Komplikasi Biopsi Hepar
Komplikasi biopsi hepar memiliki beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, seperti: nyeri, perdarahan, transient bacteremia, kebocoran bilier (bile leakage), dan peritonitis bilier. Komplikasi biasanya timbul setelah tindakan biopsi hepar. Komplikasi dipengaruhi oleh kerja sama pasien, status koagulasi. pengalaman operator, penggunaan panduan pencitraan, teknik yang dipakai, jumlah percobaan tusukan, diameter jarum, dan tipe jarum.[2–4,7,11–13]
Nyeri
Nyeri merupakan komplikasi paling sering dari prosedur biopsi hepar perkutan. Nyeri bisa dirasakan di area biopsi atau di bahu kanan (nyeri alih). Rasa nyeri ini umumnya ditoleransi dengan pemberian analgetik. Nyeri moderat dan hebat dirasakan hanya pada sebagian kecil pasien yang meningkatkan kecurigaan perdarahan atau tusukan pada kandung empedu. Pada kasus ini, pasien dapat dirawat inapkan dan dilakukan evaluasi radiologis, baik dengan USG ataupun CT-Scan abdomen dengan kontras.[2,7]
Perdarahan
Komplikasi perdarahan berat dapat terjadi secara intraperitoneal. Perdarahan berat ditentukan secara klinis (perubahan tanda vital dengan bukti radiologis adanya perdarahan intraperitoneal) dan membutuhkan rawat inap, kemungkinan transfusi darah, intervensi radiologis, ataupun tindakan bedah. Perdarahan berat biasanya tampak pada 2-4 jam pasca prosedur, namun perdarahan tertunda dapat terjadi hingga 1 minggu kemudian.[2] Resiko perdarahan tergantung dari beberapa faktor: pengalaman operator, diameter jarum dan jumlah percobaan memasukkan jarum.[3,13]
Pasien dengan potensi gangguan homeostasis lebih direkomendasikan menjalani biopsi transvena dibanding perkutan.[2]
Peritonitis Bilier
Peritonitis bilier timbul akibat tusukan pada empedu yang tidak disengaja atau pada pasien dengan jaundice akibat obstruksi empedu dan dilatasi duktus bilier. Keluhan yang timbul antara lain nyeri abdomen, demam, dan leukositosis. Akan tetapi bisa juga ditemukan keluhan asimptomatik. Pemeriksaan penunjang untuk melihat kebocoran ini adalah dengan scintigraphy. Peritonitis bilier ditatalaksana dengan cairan infus dan antibiotik, namun prosedur a (ERCP) atau pembedahan bisa dilakukan pada kondisi tertentu.[11]
Lain-lain
Komplikasi lain yang mungkin terjadi: hipotensi, pneumothorax, hemothorax, perforasi organ, infeksi, hemofilia, neuralgia dan aritmia ventrikel.[2–4,7]