Penatalaksanaan Epididimitis
Tujuan penatalaksanaan epididimitis adalah untuk menurunkan gejala, eradikasi infeksi, prevensi transmisi, dan prevensi komplikasi. Hal ini dilakukan dengan pemberian antibiotik, terapi suportif, serta pada epididimis kronik dapat dipertimbangkan dilakukan epididimektomi.
Antibiotik
Pemberian antibiotik pada pasien epididimitis bergantung pada etiologi penyebab epididimitis. Hasil kultur umumnya membutuhkan waktu, sehingga umumnya pasien epididimitis diterapi dengan antibiotik empirik berdasarkan risiko yang dimiliki pasien. Risiko pasien dibagi menjadi tiga, yaitu risiko infeksi menular seksual, infeksi organisme enterik, maupun gabungan (Tabel 1). Partner pasien dengan risiko infeksi menular seksual juga harus dievaluasi dan diterapi. [1,5,8]
Tabel 1. Regimen Antibiotik Empirik untuk Epididimitis
Faktor Risiko | Rekomendasi Regimen Antibiotik |
Risiko infeksi menular seksual, terutama gonorrhea dan klamidia | Ceftriaxon 250 mg intramuskular plus Doxycycline 100 mg PO dua kali sehari selama 10 hari |
Riwayat biopsi prostat, vasektomi, atau instrumentasi traktus urinarius, atau prosedur yang berhubungan dengan organisme enterik | Levofloksasin 500 mg PO sekali sehari selama 10 hari Atau Ofloksasin 300 mg PO sekali sehari selama 10 hari |
Risiko transmisi seksual dan organisme enterik, seperti hubungan seksual lewat anal | Ceftriakson dan levofloksasin atau ofloksasin sesuai dosis di atas |
Sumber: Audric, 2019.[1,5,8]
Terapi Suportif
Terapi suportif bertujuan untuk menurunkan gejala pada pasien epididimitis. Analgesik, elevasi skrotum menggunakan scrotal support, istirahat, dan penggunaan kompres dingin pada skrotum dapat berguna dalam menurunkan gejala pasien epididimitis. Terapi suportif dapat diberikan sampai tanda inflamasi atau demam membaik. Berikut ini merupakan terapi analgesik yang dapat diberikan:
-
Paracetamol: 1000 mg PO setiap 4–6 jam , maksimum 4000 mg/hari
- Naproksen: 250 – 500 mg setiap 12 jam, maksimum 1250 mg/hari
-
Ibuprofen: 400 – 800 mg setiap 6–8 jam, maksimum 3200 mg/hari [1,6]
Epididimektomi
Tindakan epididimektomi dilakukan pada pasien epididimitis kronik yang tidak membaik dengan terapi umum. Epididimektomi merupakan tindakan pengangkatan saluran epididimis. Tindakan ini telah ditemukan dapat menurunkan nyeri pada pasien kronik epididimitis. Selain itu, beberapa studi juga telah melaporkan bahwa epididimektomi lebih efektif dilakukan pada laki-laki post vasektomi. Akan tetapi, tindakan ini tidak disarankan rutin dilakukan dan hanya digunakan pada kasus refrakter. [14,18]
Terapi Lainnya
Pada epididimitis yang disebabkan oleh etiologi yang tidak umum, seperti amiodarone dan tuberkulosis, membutuhkan terapi yang sedikit berbeda. Pada pasien epididimitis yang disebabkan oleh amiodarone disarankan untuk menghentikan konsumsi amiodarone. Pasien epididimitis yang disebabkan tuberkulosis dapat diterapi dengan obat antituberkulosis (OAT). [4,9]