Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Spermatokel general_alomedika 2021-02-22T09:43:13+07:00 2021-02-22T09:43:13+07:00
Spermatokel
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Spermatokel

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Diagnosis spermatokel atau spermatocele ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Umumnya, spermatokel tidak menimbulkan keluhan. Biasanya spermatokel ditemukan secara tidak sengaja saat dilakukan pemeriksaan rutin. Pemeriksaan tambahan seperti ultrasonografi, laboratorium dan histologis dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.[1-5,10]

Anamnesis

Spermatokel umumnya tidak menimbulkan keluhan, biasanya unilateral dan berukuran kecil. Spermatokel dapat ditemukan secara tidak sengaja saat pasien melakukan pemeriksaan mandiri pada testis dan saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi  skrotum.[1-4]

Spermatokel yang berukuran cukup besar dapat menimbulkan keluhan pada pasien dan kemungkinan dicurigai sebagai tumor. Keluhan yang muncul dapat berupa rasa tidak nyaman hingga nyeri yang mengganggu atau keluhan infertilitas.[1-4,11,12]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik testis, ditemukan massa berbatas tegas dan mudah dipisahkan dari testis. Spermatokel dapat muncul pada bagian epididimis manapun. Umumnya ditemukan pada di daerah superior skrotum, dan terkadang pada posteriolateral dari testis.[1,2,4]

Manuver provokatif tidak menyebabkan fluktuasi ukuran spermatokel. Biasanya spermatokel terletak diluar tunika vaginalis, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan transiluminasi dengan mudah. Pada spermatokel didapatkan hasil transiluminasi positif yang menunjukkan adanya struktur kistik.[1,2,4]

Diagnosis Banding

Berikut ini merupakan beberapa diagnosis banding dari spermatokel:

Kista Epididimis

Kista epididimis adalah penumpukan cairan pada caput epididimis. Sperma yang ditemukan pada cairan kista dapat membedakan spermatokel dengan kista epididimis. Secara histologis, kista epididimis menunjukkan lapisan epitel kolumnar berlapis semu (pseudostratified columnar epithelium) sedangkan spermatokel memiliki lapisan epitel kuboid sederhana yang mengandung sperma pada lumen.[2,5]

Hidrokel

Hidrokel merupakan penumpukan cairan abnormal pada tunika vaginalis yang mengelilingi testis. Hidrokel dapat dibedakan dari spermatokel menggunakan pemeriksaan ultrasonografi. Ultrasonografi hidrokel menunjukkan gambaran anekoik disekeliling testis, biasanya pada daerah anterolateral.[1,13]

Varikokel

Varikokel adalah dilatasi vena abnormal pada pleksus pampiniformis yang terletak di korda spermatika. Pada pemeriksaan fisik, varikokel membesar saat pasien berdiri atau melakukan manuver Valsava. Dilatasi vena pada varikokel dapat terlihat jelas menggunakan ultrasonografi Doppler.[13]

Torsio Spermatokel

Kondisi ini jarang ditemukan, namun menyebabkan nyeri hebat dan membutuhkan intervensi pembedahan segera. Pemeriksaan ultrasonografi doppler menunjukkan penurunan aliran darah pada testis yang mengalami torsio spermatokel.[4,14]

Infeksi Saluran Kemih

Urinalisis dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis infeksi urogenital (infeksi saluran kemih).[2,4]

Tumor

Tumor testis atau tumor paratestikuler dapat dibedakan dari spermatokel dengan pemeriksaan fisik dan ultrasonografi skrotum. Diagnosis definitif dapat ditegakkan berdasarkan tindakan pembedahan eksplorasi skrotum dan pemeriksaan histopatologis.[15]

Pemeriksaan Penunjang

Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis spermatokel:

Ultrasonografi Skrotum

Ultrasonografi skrotum merupakan modalitas pencitraan inisial paling sensitif dan spesifik dalam diagnosis spermatokel. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa palpasi hanya dapat mendeteksi 67% dari spermatokel yang terdeteksi oleh ultrasonografi.[10,16]

Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan tampilan spermatokel berupa lesi kistik hipoekoik berbatas tegas yang muncul dari caput epididimis dengan akustik enhancement posterior. Namun tampilan ini sulit dibedakan dengan hasil pemeriksaan ultrasonografi pada kista epididimis. Terkadang pada spermatokel terlihat echo internal di dalam kista yang menunjukkan gambaran seperti “falling snow”.[2,3,10,16]

Pemeriksaan Histologis

Tampilan makroskopis spermatokel umumnya adalah kista tunggal sederhana. Pada beberapa kasus dapat ditemukan kista multilokular yang diperkirakan terbentuk dari struktur histologis rete testis. Pemeriksaan histologis pada spermatokel menunjukkan dinding jaringan lunak fibromuskular dengan lapisan dalam kista yang terbentuk oleh lapisan epitel kuboid. Berbeda dengan kista epididimis dan hidrokel, cairan dalam kista spermatokel ditemukan mengandung sperma.[3-5]

Pemeriksaan Laboratorium

Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk evaluasi spermatokel asimtomatis tanpa komplikasi. Pemeriksaan urinalisis diindikasikan untuk pasien dengan nyeri skrotum dan berguna untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi.[2-4]

Referensi

1. Rioja J, Sánchez‐Margallo FM, Usón J, Rioja LA. Adult hydrocele and spermatocele. BJU Int. Blackwell Publishing Ltd Oxford, UK; 2011;107(11):1852–64.
2. Gupta S, Gupta B, Hatwar G, Bansod P, Diyewar A. Unilateral Giant Spermatocele Mimicking Accessory Testis: A Case Report. Natl J Integr Res Med. 2020;11(3).
3. Pals VM. Spermatocele [Internet]. 2019. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/443432-overview
4. Yeh H-C, Wang C-J, Liu C-C, Wu W-J, Chou Y-H, Huang C-H. Giant spermatocele mimicking hydrocele: a case report. Kaohsiung J Med Sci. Elsevier; 2007;23(7):366–9.
5. LaRusso K, Miller J, Saad K, Steinhardt GF. Pathogenic mechanisms for spermatocele and epididymal cyst formation. Clin Surg 2016; 1. 2016;1261.
10. Srisajjakul S. Ultrasound Findings of benign intratesticular cystic lesions. Siriraj Med J. Citeseer; 2010;62(6):268–71.
11. Basar H, Baydar S, Boyunaga H, Batislam E, Basar MM, Yilmaz E. Primary bilateral spermatocele. Int J Urol. Wiley Online Library; 2003;10(1):59–61.
12. Walsh TJ, Seeger KT, Turek PJ. Spermatoceles in adults: when does size matter? Arch Androl. Taylor & Francis; 2007;53(6):345–8.
13. Blaivas M, Brannam L. Testicular ultrasound. Emerg Med Clin. Elsevier; 2004;22(3):723–48.
14. Hikosaka A, Iwase Y. Spermatocele presenting as acute scrotum. Urol J. 2008;5(3):206–8.
15. Huri E, Akgül T, Ayyildiz A, Germiyanoglu C. Bilateral giant spermatocele mimicking an intrascrotal mass/Intraskrotal kitleyi taklit eden iki tarafli dev spermatosel. Turkish J Urol. Aves Yayincilik Ltd. STI.; 2009;35(2):151.
16. Lee H-H, Fong C-J, Lai C-T, Sun G-H, Yu D-S, Yen C-Y, et al. Giant spermatocele with multilocular appearance: a case report and literature review. J Taiwan Urol Assoc. Citeseer; 2005;16:81–4.

Epidemiologi Spermatokel
Penatalaksanaan Spermatokel
Diskusi Terbaru
dr.Dizi Bellari Putri
Hari ini, 13:53
Suplemen Omega-3 Meningkatkan Risiko Atrial Fibrilasi - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter!Tahukah, Dok? Beberapa studi telah melaporkan bahwa penggunaan suplemen asam lemak omega-3 dapat meningkatkan risiko atrial fibrilasi. Padahal...
dr.Dizi Bellari Putri
Hari ini, 09:35
Ask the Expert Spesialis Mata di Forum Diskusi Alomedika - Selasa 5 Juli 2022
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
Alo Dokter!Alomedika akan kembali mengadakan "Ask the Expert" bersama Dokter Spesialis Mata. Yuk, catat tanggal dan jamnya!- Hari: Selasa, 5 Juli 2022-...
Anonymous
Hari ini, 08:06
Salep 24 bagaimana cara penggunaannya
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin dok berdiskusi perihal salep 24 yang digunakan untuk pasien scabies dibawah 2 bulan dipakai 3 hari berturut” 72 jam terus menerus atau seperti permetrin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.