Epidemiologi Polip Nasal
Data epidemiologi polip nasal secara nasional di Indonesia belum diketahui. Di Amerika Serikat, dilaporkan polip nasal terjadi pada 0,1% populasi anak.
Global
Di Amerika Serikat, insiden terjadinya polip nasal pada populasi dewasa sebesar 1-4%. Sedangkan, angka kejadian polip nasal pada anak sebesar 0,1%. [1,9]
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dilaporkan lebih sering mengalami polip nasal. Sekitar 19-36% pasien polip nasal menderita rhinosinusitis kronik. [1,2]
Prevalensi terjadinya polip nasal lebih tinggi pada individu dengan asthma, kistik fibrosis serta hipersensitivitas terhadap aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dibandingkan dengan populasi umum. [2]
Indonesia
Berdasarkan penelitian deskriptif observasional di RSUP Haji Adam Malik tahun 2012-2014, didapatkan beberapa karakteristik dari 109 penderita polip nasal, antara lain jenis kelamin laki-laki (67%), kelompok usia terbanyak 51-60 tahun (27,5%), dan riwayat sinusitis (72,5%). Keluhan utama pasien dapat berupa hidung tersumbat (99,1%), gangguan penciuman (66,1%), postnasal drip (91,7%), dan nyeri kepala (75,2%). [10]
Penelitian deskriptif lainnya di poliklinik RSUP Dr. M. Djamil tahun 2014-2016, mendapatkan karakteristik dari 88 penderita polip nasal, antara lain jenis kelamin laki-laki (59,1%), kelompok usia terbanyak 41-60 tahun (42%), riwayat sinusitis (98,9%). [11]
Mortalitas
Mortalitas tidak meningkat secara signifikan pada penderita polip nasal. Namun, gejala yang diderita menurunkan kualitas hidup penderita. Suatu studi menemukan bahwa risiko mortalitas rhinosinusitis kronik dengan polip nasal lebih tinggi daripada rhinosinusitis kronik tanpa polip nasal. [2,12]