat-obatan yang dikonsumsi dalam 10 hari terakhir termasuk antiplatelet penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa (abciximab, eptifibatide, tirofiban), NSAID, dan antikoagulan
    • Obat-obatan lain yang dikonsumsi seperti antihipertensi, obat-obatan imunosupresif, insulin atau agen antidiabetes lainnya
    • Riwayat penyakit yang berpotensi meningkatkan resiko komplikasi dari biopsi seperti ensefalopati, ascites, koagulopati, atau penyakit jantung kongestif

  2. Melakukan pemeriksaan fisik termasuk tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan melakukan pemeriksaan fisik terkait hepar dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
  3. Mengambil persetujuan secara tertulis (informed consent) sebelum melakukan tindakan biopsi yang mencakup risiko, manfaat, dan alternatif
  4. Menjelaskan kondisi pasien saat ini, prosedur tindakan biopsi yang akan dilakukan, dan komplikasi yang mungkin terjadi serta antisipasi dari pihak operator[1–4,7]

Beberapa pengobatan rutin pasien mungkin perlu dimodifikasi sebelum tindakan biopsi, namun tetap menimbang baik buruknya dan ditinjau per kasus (case-by-case). Antiplatelet sebaiknya dihentikan 10 hari sebelumnya, warfarin 5 hari, dan heparin 12-24 jam sebelumnya. Obat antiplatelet dapat dilanjutkan pemberiannya 48-72 jam pasca prosedur. Sedangkan warfarin dapat diberikan keesokan harinya setelah prosedur dilakukan.[2]

Peralatan

Peralatan yang digunakan utamanya:

  • Suction needle (Jamshidi, Klatskin, Menghini)

  • Cutting needle (Tru-cut, Vim-Silverman)

  • Spring-loaded cutting needle[2,4,7]

Adapun peralatan lain yang harus disiapkan preprosedural:

  • Sarung tangan steril
  • Jarum inti biopsi, 16 G, 11,5 cm
  • Lidocaine 1-2%
  • Pena penanda (marker)
  • Larutan povidone-iodine
  • Botol berisi formalin (kontainer untuk specimen)
  • Jarum suntik, 21 G, 3,75 cm
  • Jarum suntik, 25 G, 2,5 cm
  • Kain duk bolong steril
  • Larutan salin (0,9%), ampul 10 mL
  • Pisau bedah
  • Kassa steril, ukuran 7,5 x 7,5 cm[7]

Posisi Pasien

Pasien diposisikan supine atau terlentang dengan nyaman. Lengan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala dengan nyaman. Boleh diberikan medikasi sedatif secara selektif untuk mengurangi ansietas dan mengurangi nyeri pascaoperasi. Penggunaan sedatif ringan cukup aman dan tidak meningkatkan resiko operasi.[2,7]

Prosedural

  • Perkusi area pada trunkus dekstra hingga terdengar dullness maksimal pada inspirasi dan ekspirasi, biasanya pada garis midaksilaris pada spasium interkostalis ke-2 atau 3 di atas batas costae. Tandai lokasi ini dengan pena penanda (marker)
  • Bisa juga menggunakan metode pencitraan seperti USG atau CT-Scan
  • Lakukan prosedur steril. Persiapkan area operasi dengan larutan povidone iodin dan lampirkan duk bolong steril
  • Bius lokal dengan lidokain 1% pada superfisial dan profundal
  • Setelah obat bius bekerja, buat luka sedikit pada titik penanda dengan pisau bedah untuk memudahkan masuknya jarum biopsi
  • Masukkan jarum biopsi pada titik yang sudah ditandai dengan memerhatikan pernafasan pasien, yaitu pada titik siklus respirasi yang sama dengan ketika memasukkan jarum bius yang sebelumnya untuk memastikan jarum biopsi mengenai area yang telah dianestesi
  • Saat jarum biopsi mulai masuk, akan ada beberapa kali suara ‘pop’ seperti menembus sesuatu. Keluarkan cairan salin yang ada pada jarum hingga ujung jarum menemui tahanan. Tahanan ini adalah organ hepar yang dituju
  • Selanjutnya, tarik jarum perlahan dan keluarkan cairan salin lagi untuk menghilangkan debris. Mulai menghisap dan minta pasien untuk mengeluarkan nafas lalu menahannya. Ini akan mengerutkan paru-paru dan meminimalkan resiko tusukan pada kandung empedu dan semakin mendekatkan organ hepar ke dinding toraks
  • Ambil sampel biopsi yang adekuat, yaitu dengan ukuran panjang 1,5 cm dan diameter 1,2-2 mm. Lalu tarik jarum
  • Tekan area operasi lalu tempelkan perban
  • Setelah biopsi dilakukan, pasien beristirahat dan dimonitor tanda vital setiap 15 menit dalam 1 jam pertama. Lalu setiap 30 menit dalam 1 jam berikutnya[2,4,7]

Biopsi Perkutan

Metode ini dapat dilakukan melalui 3 cara: dipandu dengan palpasi/perkusi, image guided atau real-time image guided. Tindakan biopsi tanpa panduan gambar tidak direkomendasikan untuk dilakukan secara rutin.[2,11]

Biopsi Transvena (Transjugular atau Transfemoral)

Teknik ini dipertimbangkan pada pasien dengan asites, gangguan hemostatis, sirosis hepatis, obesitas morbid dan pasien yang memerlukan data pengukuran tekanan vena hepatika. Biopsi transvena cukup aman pada pasien dengan resiko perdarahan tinggi, dan biopsi multipel, namun cukup sulit dilakukan pada pasien anak-anak [2,3,11–13]

Pada biopsi transjugularis, memasukkan jarum ke vena jugularis interna dekstra lebih dipilih dibanding vena jugularis interna sinistra, maupun vena cava inferior. Pemilihan lokasi tusukan sebaiknya ditentukan dengan pencitraan USG, namun jika tidak tersedia, lakukan pada vena jugularis sinistra setinggi 3-5 cm di atas klavikula. Entri masuk jarum melalui vena hepatika dekstra lebih direkomendasikan karena jaringan hepar yang didapat lebih banyak dan jarum lebih mudah dimanuver.[12,14]

Biopsi Bedah/Laparoskopis

Teknik ini dilakukan bilamana telah dicurigai adanya kelainan pada hepar atau ditemukannya kelainan hepar durante operasi. Teknik ini bisa lebih akurat dibanding teknik perkutan karena dapat melihat organ hepar secara langsung serta dengan memantau organ hepar dan sekitarnya, maka perdarahan dan kebocoran bilier (bile leakage) yang mungkin terjadi dapat diminimalisasi.[1–3]

Plugged biopsy

Teknik ini dilansir lebih aman dibanding teknik perkutan biasa pada pasien tertentu dengan gangguan koagulasi. Teknik ini adalah modifikasi dari teknik perkutan, di mana jalur masuknya jarum akan disumbat dengan kolagen atau trombin seiring dengan ditariknya jarum keluar hepar. Teknik ini dipertimbangkan bila tidak tersedia teknik transvena.[2,8]

Follow up

Follow up pasca tindakan biopsi dipengaruhi dari hasil analisis histopatologi. Interpretasinya menggunakan sistem skoring yang berbeda-beda. Terdapat sistem skoring yang kompleks dan sederhana. Dalam praktik klinis, lebih direkomendasikan untuk menggunakan sistem skoring yang lebih sederhana seperti yang dibuat oleh International Association for Study of the Liver (IASL), Batts-Ludwig, atau Metavir.[2]

Berikut perbandingan antara masing-masing sistem skoring:

Tabel 2. Perbedaan Setiap Sistem Skoring

IASL Metavir Batts-Ludwig
Grade (Aktivitas, Inflamasi)

  • Hepatitis kronis minimal

A1 Grade 1

  • Hepatitis kronik ringan

A1 Grade 2

  • Hepatitis kronik moderat

A2 Grade 3

  • Hepatitis kronik berat

A3 Grade 4
Stage (Fibrosis)

  • Ringan – Fibrosis portal

F1 Stage 1

  • Moderat – Fibrosis periportal atau septa antarportal

F1 Stage 2

  • Berat – Bridging fibrosis (beberapa)

F2 Stage 3

  • Berat – Bridging fibrosis (banyak)

F3 Stage 3

  • Sirosis hepatis

F4 Stage 4

Sumber: dr. Bianda, 2020.

Referensi

1. Tannapfel A, Dienes HP, Lohse AW. The Indications of Liver Biopsy. Deutsches Ärzteblatt International. 2012;109:477–83. https://doi.org/10.3238/arztebl.2012.0477.
2. Rockey DC, Caldwell SH, Goodman ZD, Nelson RC, Smith AD. Liver biopsy. Hepatology. 2009;49:1017–44. https://doi.org/10.1002/hep.22742.
3. Ovchinsky N, Moreira RK, Lefkowitch JH, Lavine JE. Liver biopsy in modern clinical practice: A pediatric point-of-view. Advances in Anatomic Pathology. 2012;19:250–62. https://doi.org/10.1097/PAP.0b013e31825c6a20.
4. Ingram K. Diagnostic Liver Biopsy: Background, Indications, Contraindications 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1819437-overview (accessed April 23, 2020).
7. Arora G. Percutaneous Liver Biopsy: Background, Indications, Contraindications. 2019. n.d. https://emedicine.medscape.com/article/149684-overview (accessed June 10, 2020).
8. Grant A, Neuberger J. Guidelines on the use of liver biopsy in clinical practice. Gut. 1999;45:IV1. https://doi.org/10.1136/gut.45.2008.iv1.
11. Pandey N, John S. Liver Biopsy 2020. Available: https://www.statpearls.com/kb/viewarticle/24364
12. Puppala S. Transjugular Liver Biopsy: Background, Indications, Contraindications n.d. https://emedicine.medscape.com/article/1423263-overview#a1 (accessed June 10, 2020).
13. Dohan A, Guerrache Y, Dautry R, Boudiaf M, Ledref O, Sirol M, et al. Major complications due to transjugular liver biopsy: Incidence, management and outcome. Diagnostic and Interventional Imaging. 2015;96:571–7. https://doi.org/10.1016/j.diii.2015.02.006.
14. Behrens G, Ferral H. Transjugular liver biopsy. Seminars in Interventional Radiology. 2012;29:111–7. Available from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23729981/

Kontraindikasi Biopsi Hepar
Komplikasi Biopsi Hepar

Artikel Terkait

  • Aspirin dalam Pencegahan Karsinoma Hepatoselular Terkait Infeksi Hepatitis B Kronis
    Aspirin dalam Pencegahan Karsinoma Hepatoselular Terkait Infeksi Hepatitis B Kronis
  • Pemeriksaan AFP sebagai Penanda Karsinoma Hepatoseluler
    Pemeriksaan AFP sebagai Penanda Karsinoma Hepatoseluler
  • Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
    Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
Diskusi Terkait
dr. Riko Saputra
16 Desember 2018
konsul pasien dengan massa hepar
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
Selamat malam dokter ijin bertanya, Pasien dengan keluhan mual, perut kembung sejak 1 minggu dan perut makin membesar, disertai adanya ascites, kemudian...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.