Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Epididimitis general_alomedika 2022-04-01T18:36:35+07:00 2022-04-01T18:36:35+07:00
Epididimitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Epididimitis

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis epididimitis umumnya dapat dicurigai pada pasien dengan nyeri dan pembengkakan skrotum unilateral. Diagnosis epididimitis ditegakkan secara klinis dengan menyingkirkan diagnosis torsio testis berdasarkan hasil tes Prehn dan refleks kremaster pasien.

Anamnesis

Pasien dengan epididimitis umumnya memiliki gejala nyeri dan bengkak pada skrotum unilateral. Gejala awal dapat diawali dengan nyeri pinggang yang bermigrasi ke skrotum. Gejala epididimitis umumnya bersifat unilateral. Berikut ini merupakan gejala yang dapat ditemukan pada epididimitis:

  • Nyeri testis posterior gradual yang terkadang menjalar ke abdomen bawah. Pada epididimitis kronik, nyeri umumnya terjadi lebih dari 6 minggu yang bersifat konstan
  • Pembengkakan skrotum tetapi skrotum juga dapat tidak membengkak pada kasus epididimitis kronik
  • Gejala infeksi traktus urinarius bawah : demam, frekuensi, urgensi, hematuria, dan dysuria
  • Umumnya tidak disertai dengan mual atau muntah
  • Duh uretra pada epididimitis akut
  • Pembesaran kelenjar ludah pada pasien gondongan [3,6]

Selain itu, beberapa riwayat yang dapat meningkatkan risiko epididimitis juga harus ditanyakan, seperti:

  • Riwayat cedera traumatik
  • Riwayat luka akibat aktivitas berulang, seperti olahraga
  • Riwayat seksual
  • Riwayat eksposur penyakit menular seksual sebelumnya
  • Riwayat penyakit sebelumnya, seperti infeksi traktus urinarius, prostatitis, atau prosedur surgikal [2,3,6]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik sangat diperlukan untuk mendiagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding epididimitis. Berikut ini merupakan tanda yang dapat ditemukan pada pasien epididimitis:

  • Edema skrotum
  • Nyeri tekan skrotum, terutama pada aspek posterior dan superior testis
  • Tanda infeksi pada skrotum: hangat, eritematosa, inflamasi, dan indurasi
  • Inguinal adenopati
  • Duh uretra pada etiologi penyakit menular seksual [1,6]

Pada pemeriksaan fisik, juga harus dilakukan pemeriksaan tanda Prehn dan refleks kremaster untuk mengeksklusi diagnosis torsio testis.

Tanda Prehn

Tanda Prehn merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk membedakan epididimitis akut dan torsio testis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengelevasi skrotum dan melihat ada tidaknya perbaikan gejala pasien. Pada pasien epididimitis akut, nyeri umumnya akan membaik saat dilakukan elevasi skrotum, dikenal sebagai tanda Prehn positif.

Refleks Kremaster

Refleks kremaster merupakan refleks superfisial yang dilakukan dengan cara menggores kulit paha bagian superior dan medial. Pemeriksaan ini bertujuan untuk membantu klinisi menyingkirkan diagnosis banding torsio testis. Normalnya, skrotum pada sisi yang sama akan naik pada pemeriksaan. Pada epididimitis, umumnya didapatkan refleks kremaster yang normal. [3,14]

Aplikasi Tanda Prehn dan Refleks Kremaster secara Klinis

Walau tanda Prehn dan refleks kremaster dapat digunakan untuk membantu membedakan antara epididimitis dan torsio testis, namun dokter harus menyadari bahwa hasil pemeriksaan ini tidak bersifat absolut. Contohnya refleks kremaster yang normal dan tanda Prehn positif tetap dapat ditemui pada torsio testis. Untuk itu, kedua pemeriksaan ini tidak boleh berdiri sendiri dan tetap harus mempertimbangkan tanda dan gejala lainnya, seperti mual dan muntah serta nyeri skrotum akut.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding epididimitis, terutama torsio testis, harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum mendiagnosis pasien. Torsio testis merupakan diagnosis yang memerlukan tindakan gawat darurat sehingga klinisi jangan sampai terlewat diagnosis ini.

Torsio Testis

Torsio testis merupakan kondisi berputarnya funikulus spermatikus (korda spermatikus) yang menyebabkan risiko terjadinya iskemia testis. Torsio testis umumnya memiliki gejala nyeri skrotum akut yang hebat, berbeda dengan nyeri pada epididimitis yang umumnya bersifat lebih gradual disertai adanya gejala traktus urinarius bawah (lower urinary tract symptoms / LUTS). Selain itu, torsio testis lebih umum terjadi pada usia di bawah 20 tahun.

Testis pada pasien torsio testis umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan sisi normal. Selain itu, pemeriksaan refleks kremaster yang abnormal dan tanda Prehn negatif juga umumnya ditemukan pada pasien torsio testis. Pada pasien epididimitis umumnya memiliki tidak memiliki gangguan letak testis dengan pemeriksaan kremaster dan prehn yang normal.

Jika diagnosis torsio testis belum dapat disingkirkan, pemeriksaaan USG Doppler dapat dilakukan dengan temuan berupa penurunan atau tidak adanya aliran darah pada testis ipsilateral, serta penurunan kecepatan aliran darah dan peningkatan resistensi (resistive indices) pada arteri intratestis.[3,15]

Orkitis

Orkitis merupakan inflamasi pada testis, yang terletak bersebelahan dengan epididimis. Pasien orkitis umumnya sulit dibedakan dengan pasien epididimitis. Pasien orkitis umumnya mengeluhkan nyeri testis dengan onset cepat, sedangkan pada epididimitis umumnya memiliki onset gradual.

Pada pemeriksaan fisik, orkitis didapatkan adanya pembengkakan dan nyeri tekan testis yang disertai dengan refleks kremaster yang normal. Hasil ultrasonografi orkitis didapatkan adanya pembengkakan testis dengan area hipoekoik dan hipervaskular. Berbeda dengan epididimitis, pembengkakan hanya terjadi pada epididimis. [2,3]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya dapat membantu klinisi dalam mendiagnosis dan mencari patogen penyebab epididimitis.

Swab Sekret Uretra

Pemeriksaan swab sekret uretra sangat diperlukan dalam mendeteksi patogen penyebab epididimitis, terutama C. trachomatis dan N. gonorrhoeae. Pewarnaan Gram dan kultur disarankan untuk mendeteksi adanya uretritis dan infeksi gonokokal. Pada pewarnaan Gram pada pasien epididimitis umumnya ditemukan ≥ 5 sel darah putih per lapang pandang dan terdapatnya gram negatif diplokokus intraselular apabila terdapat infeksi N. gonorrhoeae. [1,3]

Urinalisis

Hasil urinalisis pada pasien epididimitis umumnya dapat ditemukan adanya piuria atau bakteriuria. Adanya sel darah putih dan leukosit esterase pada hasil urinalisis menggambarkan adanya uretritis pada pasien. [1,6]

Ultrasonografi Doppler Berwarna

Pemeriksaan ultrasonografi Doppler berwarna digunakan untuk menilai perfusi testis dan anatomi skrotum. Pada pasien epididimitis umumnya ditemukan adanya pembengkakan epididymis dengan peningkatan gelombang pulsasi Doppler, yang menunjukkan adanya peningkatan aliran darah. [3,6]

Tes Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap dilakukan apabila pasien memiliki gejala sistemik, seperti demam. Umumnya pada pasien epididimitis akan ditemukan adanya leukositosis.  Pemeriksaan tambahan, seperti c-reactive protein (CRP) dan laju endap darah (LED) umumnya ditemukan meningkat pada epididimitis akut dan tidak ditemukan meningkat pada keadaan nyeri skrotum akut lainnya. [14,16]

Tes lainnya

Pemeriksaan kultur alcohol and acid fast bacilli urin pagi sebanyak 3 hari berturut-turut dapat digunakan untuk mendeteksi adanya epididimitis tuberkulosis. Selain itu, pemeriksaan tuberkulosis sistemik, seperti pemeriksaan sputum dan x-ray thorax, dibutuhkan apabila etiologi pasien sudah terbukti dikarenakan patogen M. tuberculosis. [9,14]

Eksplorasi Skrotum atau Aspirasi

Tindakan eksplorasi atau aspirasi umumnya jarang dilakukan pada pasien epididimitis. Pemeriksaan ini dilakukan apabila epididimitis tidak membaik dengan terapi dan dicurigai adanya komplikasi, seperti abses, piokel, dan infark testis. [14,17]

Referensi

1. Taylor SN. Epididymitis. Clin Infect Dis. 2015;61:S770–3.
2. Trojian TH, Lishnak TS, Heiman D. Epididymitis and orchitis: An overview. American Family Physician. 2009;79(7):583–7.
3. McConaghy JR, Panchal B. Epididymitis: An overview. Am Fam Physician. 2016;94(9):723–6.
6. Rupp TJ, Leslie SW. Epididymitis. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;2018.
9. Viswaroop BS, Kekre N, Gopalakrishnan G. Isolated tuberculous epididymitis: a review of forty cases. J Postgr Med. 2005;51(2):109–11.
14. Ching CB. Epididymitis. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/436154-overview
16. Asgari S, Mokhtari G, Falahatkar S, Mansour-Ghanaei M, Roshani A, Zare A, et al. Diagnostic accuracy of C-reactive protein and erythrocyte sedimentation rate in patients with acute scrotum. Urol J. 2006;3(2):104–8.
17. Soccorso G, Ninan GK, Rajimwale A, Nour S. Acute scrotum: Is scrotal exploration the best management? Eur J Pediatr Surg. 2010;20(5):312–5.

Epidemiologi Epididimitis
Penatalaksanaan Epididimitis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 05:41
Switch terapi Antibiotik
Oleh: Anonymous
9 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, jika ada pasien yang mendapat terapi ceftriaxon iv selama 2 hari kemudian hasil lab sudah membaik, dan pasien secara umum tidak...
Anonymous
Kemarin, 22:32
Pasien tersengat lebah
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok izin terdapat pasien tersengat lebah 20 menit, gejala saat ini hanya bengkak lokasi gigitan sesak (-) edema (-(, sebaiknya din observasi beraps lama di...
dr.Theonoegroho Josias Abraham Marlissa
Kemarin, 21:04
TELEKONSULTASI PROVIDER CME UNTUK DATA P2KB
Oleh: dr.Theonoegroho Josias Abraham Marlissa
2 Balasan
Alodokter, ijin tanya dokter pada data P2KB pada pengabdian masyarakat dan profesi di  telekonsultasi pada provider CME (Daring,Luring, Live streaming)Yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.