Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Polip Nasal general_alomedika 2024-01-09T15:20:31+07:00 2024-01-09T15:20:31+07:00
Polip Nasal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Polip Nasal

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Penatalaksanaan polip nasal bertujuan untuk mengurangi ukuran polip, mengurangi gejala yang dialami, serta mencegah kekambuhan. Penatalaksanaan pada polip nasal dapat berupa terapi suportif, medikamentosa, dan pembedahan.[1-4,14]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa dari polip nasal meliputi pemberian kortikosteroid intranasal atau sistemik, antihistamin oral, dan antibodi monoklonal.[1,14-16]

Kortikosteroid Intranasal

Kortikosteroid intranasal memberikan efek yang positif baik terhadap penyakit polip nasal maupun kualitas hidup pasien secara umum. Penggunaan kortikosteroid intranasal dapat mengurangi ukuran polip nasal yang berukuran kecil, dan efektif untuk menghentikan pertumbuhan kembali dari polip.[14,16]

Selain itu, kortikosteroid intranasal juga memiliki lebih sedikit efek merugikan dibandingkan dengan sediaan sistemik karena bioavailabilitasnya lebih rendah. Penggunaan jangka panjang cukup efektif dan aman untuk mengobati kondisi polip nasal, dan tidak menimbulkan peningkatan tekanan intraokular ataupun katarak. Meskipun demikian, efek samping ringan masih mungkin dapat timbul akibat penggunaan kortikosteroid intranasal, misal epistaksis.[1,14,16]

Pilihan kortikosteroid intranasal yakni triamcinolone, fluticasone propionate, mometasone, dan budesonide.[14,16]

  • Fluticasone propionate drops 200 mcg diteteskan pada kedua lubang hidung secara perlahan, digunakan sebanyak 1-2 kali per hari, selama 4-6 minggu[17]
  • Triamcinolone spray, dosis 220 mcg, disemprotkan 2 sprays pada masing-masing lubang hidung, digunakan sebanyak 1 kali per hari, apabila keluhan membaik maka dosis dapat diturunkan menjadi 1 spray pada masing-masing lubang hidung[18]
  • Mometasone spray, dosis 100 mcg, disemprotkan 2 sprays pada masing-masing lubang hidung, digunakan sebanyak 1 kali per hari, digunakan selama 5-6 minggu[19]
  • Budenoside spray, dosis 64 mcg/dosis, disemprotkan 1 spray pada masing-masing lubang hidung, digunakan sebanyak 1 kali per hari[20]

Kortikosteroid Sistemik

Kortikosteroid sistemik dapat diberikan secara oral dan memiliki efikasi yang tinggi dalam menurunkan gejala serta ukuran dari polip nasal. Pemberian kortikosteroid sistemik yakni dalam jangka pendek 7-20 hari, dan jenis steroid yang dapat digunakan yakni prednison dengan dosis 25-60 mg.

Penggunaan kortikosteroid sistemik jangka pendek cenderung aman, namun tetap berisiko menimbulkan efek samping. Efek samping yang dapat timbul yakni seperti insomnia, gangguan mood, dan gangguan saluran pencernaan.[14,16]

Antihistamin

Pemberian antihistamin pada pasien polip nasal dilatarbelakangi oleh adanya keterkaitannya dengan riwayat atopi atau alergi sebagai faktor risiko. Penggunaan antihistamin diharapkan dapat mengontrol alergi yang dialami.

Jenis antihistamin yang dapat diberikan yakni cetirizine 20 mg, diberikan per oral, sebanyak 1 kali per hari selama 3 bulan. Meski demikian, pemberian antihistamin tidak mengurangi ukuran polip.[16]

Antibodi Monoklonal

Beberapa studi melaporkan bahwa penggunaan antibodi monoklonal dalam penatalaksanaan polip nasal cukup efektif, terutama pada kasus polip refrakter. Beberapa pilihan terapinya antara lain dupilumab yang menghambat IL-4 dan IL-13, sehingga dapat mengurangi ukuran dan gejala polip. Selain itu, mepolizumab mampu menghambat aktivitas sitokin proeosinofilik interleukin 5, sehingga dapat mengurangi keperluan tindakan pembedahan.

Indikasi dari pemberian antibodi monoklonal yakni anosmia berat, gangguan kualitas hidup berat, memiliki penyakit penyerta berupa asma, perlu mendapatkan terapi kortikosteroid sistemik namun memiliki kontraindikasi dalam penggunaannya, memiliki inflamasi tipe II (eosinofilia >250 sel/µl, IgE dalam darah >100 IU/mL, atau eosinofil pada jaringan >10 HPF).[1-4]

Pembedahan

Tindakan pembedahan yang dilakukan pada kasus polip nasal adalah polipektomi dan Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS). Indikasi dari tindakan pembedahan yakni apabila pasien mengalami kondisi refrakter atau polip tidak berhasil diterapi menggunakan pendekatan medikamentosa.

FESS saat ini merupakan tindakan yang efektif dalam meredakan gejala dan mengurangi tingkat rekurensi karena selain mengangkat polip juga membuka celah pada meatus medius yang merupakan lokasi tersering terjadinya polip nasal. Namun polipektomi sederhana dapat tetap dilakukan terutama pada kasus polip dengan jumlah sedikit atau terisolasi. [3,14,16]

Setelah tindakan pembedahan, direkomendasikan untuk memberikan antibiotik.

  • Doxycycline200 mg pada hari pertama, diikuti 100 mg 1 kali sehari selama 3-12 minggu

  • Clarithromycin250 mg 2 kali sehari selama 8-12 minggu

  • Azithromycin500 mg 3 kali sehari sampai dengan 12 minggu

Untuk mencegah pertumbuhan polip nasal kembali, dapat diberikan steroid topikal seperti fluticasone propionate dan mometasone.[1-4,14,16]

Terapi Suportif

Terapi suportif pada kasus polip nasal dapat berupa irigasi hidung. Meskipun irigasi hidung tidak dapat mengurangi ukuran polip nasal, namun irigasi hidung diduga bermanfaat dalam mengembalikan fungsi mukosa hidung melalui pembersihan krusta pada hidung, pembersihan mukus, meningkatkan aktivitas silia pada mukosa hidung, membuang antigen, biofilm, mediator inflamasi pada hidung, serta meningkatkan hidrasi pada mukosa hidung.

Cairan irigasi yang dapat digunakan yakni seperti cairan salin normal. Irigasi hidung dapat dilakukan selama 2-3 bulan,[14,16]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Karina Sutanto

Referensi

1. Archer SM. Nonsurgical Treatment of Nasal Polyps. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/861353-overview#a1
2. del Toro E, Portela J. Nasal Polyps. StatPearls. NCBI. 2023
3. Cheng AT. Nasal Polyp Surgery. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/861456-overview#a8
4. McClay JE. Pediatric Nasal Polyps. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/994274-overview#a1
14. Fokkens W, Lund V, Bachert C, Clement P, Helllings P. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps. 2020. https://www.rhinologyjournal.com/Documents/Supplements/supplement_29.pdf
15. Gavaert P, Craemer JD, Bachert C, et al. European academy of allergy and clinical immunology position paper on endoscopic scoring of nasal polyposis. Allergy. 2023; 78(4): 912-922
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tata Laksana Rinosinusitis Kronik. 2022. https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1661822131_121736.pdf
17. MIMS. Fluticasone. 2020. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/fluticasone?mtype=generic
18. MIMS. Triamcinolone Acetonide. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/nasacort%20aq?type=full
19. MIMS. Mometasone. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/mometasone?mtype=generic
20. MIMS. Budesonide. 2022. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/budesonide?mtype=generic

Diagnosis Polip Nasal
Prognosis Polip Nasal
Diskusi Terkait
dr. Aud Prima Pribadi
Dibalas 09 Oktober 2023, 15:15
Tindakan operasi polipektomi dengan endoskopi
Oleh: dr. Aud Prima Pribadi
2 Balasan
Pasien laki-laki usia 41 tahun, memiliki Polip Nasi Posterior, memeriksakan dirinke Poli THT sebuah RS. Disarankan untuk Tindakan Polipektomi / pengangkatan...
Anonymous
Dibalas 07 Februari 2023, 11:07
Penatalaksanaan polip nasi pada anak di faskes tingkat pertama
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya saya mendapat pasien anak usia 12 tahun dgn keluhan mimisan. Setelah dilakukan pemeriksaan cavum nasi terdapat polip grade 2. Saat...
Anonymous
Dibalas 16 November 2021, 10:53
Polyp hidung apakah harus di tatalaksana dengan pembedahan - THT Ask The Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dr. Sekti Sp.THT-KL(K), Selamat pagi dokter, ijin bertanya untuk polyp hidung apakah harus di tatalaksana dengan pembedahan atau ada terapi lain...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.