Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Spermatokel general_alomedika 2021-02-22T09:42:07+07:00 2021-02-22T09:42:07+07:00
Spermatokel
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Spermatokel

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Studi epidemiologi spermatokel (spermatocele) menunjukkan bahwa spermatokel merupakan kondisi kistik yang paling sering ditemukan pada skrotum. Secara global spermatokel ditemukan sekitar 30% laki-laki dan lebih banyak pada usia tua.

Global

Spermatokel ditemukan pada sekitar 30% laki-laki asimtomatik yang menjalani ultrasonografi skrotum. Sebuah penelitian di Swedia melaporkan insiden spermatokel simtomatik di rawat inap dan rawat jalan berbagai rumah sakit yaitu 38.5/100.000 pria per tahun.[6,8]

Insiden spermatokel terbanyak terdapat pada kelompok pasien berusia 65-74 tahun. Temuan ini menunjukkan bahwa usia lanjut merupakan faktor penting dalam terjadinya spermatokel. Peluruhan sel epitel tubulus seminiferus yang sudah tua dan berakumulasi sepanjang kehidupan, kemudian menyebabkan obstruksi pada duktus eferen diperkirakan sebagai mekanisme yang mendasari temuan insiden yang lebih tinggi pada pasien yang berusia lebih tua.[4,6]

Indonesia

Belum ada data epidemiologi mengenai spermatokel di Indonesia.

Mortalitas

Spermatokel tidak menyebabkan mortalitas yang signifikan, namun dapat menimbulkan morbiditas dan penurunan kualitas hidup. Spermatokel yang berukuran cukup besar dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti rasa tidak nyaman, nyeri atau keluhan infertilitas pria.[4,9,11,12]

Pada sebuah penelitian yang dilakukan pada pasien dengan keluhan pembesaran skrotum, didapatkan bahwa 23,1% pasien mengalami rasa berat yang semakin parah setelah beraktivitas atau pada malam hari. Walsh et al. melaporkan bahwa pada pasien yang akan menjalani spermatokelektomi terdapat 13% pasien yang memiliki keluhan nyeri skrotum saja, dan 58% pasien memiliki keluhan nyeri disertai pembesaran skrotum. Spermatokel unilateral ditemukan pada sekitar 4% pria dari pasangan yang menjalani teknologi reproduksi berbantu.[4,9,11,12]

Referensi

4. Yeh H-C, Wang C-J, Liu C-C, Wu W-J, Chou Y-H, Huang C-H. Giant spermatocele mimicking hydrocele: a case report. Kaohsiung J Med Sci. Elsevier; 2007;23(7):366–9.
6. Lundström K-J, Söderström L, Jernow H, Stattin P, Nordin P. Epidemiology of hydrocele and spermatocele; incidence, treatment and complications. Scand J Urol. Taylor & Francis; 2019;53(2–3):134–8.
8. Romero FR, Romero AW, Almeida RM de SSA de, Oliveira Júnior FC de, Tambara Filho R. Prevalence and risk factors for scrotal lesions/anomalies in a cohort of Brazilian men? 40 years of age. Sao Paulo Med J. SciELO Brasil; 2014;132(2):73–9.
11. Basar H, Baydar S, Boyunaga H, Batislam E, Basar MM, Yilmaz E. Primary bilateral spermatocele. Int J Urol. Wiley Online Library; 2003;10(1):59–61.
12. Walsh TJ, Seeger KT, Turek PJ. Spermatoceles in adults: when does size matter? Arch Androl. Taylor & Francis; 2007;53(6):345–8.

Etiologi Spermatokel
Diagnosis Spermatokel
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 16:04
Ekstraksi gigi pada pasien hipertensi
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, saya mau bertanya, untuk pasien dengan hipertensi, dengan tekanan darah maksimal berapa yang bisa dilakukan tindakan ekstraksi. Dan apa saja yang...
Anonymous
Kemarin, 14:28
Obat yang sesuai untuk mengatasi konstipasi pada pasien hemorrhoid
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, saya ada pasien dengan hemorrhoid grade 2 dan konstipasi (sangat nyeri untuk BAB), kira kira apakah obat pencahar dan obat hemorrhoid yang tepat?...
dr. Felicia
Kemarin, 12:59
Ask the Expert Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi dan Onkologi di Forum Diskusi Alomedika - Rabu, 28 Juni 2022, Pukul 15.00-17.00 WIB
Oleh: dr. Felicia
2 Balasan
Alo Dokter! Alomedika akan kembali mengadakan "Ask the Expert" bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi dan Onkologi. Yuk, catat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.