Diagnosis Osteoarthritis
Diagnosis osteoarthritis (OA) dapat dengan mudah ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, namun demikian, pemeriksaan penunjang diperlukan untuk memastikan diagnosis dan mengetahui derajat kerusakan sendi.
Anamnesis
Keluhan pasien OA pada saat kunjungan ke klinik dapat berbeda-beda tergantung dari progres penyakitnya. Pada stadium awal, sendi pasien masih dapat terlihat normal karena belum ada kerusakan kartilago yang ekstensif. Seiring dengan progresifitas penyakitnya, keluhan yang dirasakan akan semakin bertambah intensitasnya. [1,2]
Hal-hal yang dapat ditemukan pada pasien OA antara lain:
- Nyeri: dalam, difus, gradual, lokal, bertambah parah dengan aktivitas, membaik dengan obat-obatan (stadium awal)
-
Kaku pagi hari/morning stiffness < 30 menit
- Kaku sendi setelah istirahat
- Limitasi pergerakan
- Krepitus (terutama pada lutut)
- Bengkak (efusi)
- Tidak ada gejala sistemik
- Faktor risiko, seperti usia yang lanjut, obesitas, dan aktivitas fisik harian yang memberi beban pada sendi [1,2,17,21]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan pada OA antara lain:
- Antopometri, dapat ditemukan indeks massa tubuh > 25 kg/m2
-
GALS (Gait, Arm, Leg, Spine), dapat ditemukan antalgic gait
-
Look / inspeksi, dapat ditemukan keterlibatan sendi asimetris, deformitas, bengkak (efusi), ataupun penonjolan tulang (nodus Heberden dan Bouchard)
-
Feel / palpasi, dapat ditemukan nyeri tekan tepi tulang, tidak teraba panas, teraba krepitus, dan teraba tonjolan/perbesaran tulang
-
Move / gerakan, dapat ditemukan bunyi krepitus dan limitasi ROM
Tes spesial: patellar tap untuk melihat adanya efusi sendi [1,2,17,21]

Gambar: grading secara visual berdasarkan pembengkakan dan deformitas
Kriteria Diagnosis
Terdapat beberapa panduan yang dapat digunakan untuk kriteria diagnosis, yang paling sering digunakan adalah American College of Rheumatology (ACR) dan Europan League Against Rheumatism (EULAR). Perhimpunan Reumatologi Indonesia menerapkan kriteria berdasarkan ACR, yaitu sebagai berikut:
Kriteria Diagnostik OA Lutut
Berdasarkan kriteria klinis saja: (sensitifitas 95%, spesifisitas 69%)
- Nyeri lutut
- ≥ 3 dari 6 kriteria berikut: krepitus saat gerakan aktif, kaku sendi < 30 menit, umur > 50 tahun, pembesaran tulang sendi lutut, nyeri tekan tepi tulang, tidak teraba hangat
- Berdasarkan klinis dan laboratorium: (sensitifitas 92%, spesifisitas 75%)
- Nyeri sendi
-
≥ 5 dari 9 keriteria berikut: usia > 50 tahun, kaku < 30 menit, krepitus, nyeri tekan tepi tulang, perbesaran tulang, tidak teraba panas, Laju Endap Darah (LED) < 40mm/jam, Rheumatic Factor (RF) < 1,40, analisis cairan sinovial ciri khas OA
Berdasarkan klinis dan radiologi: (sensitifitas 91%, spesifisitas 86%)
- Nyeri sendi
- Osteofit
- ≥ dari 3 kriteria berikut: usia > 50 tahun, kaku < 30 menit, krepitus
Kriteria Diagnostik OA Tangan
Berdasarkan gejala klinis: (sensitifitas 92%, spesisitas 98%)
- Nyeri / kaku pada tangan
- ≥ 3 dari 4 kriteria berikut:
- Perbesaran jaringan pada ≥ 2 dari 10 sendi tangan khusus OA*
-
Bengkak pada < 3 sendi metakarofalang/metacarpophalanges (MCP)
- Perbesaran jaringan pada ≥ 2 sendi interfalang distal (DIP)
- Bila perbesaran sendi DIP kurang dari 2, terdapat deformitas pada ≥ 1 dari 10 sendi tangan khusus OA *
*10 sendi tangan khusus OA: sendi ke-2 dan ke-3 DIP, sendi ke-2 dan ke-3 interfalang proksimal (PIP), sendi trapeziometakarpal
Kriteria Diagnostik OA Panggul
Berdasarkan klinis dan laboratorium: (sensitivitas 86%, spesifisitas 75%)
- Nyeri sendi panggul/koksa
- ≥ 1 dari 2 kriteria berikut:
- Rotasi internal sendi panggul ≥15°, nyeri pada rotasi internal, kaku ≤60 menit, usia > 50 tahun
- Rotasi internal <15°, LED ≤45 mm/jam, fleksi sendi ≤115° (bila tidak dapat dilakukan LED)
Berdasarkan klinis, lab, dan radiologi: (sensitivitas 89%, spesifisitas 91%)
- Nyeri sendi panggul/koksa
- ≥ 2 dari 3 kriteria berikut:
- LED < 20 mm/jam
- Osteofit (femoral / asetabular)
- Penyempitan celah sendi (superior, aksial, dan/atau medial) [17,21]
Derajat Penyakit
Tingkat keparahan OA perlu dinilai setelah diagnosis OA ditegakkan. Derajat keparahan OA dinilai dengan indeks Lequense. Indeks Lequesne dibagi dalam 3 komponen:
Keluhan Nyeri Atau Ketidaknyamanan (Pain Or Discomfort)
- Nyeri atau rasa tidak nyaman saat tidur malam hari
Tidak Ada = 0
Ada saat pergerakan / posisi tertentu = 1
Ada meski tanpa pergerakan = 2
- Durasi kaku atau nyeri pagi hari
Tidak Ada = 0
<15 menit = 1
>15 menit = 2
- Nyeri setelah berdiri 30 menit
Tidak Ada = 0
Ada = 1
- Nyeri saat berjalan
Tidak Ada = 0
Ada, hanya setelah beberapa langkah = 1
Ada, segera setelah melangkah = 2
- Nyeri atau rasa tidak nyaman pada perubahan posisi tanpa bantuan tangan
Tidak Ada = 0
Ada = 1
Jarak Tempuh Maksimal Dalam Berjalan (Maximum Distance Walked)
- Jarak tempuh maksimal dengan berjalan
Tidak terbatas = 0
> 1 km, tapi terbatas = 1
1 km, dalam 15 menit = 2
500-900 m dalam 8-15 menit = 3
300-500 m = 4
100-300 m = 5
< 100 m = 6
- Perlu alat bantu jalan
Tidak Ada = 0
Perlu 1 tongkat = 1
Perlu 2 tongkat = 2
Kemampuan Beraktivitas Fisik Sehari-Hari (Activities Of Daily Living)
- Kemampuan menaiki anak tangga
Mampu = 0
Mampu dengan sedikit kesulitan = 0,5
Mampu dengan kesulitan sedang = 1
Mampu dengan sangat kesulitan = 1,5
Tidak mampu sama sekali = 2
- Kemampuan menuruni anak tangga
Mampu = 0
Mampu dengan sedikit kesulitan = 0,5
Mampu dengan kesulitan sedang = 1
Mampu dengan sangat kesulitan = 1,5
Tidak mampu sama sekali = 2
- Kemampuan berjongkok atau menekuk lutut
Mampu = 0
Mampu dengan sedikit kesulitan = 0,5
Mampu dengan kesulitan sedang = 1
Mampu dengan sangat kesulitan = 1,5
Tidak mampu sama sekali = 2
- Kemampuan berjalan pada permukaan yang tidak rata
Mampu = 0
Mampu dengan sedikit kesulitan = 0,5
Mampu dengan kesulitan sedang = 1
Mampu dengan sangat kesulitan = 1,5
Tidak mampu sama sekali = 2
Derajat keparahan OA dihitung dengan menjumlahkan ketiga komponen indeks Lequesne. Nilai minimal indeks Lequesne adalah 0 dan nilai maksimalnya 24. Intepretasi hasil indeks Lequesne:
- Normal = 0
- OA Ringan = 1-4
- OA Sedang = 5-7
- OA Berat = 8-10
- OA Sangat berat = 11-13
- Berat sekali = ≥14 [17]
Diagnosis Banding
Diagnosis lain yang harus dipikirkan dan disingkirkan pada kasus yang dicurigai OA adalah:
-
Rheumatologi : Gout dan pseudogout, Artritis reumatik/rheumatoid arthritits (RA), Artritits reaktif, Fibromialgia, Tendonitis, Artritis psoriatik, Bursitis (prepatela dan trochanter), Nekrosis avascular, Spondylitis ankilosing
- Infeksi : Artritits septik, Artritits pasca-infeksi
- Ortopedi : Artropati neuropatik (sendi Charcot), Sindrom patellofemoral [1,21]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis OA dan menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain adalah:
Laboratorium
- LED serum: umumnya ditemukan normal
-
CRP (C-reactive protein) serum: normal
- RF: negatif
-
Antibody anti-CCP (cyclic citrullinated peptide): negatif
Radiologi
- X-ray: dapat ditemukan osteofit, penyempitan ruang sendi, sklerosis subkondral, kista tulang subkondral
- MRI: dapat ditemukan penyempitan ruang sendi, perubahan subkondral, osteofit, efusi, kerusakan meniskus, tendon, dan otot.
- Artrosentesis (analisa cairan sinovial): pada OA ditemukan leukosit < 2000 u/L dengan dominasi mononuklear, tidak terdapat deposit kristal, tidak ditemukan patogen [1,21]
