Epidemiologi Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi secara epidemiologi merupakan penyakit yang bersifat global dan dapat terjadi di semua usia.
Global
Prevalensi rhinitis alergi semakin hari semakin meningkat di seluruh dunia. Di Amerika, prevalensi untuk rhinitis alergi adalah 10-30% pada usia dewasa dan hampir 40% pada usia anak anak. Peningkatan prevalensi rhinitis alergi ini dapat menjadi suatu beban ekonomi yang berat karena pada umumnya pasien dengan rhinitis alergi akan mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitasnya dan penurunan kualitas hidup.[2] Pada suatu survei di Amerika mengenai gejala rhinitis alergi pada pekerja, sekitar 55% (8267 pekerja) dengan gejala rhinitis alergi menjadi tidak produktif selama 3.6 hari dalam satu tahun. Di Asia Pasifik, prevalensi rhinitis alergi tinggi terutama pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah, yaitu sekitar 5-45%.[4]
Indonesia
Belum ada data nasional mengenai prevalensi rhinitis alergi di Indonesia. Suatu penelitian di Bandung menemukan prevalensi kasus rhinitis alergi di RS. Hasan Sadikin sebanyak 38.2% dan sekitar 64.6% pasien rhinitis alergi tersebut berada pada rentang usia 10-29 tahun dan sekitar 45.1% berprofesi sebagai pelajar.[4]
Mortalitas
Dibandingkan dengan beberapa kondisi medis yang lain, rhinitis alergi jarang sekali menimbulkan masalah yang berat karena penyakit ini tidak menimbulkan kejadian morbiditas dan mortalitas yang berat namun beban biaya menjadi suatu hal yang penting pada kasus ini. Rhinitis alergi akan menurunkan kualitas hidup penderita, gangguan jumlah dan kualitas tidur, fungsi kognitif sehingga pasien menjadi semakin lelah dan tidak dapat menjalankan fungsinya, baik dalam pekerjaan atau sekolah.[1]