Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Miringitis Bulosa general_alomedika 2020-11-26T14:19:27+07:00 2020-11-26T14:19:27+07:00
Miringitis Bulosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Miringitis Bulosa

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Patofisiologi miringitis bulosa dapat terjadi sebagai suatu miringitis primer, atau miringitis sekunder. Etiologi dan patogenesis dari kedua jenis miringitis tersebut berbeda, sehingga akan membutuhkan tata laksana yang berbeda pula.[1,2]

Miringitis Bulosa Primer

Miringitis bulosa primer dapat terjadi langsung akibat trauma, seperti benda asing, cedera saat membersihkan kanal auditori eksterna, trauma akustik akut, perubahan tekanan kabin pesawat, dan pukulan atau benturan di telinga. Miringitis bulosa primer juga diduga dapat terjadi akibat infeksi virus atau bakteri yang mempengaruhi membran timpani, sebagai bagian dari infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Dapat juga melalui penyebaran infeksi jamur dari epidermis yang berdekatan.[2,5]

Saat peradangan terjadi, bula yang membesar dan membran timpani yang mengalami inflamasi dapat menyebabkan rasa sakit hebat sampai bula pecah. Pada akhirnya dapat menyebabkan keluarnya cairan di telinga (otorrhea).[1,5]

Miringitis Bulosa Sekunder

Miringitis bulosa sekunder biasanya terjadi akibat perluasan infeksi dari otitis media, otitis eksterna, dan perforasi membran timpani. Studi histologi pada miringitis bulosa masih kurang, tetapi berdasarkan anatomi dari membran timpani dapat dibayangkan bahwa inflamasi kuman patogen bisa memicu akumulasi cairan pada membran timpani sehingga timbul bula.[2,5]

Otorrhea atau middle ear fluid (MEF) pada miringitis bulosa, selain muncul akibat dari pecahnya bula, mungkin juga berasal dari otitis media. Selain berupa cairan bening atau kekuningan, darah juga dapat keluar dari telinga. Pada pasien dengan otitis media akut sering terlihat memiliki membran timpani yang lebih tebal dibandingkan dengan telinga normal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pembengkakan lapisan jaringan subepitel dan submukosa membran timpani pasien otitis media akut. Selain itu, ada banyak kapiler dan infiltrasi sel inflamasi ke dalam lapisan jaringan subepitel dan submukosa di membran timpani.[5,8,9]

Referensi

1. Kasinathan S, Kondamudi NP. Bullous Myringitis. StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553029/
2. Schweinfurth J, Meyers AD. Myringitis (Middle Ear, Tympanic Membrane, Inflammation) Treatment & Management. 2020. Available from https://emedicine.medscape.com/article/858558-overview#a1
5. Devaraja K. Myringitis: An update. J Otol. 2019 Mar;14(1):26-29.
8. Monroy GL, Shelton RL, Nolan RM, et al. Noninvasive depth-resolved optical measurements of the tympanic membrane and middle ear for differentiating otitis media. Laryngoscope. 2015;125(8):E276-E282. doi:10.1002/lary.25141
9. Ansari A, Tariq MA, Sadiq NM. Histology, Ear. StatPearls Publishing. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545170/

Pendahuluan Miringitis Bulosa
Etiologi Miringitis Bulosa
Diskusi Terbaru
dr. Hudiyati Agustini
20 menit yang lalu
Red Flag Mual Muntah pada Ibu Hamil - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter! Ibu hamil merasa mual dan muntah sudah biasa, tetapi mual muntah berlebih dapat berdampak penurunan berat badan dan kehilangan cairan yang dapat...
Anonymous
Hari ini, 04:12
Pengobatan kalsifikasi prostat pada pasien usia 65 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien umur 65 tahun dengan keluhan sering kencing pada malam hari. 3 tahun yang lalu didiagnosa dengan kalsifikasi prostat. Obat...
dr. Panji Harry Priya Nugraha
Kemarin, 22:32
Bercak putih, gatal, disertai kemerahan di badan bayi usia 11 bulan
Oleh: dr. Panji Harry Priya Nugraha
1 Balasan
Alo dok izin diskusi kasis, pasien bayi 11 bulan dibawa orangtuanya dengan bercak putih dan gatal sejak 1 bulan disertai kemerahan di daerah kemaluan....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.