Epidemiologi Osteoarthritis
Epidemiologi osteoarthritis (OA) diketahui lebih tinggi pada usia tua, dimana dilaporkan bahwa laki-laki berusia di atas usia 60 tahun lebih banyak terkena dibandingkan wanita dalam kelompok usia yang sama.
Global
Osteoarthritis (OA) adalah salah satu dari 10 penyebab utama kelumpuhan dan gangguan pergerakan sendi. Menurut data dari WHO, terdapat 9,6% laki-laki dan 18,0% wanita di atas usia 60 tahun memiliki OA simtomatik.[3] Terdapat lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat memiliki OA.12 Sedangkan, di Inggris terdapat sekitar 8 juta orang mengalami OA.[13]
Prevalensi OA dapat berbeda-beda berdasarkan etnis, jenis kelamin, dan usia. OA meningkat seiring dengan bertambahnya usia, 80-90% pasien dengan OA berusia 65 tahun ke atas[1,12,13] dan ditemukan lebih sering pada wanita, dengan rasio wanita-pria 1,7:1.[1]
Berdasarkan keterlibatan sendinya, OA paling sering ditemukan di lutut, tangan, dan panggul. Menurut studi kohort Framingham, prevalensi OA simtomatik pada tangan, lutut, dan panggul adalah 6,8%, 4,9%, dan 4,3%. Sedangkan, OA radiografik ditemukan sebanyak 19,2% pada lutut, 27,2% pada tangan, dan 19,6% pada panggul.[14,15] Angka ini berbeda dengan studi Johnston County Osteoarthritis Project (JCOP), dimana prevalensi OA simtomatik ditemukan sebanyak 16,7% di lutut dan 9% di panggul.[14] Di Cina, OA paling sering ditemukan terjadi pada sendi lutut.[1,16]
Indonesia
Prevalensi OA di Indonesia tidak terdata dengan jelas. Salah satu penelitian di Bandung mendapatkan bahwa 74,48% dari keseluruhan kasus reumatik pada tahun 2004 merupakan kasus OA, dimana 69% diantaranya adalah pasien wanita dan 87% merupakan OA lutut.[17]