Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epispadia general_alomedika 2022-09-30T08:27:05+07:00 2022-09-30T08:27:05+07:00
Epispadia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Epispadia

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Epispadia merupakan kelainan genitourinaria kongenital yang jarang terjadi, dimana dinding atas uretra tidak terbentuk dengan baik, sehingga meatus uretra terletak pada dorsum penis. Meski lebih jarang, epispadia juga dapat terjadi pada perempuan, dimana meatus eksternal mengarah ke kltoris atau bahkan terletak di regio abdomen.[4,5,7,9]

Epispadia jarang muncul sebagai kelainan tunggal; biasanya muncul bersamaan dengan ekstrofi kandung kemih atau yang dikenal sebagai spektrum bladder exstrophy-epispadias complex (BEEC).[4,5,7,9]

epispadia Openi, 2009.

Etiologi penyebab epispadia belum jelas, tetapi terjadi akibat kegagalan migrasi sel mesoderm pada minggu embrionik ke-4. Faktor risiko meliputi lahir dari keturunan orang yang mengalami exstrophy-epispadia complex (EEC), paparan merokok saat kehamilan, paparan radiasi, kurangnya suplemen asam folat, dan usia orang tua saat konsepsi.[12,15]

Diagnosis epispadia dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pada pria tanda dan gejala yang muncul dapat berupa meatus uretra ektopik pada dorsum penis atau strip mukosa pada uretra, ada inkontinensia, atau urin keluar ke atas. Jika terjadi pada wanita, bisa didapatkan klitoris bifid, uretra melebar (patulous uretra), mons pubis rata (flattened mons pubis), hipoplasia labia minora, separasi simfisis, atau inkontinensia urin persisten.[5-7,14,23]

Selain pemeriksaan genital baik untuk laki-laki maupun wanita dalam pemeriksaan bayi baru lahir, diagnosis epispadia juga sudah dapat dilakukan sejak pemeriksaan antenatal walau ketepatan diagnosis cukup rendah; 4-10%. Epispadia wanita lebih sulit didiagnosis dan sering baru didiagnosis saat anak datang dengan keterlambatan toilet training.[4,5,7,9]

Tata laksana epispadia adalah pembedahan. Tujuan utama pembedahan adalah untuk mengembalikan fungsi normal uretra. Pembedahan yang dilakukan tergantung dari klinis pasien.[1-5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Tekgul S, Dogan HS, Erdem E, et al. Guidelines on Pediatric Urology. Europian Society for Pediatric Urology, 2015. https://uroweb.org/wp-content/uploads/23-Paediatric-Urology_LR_full.pdf
2. Garge, S. (2016). Concealed Epispadias: Report of Two Cases and Review of Literature. Urology, 90, 164–169. doi:10.1016/j.urology.2015.09.040
3. Grady, R. W., & Mitchell, M. E. (2002). Management of epispadias. Urologic Clinics of North America, 29(2), 349–360. doi:10.1016/s0094-0143(02)00027-7
4. Merguerian PA, Rowe CK. Developmental Abnormalities of the Genitourinary System. In: Gleason J, Juul S, editors. Avery’s Diseases of the Newborn. 10th ed. Washington: Elsevier Inc.; 2017. h. 1260–73.
5. Frimberger D. Diagnosis and management of epispadias. Semin Pediatr Surg. 2011;20:85–90.
7. Nawaz G, Muhammad S, Jamil M, Rehman A, Khawaja M, Hussain I, et al. Female Epispadias: spot diagnosis and simple reconstrution. J Ayub Med Coll Abbottabad. 2014;26:616–7.
9. Levin TL, Han B, Little BP. Congenital anomalies of the male urethra. Pediatr Radiol. 2007;37:851–62.
12. Suzuki K, Matsumaru D, Matsushita S, Murashima A, Ludwig M. Epispadias and the associated embryopathies: genetic and developmental basis. Clin Genet. 2017;10:247–53.
14. Maruf M, Benz K, Jayman J, Kasprenski M, Michaud J, Di Carlo HN, et al. Variant Presentations of the Exstrophy-Epispadias Complex: A 40-Year Experience. Urology. 2019;125:184–90.
15. Reutter H, Boyadjiev SA, Gambhir L, Rösch WH, Stein R, Schröder A, et al. Phenotype severity in the bladder exstrophy-epispadias complex: analysis of genetic- and non-genetic contributing factors in 441 families from North America and Europe. J Pediatr. 2011;159:825–31.
23. Cendron M, Cho PS, Pennison M, Rosoklija I, Diamond DA, Borer JG. Anatomic findings associated with epispadias in boys: implications for surgical management and urinary continence. J Pediatr Urol. 2017.

Patofisiologi Epispadia
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 4 jam yang lalu
Bagaimana merujuk pasien dengan ide bunuh diri - pakai fitur Rujukan di myPatient
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
ALO DokterSaya pernah merawat pasien dengan insomnia. Namun, setelah digali lebih lanjut pasien memiliki perilaku self harm dan saya butuh merujuk ke dokter...
Anonymous
Dibalas 6 jam yang lalu
Apakah salah obat yang seharusnya tetes mata menjadi tetes telinga dapat menimbulkan efek samping?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter, Assalamualaikum,,, ts sekalian mohon masukan nya,,, apa yg harus kita lakukan jika apoteker salah memberikan obat, yg seharusnya erlamicetin tts...
Anonymous
Dibalas 11 jam yang lalu
Pemberian Antitetanus pada luka gigitan hewan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter. Selamat malam, izin bertanya dok. Saya mendapatkan pasien anak usia 2 th dibawa ibunya berobat krn digigit kucing liar 1hr lalu. Luka bengkak,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.