Patofisiologi Spermatokel
Patofisiologi spermatokel (spermatocele) merupakan hal yang masih belum dapat dijelaskan secara pasti. Terdapat beberapa hipotesis yang membahas patofisiologi spermatokel. Dilatasi kistik yang terjadi pada duktus eferen diperkirakan merupakan akibat dari obstruksi distal. Bukti menunjukkan bahwa terdapat sperma motil hingga 80% pada spermatokel, hal ini mendukung teori bahwa saluran bagian proksimal tidak terhambat.[3]
Teori Obstruski
Itoh et al, menyampaikan hipotesis bahwa peluruhan epitel tubulus seminiferus mungkin menyebabkan obstruksi duktus eferen dan pada akhirnya mengakibatkan dilatasi proksimal sehingga terjadi spermatokel. Di sepanjang kehidupan, peluruhan epitel tubulus seminiferus merupakan hal yang normal. Namun sel-sel tersebut dapat menumpuk dan menyebabkan obstruksi pada pria yang lebih tua.[2]
Teori Disgenesis Akibat Paparan Estrogen
Hormon estrogen dinilai berperan dalam peningkatan masalah reproduksi pria. Beberapa uji klinis dan eksperimental menunjukkan bahwa paparan estrogen diethylstilbestrol (DES) pada masa prenatal dapat menyebabkan terbentuknya kista epididimis. Jumlah paparan estrogen prenatal berhubungan dengan kadar lactoferrin yang ditemukan pada epididimis.[5]