Kontraindikasi Biopsi Hepar
Kontraindikasi biopsi hepar tidak banyak, namun penentuan kontraindikasi secara seksama, penting dilakukan untuk menghindari komplikasi terkait dengan prosedur. Kontraindikasi terbagi menjadi 2, absolut dan relatif.
Penelitian mengenai biopsi hepar tidak banyak jumlahnya. Hal ini menyulitkan untuk penentuan kontraindikasi prosedur ini, di mana terhambat masalah setting penelitian terlampau lama, ukuran sampel yang kecil. Selain itu, kontraindikasi sangat tergantung dari keahlian operator. Atas dasar ini, eligibilitas pasien perlu ditinjau per kasus (case-by-case) dan berlaku relatif.[2,3]
Kontraindikasi Absolut Biopsi Hepar
Kontraindikasi absolut biopsi hepar ialah pasien tidak kooperatif, risiko perdarahan tinggi, dan obstruksi ekstrahepatik.
Pasien Tidak Kooperatif
Dalam memasukkan jarum ke lokasi hepar yang diperiksa, diperlukan kerja sama dengan pasien terutama masalah posisi dan usaha menahan nafas. Pasien yang bergerak saat prosedur ini dilakukan beresiko robekan, laserasi jaringan, hingga perdarahan. Pertimbangkan prosedur biopsi perkutan hanya pada pasien kooperatif dan pertimbangkan melakukannya dengan bantuan sedatif ringan atau bius umum.[2]
Risiko Perdarahan Tinggi
Pemeriksaan biopsi menggunakan standar PT-INR kurang dari 1,5. Meski demikian, hubungan antara profil koagulasi dengan resiko perdarahan pada prosedur ini belum jelas.
Jumlah trombosit penting untuk diketahui pasien yang akan menjalani biopsi karena potensi sirosis, hipertensi portal, splenomegali dan sekuestrasi trombosit. Standarnya adalah di atas 56.000 mCL . Meski, hubungannya dengan resiko perdarahan masih belum jelas.
Adapun, keputusan melakukan biopsi hepar pada pasien dengan gangguan hemostasis perlu mempertimbangkan manfaat dan resiko karena tidak ada batas (cutoff) PT-INR maupun trombosit spesifik yang menentukan resiko perdarahan minimal yang dapat diperkirakan.[2]
Obstruksi Ekstrahepatik
Obstruksi ekstrahepatik merupakan salah satu kontraindikasi tindakan biopsi hepar karena potensi komplikasi nyeri, peritonitis bilier, syok sepsis dan kematian. Untuk menghindari komplikasi ini, tindakan biopsi hepar dianjurkan untuk didahului dengan pencitraan (ERCP dan MRI cholangiography) untuk penegakan diagnosis obstruksi bilier. Dalam kondisi ini, teknik transjugularis lebih direkomendasikan.[8]
Kontraindikasi Relatif Biopsi Hepar
Kontraindikasi relatif biopsi hepar adalah asites, massa tumor, dan obesitas morbid.
Asites
Secara teori, sulit untuk menentukan target biopsi melalui pendekatan interkostalis pada pasien dengan asites moderat-masif. Namun, tidak cukup data mengenai resiko perdarahan pada pasien ini. Adapun pada pasien dengan asites, pendekatan transvena lebih direkomendasikan, meski rute perkutan (pasca paracentesis) atau biopsi laparoskopi tetap bisa dipertimbangkan sebagai alternatif.[2,3]
Massa Tumor
Meski secara umum aman, pemeriksaan biopsi pada massa tumor vaskular perlu berhati-hati agar tidak terjadi perdarahan. Salah satu cara meminimalisasinya adalah dengan dipandu dengan pencitraan. Selain itu pada kasus tumor malignansi, ada resiko penyebaran tumor melalui jalur masuk jarum, meski tidak ada cukup data tentang hal ini. Biopsi pada kista echinococcus (penyakit hidatidosa) beresiko anafilaksis.[2,3,10]
Obesitas Morbid
Kesulitan dalam penentuan target biopsi, baik dengan perkusi maupun panduan pencitraan, juga merupakan kontraindikasi prosedur ini. Salah satunya karena pasien obesitas morbid.[2,7]