Antibiotik Topikal VS Sistemik untuk Otitis Media Supuratif Kronis

Oleh :
dr. Ayu Novianti Kurniasih

Antibiotik topikal ataupun sistemik dapat digunakan dalam pengelolaan otitis media supuratif kronis (OMSK). OMSK adalah peradangan kronis pada telinga tengah dan rongga mastoid akibat infeksi mikroba yang ditandai dengan keluarnya cairan dan gangguan pendengaran. Antibiotik bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan OMSK.[1,2]

Antibiotik yang digunakan dalam pengelolaan OMSK adalah antibiotik spektrum luas, seperti ciprofloxacin dan ceftizoxime. Antibiotik yang digunakan haruslah antibiotik yang aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Meski demikian, hingga kini belum diketahui apakah antibiotik topikal atau sistemik yang memberi manfaat lebih banyak dan potensi risiko lebih baik pada pasien OMSK.[2-4]

Antibiotik Topikal VS Sistemik untuk Otitis Media Supuratif Kronis-min

Untung dan Rugi Penggunaan Antibiotik Topikal

Antibiotik topikal direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pada OMSK. Pemberian antibiotik topikal dapat dilakukan dengan sediaan tetes, salep, semprot, atau krim. Penggunaannya juga dapat dikombinasikan dengan terapi lain, seperti aural toilet atau antiseptik.

Antibiotik topikal memiliki keuntungan dapat memberikan konsentrasi yang tinggi ke daerah target secara langsung. Penggunaan antibiotik topikal juga meminimalisir efek samping sistemik, seperti gangguan gastrointestinal, karena tidak terdistribusi pada organ lain. Namun, penetrasi antibiotik topikal ke dalam telinga tengah dapat terganggu jika perforasi pada membran timpani kecil atau terdapat sekret mukopurulen yang berlebihan di saluran telinga yang tidak dapat dibersihkan.

Beberapa ahli juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai toksisitas lokal pada telinga bagian dalam. Selain itu, untuk mencapai kepatuhan dosis penggunaan antibiotik topikal pada anak dan dewasa cenderung lebih sulit.[4]

Bukti Ilmiah Efikasi Penggunaan Antibiotik Topikal

Tinjauan Cochrane (2020) mengevaluasi 17 studi dengan total 2198 partisipan untuk mengetahui efikasi penggunaan terapi antibiotik topikal pada OMSK. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara umum kualitas bukti yang ada memiliki tingkat kepastian yang rendah. Bukti terbatas ini menunjukkan bahwa terapi topikal efektif dibandingkan dengan plasebo ataupun sebagai terapi kombinasi dengan antibiotik sistemik.[4]

Untung dan Rugi Penggunaan Antibiotik Sistemik

Terapi antibiotik sistemik jarang diberikan pada pasien dengan OMSK. Antibiotik sistemik memiliki efek samping sistemik karena distribusinya yang menyeluruh, seperti diare, mual, maupun reaksi alergi pada kulit. Selain itu, perlu pula diwaspadai adanya potensi resistensi patogen akibat penggunaan antibiotik sistemik yang berlebihan.

Meskipun terapi lini pertama yang direkomendasikan adalah antibiotik topikal, antibiotik sistemik tetap diperhitungkan terutama pada situasi dimana pemberian terapi tetes telinga sulit diberikan. Kesulitan pemberian biasanya terjadi pada anak kecil dan orang-orang dengan perforasi kecil atau serumen telinga yang banyak.[5]

Bukti Ilmiah Efikasi Penggunaan Antibiotik Sistemik

Tinjauan Cochrane (2021) mengevaluasi 18 uji klinis dengan total 2135 partisipan untuk mengetahui efikasi antibiotik sistemik pada OMSK. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa bukti ilmiah yang adekuat masih sangat terbatas. Bukti terbatas ini menunjukkan bahwa antibiotik sistemik dengan atau tanpa cuci telinga mungkin efektif dibandingkan plasebo atau tanpa perawatan. Penggunaan secara kombinasi dengan antibiotik topikal diduga dapat memberi peningkatan resolusi gejala meskipun kualitas bukti yang ada masih rendah.[5]

Antibiotik Topikal VS Sistemik untuk Otitis Media Supuratif Kronis

Dalam tinjauan Cochrane (2021), peneliti mengevaluasi 6 uji klinis dengan total 445 partisipan. Uji klinis yang dipilih adalah uji klinis acak terkontrol yang melakukan follow up selama setidaknya 1 minggu. Peneliti menyatakan bahwa studi yang dievaluasi memiliki risiko bias yang tinggi secara keseluruhan.

Antibiotik Topikal VS Sistemik dalam Jenis yang Sama

Dalam tinjauan Cochrane ini, 4 studi dengan total 325 partisipan membandingkan ciprofloxacin topikal dengan sistemik (oral). Tiga penelitian melaporkan resolusi dari keluarnya cairan dalam 1-2 mingggu, serta dilaporkan bahwa pemberian topikal sedikit lebih unggul. Meski demikian, peneliti menganggap bahwa kualitas bukti tersebut rendah.

Dalam 3 penelitian dengan total 265 peserta tidak ditemukan adanya ototoksisitas, baik pada kelompok antibiotik topikal ataupun sistemik. Namun, pengukuran untuk hal ini tidak jelas caranya sehingga kepastian dari bukti dianggap sangat rendah. Selain itu, dari studi yang dianalisis, tidak ada yang menilai mengenai komplikasi serius dan kualitas pendengaran.

Antibiotik Topikal VS Sistemik dalam Jenis Berbeda

Dalam tinjauan Cochrane ini, terdapat 1 studi dengan 60 partisipan yang membandingkan ciprofloxacin topikal dengan gentamicin intramuskular, dimana dilaporkan bahwa keduanya tidak menghasilkan perbedaan dalam hasil audiometri. Peneliti Cochrane menganggap studi ini memiliki kualitas bukti sangat rendah.

Terdapat juga studi lain yang membandingkan ofloxacin topikal dengan amoxicillin klavulanat pada pasien OMSK yang juga mendapat pembersihan telinga dengan suction pada kunjungan pertama. Meski demikian, jumlah sampel studi ini sangat kecil sehingga tidak jelas apakah keduanya menghasilkan perbedaan signifikan dalam resolusi gejala ataupun ototoksisitas.[3]

Kesimpulan

Antibiotik sistemik dan topikal sama-sama umum digunakan pada pengelolaan otitis media supuratif kronis (OMSK). Meski demikian, bukti ilmiah terkait efikasi dari keduanya masih sangat terbatas. Saat ini belum ada cukup bukti untuk menentukan apakah terapi topikal, sistemik, atau kombinasi keduanya lebih baik untuk mengobati OMSK. Uji klinis acak terkontrol dengan jumlah subjek lebih besar masih diperlukan.

Referensi