Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Polip Nasal general_alomedika 2022-09-29T15:19:00+07:00 2022-09-29T15:19:00+07:00
Polip Nasal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Polip Nasal

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Etiologi polip nasal belum diketahui pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya polip nasal, antara lain faktor genetik, faktor biofilm, dan fungi. [2]

Faktor Genetik

Beberapa penelitian menganalisa perbedaan ekspresi gen pada jaringan normal nasal dan polip nasal untuk mengidentifikasi kerentanan gen terkait terjadinya polip nasal. Berdasarkan studi genetik, didapatkan risiko terjadinya polip nasal meningkat 5,53 kali pada individu dengan HLA-DQA1*0201-DQB1*0201. [1,2]

Selain itu, penelitian juga menemukan gen yang terlibat dalam perbaikan dan pemeliharaan inflamasi mukosa pada polip nasal, yakni Carbonic Anhydrase (CA). CA merupakan zinc metalloenzyme yang berperan dalam proses biologis sebagai epitel pengangkut cairan, termasuk transportasi ion dan air. Penurunan ekspresi CA berkaitan dengan gangguan elektrolit dan transportasi air pada sel epitel, sehingga menyebabkan edema jaringan dan meningkatkan risiko terbentuknya polip nasal. [1,2]

Faktor Biofilm

Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur terdapat dalam 2 bentuk utama di rongga sinonasal, yakni sebagai free-floating planktonic replicating cells dan biofilm. Biofilm merupakan kumpulan mikroorganisme dalam matriks zat polimer ekstraseluler yang terdiri dari exopolysaccharides, asam nukleat, dan protein. [2,7]

Sifat struktural dari biofilm dan karakteristik sel sessile menghasilkan resistensi terhadap antimikroba, sehingga bakteri dalam biofilm dapat secara aktif memetabolisme dan menghasilkan endotoksin serta faktor virulensi lainnya, menyebabkan inflamasi kronik. [1,7]

Faktor Fungi

Fungi menjadi salah satu etiologi dari polip nasal. Spora dan hifa dari fungi merupakan antigen yang menyebabkan inflamasi oleh eosinofil dan major basic protein (MBP), sehingga terjadi kerusakan mukosa dan migrasi sel inflamasi lain. Aspergillus dan Alternaria merupakan spesies fungi yang sering terlibat dalam patogenesis polip nasal. [2]

Faktor Risiko

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa inflamasi kronik merupakan faktor utama pembentukkan polip nasal. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya polip nasal, antara lain :

Alergi

Dalam suatu penelitian, didapatkan sebesar 0,5-4,5% populasi dewasa dengan rhinitis alergi menderita polip nasal. [2]

Studi yang ada mengindikasikan hubungan antara level IgE total, IgE spesifik, dan infiltrasi eosinofilik pada polip nasal. Tes intradermal ditemukan positif terhadap alergen makanan pada 81% pasien polip nasal dibandingkan dengan 11% kontrol. [2,8]

Asthma Bronkial

Terdapat sebesar 10% kasus asthma ditemukan berbarengan dengan polip nasal. Selain itu, terjadi polip nasal terlebih dulu, yang diikuti asthma 2-12 tahun kemudian. Onset terjadinya asthma yang lambat meningkatkan risiko polip nasal sekitar 10-15%. [1,8]

Umumnya prevalensi polip nasal 2 kali lipat lebih banyak pada laki-laki. Namun, pada pasien yang menderita polip nasal dan asthma, dilaporkan 2 kali lipat lebih banyak pada perempuan. Perempuan dengan polip nasal memiliki risiko 1,6 kali menderita asthma dan 2,7 kali memiliki rhinitis alergi. [8]

Sensitivitas terhadap Aspirin

Anak-anak dari penderita asthma bronkial dan sensitivitas terhadap aspirin lebih sering menderita polip nasal dan rhinosinusitis. Hal tersebut menunjukkan adanya peranan faktor genetik, di mana HLA A1/ B8 dilaporkan meningkatkan risiko polip nasal pada pasien asthma bronkial dan sensitivitas terhadap aspirin. [2]

Genetik

Dalam suatu penelitian, didapatkan >50% pasien polip nasal memiliki riwayat keluarga positif. Selain itu, juga ditemukan adanya asosiasi antara gen HLA-A74, HLA-DR7-DQA1*0201, dan haplotype HLA-DR7-DQB1*0202 dengan kejadian polip nasal. [1,2]

Faktor lainnya

Beberapa faktor risiko lainnya yang meningkatkan terjadinya polip nasal, antara lain kistik fibrosis, allergic fungal sinusitis, rhinosinusitis kronik, primary ciliary dyskinesia, churg-strauss syndrome, young syndrome serta nonallergic rhinitis with eosinophilia syndrome (NARES). [2,8]

Referensi

1. Newton JR, Ah-See KW. A review of nasal polyposis. Ther Clin Risk Manag. 2009; 4(2): 507–512.
2. McClay JE. Nasal Polyps. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/994274-overview
7. Naclerio RM, Baroody FM, Pinto JM. Nasal Polyps and Biomarkers. J Allergy Clin Immunol. 2017; 5(6): 1589-1590.
8. Lisspersa K, Janson C, Larsson K , Johansson G , Telg G. Comorbidity, disease burden and mortality across age groups in a Swedish primary care asthma population: An epidemiological register study (PACEHR). Respir Med. 2018; 136: 15-20.

Patofisiologi Polip Nasal
Epidemiologi Polip Nasal
Diskusi Terkait
Anonymous
16 November 2021
Polyp hidung apakah harus di tatalaksana dengan pembedahan - THT Ask The Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dr. Sekti Sp.THT-KL(K), Selamat pagi dokter, ijin bertanya untuk polyp hidung apakah harus di tatalaksana dengan pembedahan atau ada terapi lain...
dr.Rina Hayati, Sp.T.H.T.K.L.
17 Agustus 2019
Massa hidung akut dengan epistaksis dan ulkus ginggiva
Oleh: dr.Rina Hayati, Sp.T.H.T.K.L.
17 Balasan
Alo dok, MERDEKA!Pria, 25th dengan keluhan massa hidung kanan disertai epistaksis dan ulkus ginggiva sejak 2 hari, berbau. Awalnya massa seperti jerawat,...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.