Penatalaksanaan Arteritis Temporal
Penatalaksanaan arteritis temporal utamanya adalah kortikosteroid dosis tinggi. Penyakit ini membutuhkan pemantauan jangka panjang karena adanya risiko menyebabkan kebutaan. [1-3,6-8]
Terapi Farmakologi
Tata laksana pilihan pada arteritis temporal hingga saat ini adalah pemberian kortikosteroid dosis tinggi. Pemberian kortikosteroid dosis tinggi pada 24 jam pertama timbulnya keluhan penglihatan dilaporkan mampu menurunkan risiko kebutaan hingga 22 kali lipat.
Belum ada pedoman dan persetujuan yang jelas terkait regimen steroid yang bisa digunakan. Pada umumnya, pasien dengan arteritis temporal diberikan prednison oral 40-60 mg per hari sambil dilakukan biopsi arteri temporal dalam 1 minggu.
Jika terdapat gejala visual atau neurologi, dosis dapat ditingkatkan menjadi 80-100 mg per hari. Pilihan lain adalah methylprednisolone intravena 1000 mg per hari selama 3 hari. [1-7,9]
Efek jangka panjang kortikosteroid terjadi pada 80% pasien yang menerima pengobatan untuk arteritis temporal. Data melaporkan beberapa efek samping yang cukup signifikan seperti katarak subkapsular posterior (41%), fraktur (38%), infeksi (31%), hipertensi (22%), diabetes mellitus (9%), dan pendarahan gastrointestinal (4%). Oleh karenanya, pemantauan efek samping kortikosteroid ini diperlukan. [7,9]
Pembedahan
Walaupun respon pasien berbeda-beda terhadap kortikosteroid jangka panjang, kebanyakan dari pasien dengan arteritis temporal akan menunjukan perbaikan gejala setelah 3-4 minggu, sehingga pembedahan jarang dilakukan pada kasus arteritis temporal. Tindakan bedah yang dilakukan dapat berupa revaskularisasi, angioplasty, stenting, atau operasi bypass. [5-7,9]
Pemantauan
Pasien dengan arteritis temporal disarankan menjalani pemantauan pada minggu ke-1, 3, dan 6 terapi. Setelah itu, pada bulan ke-3, 6, 9, dan 12 pada tahun pertama menjalani terapi. Pasien dapat datang kapan saja jika merasa mengalami gejala arteritis temporal kembali atau mengalami efek samping pengobatan.
Pasien dengan arteritis temporal umumnya menjalani terapi steroid dosis tinggi selama 2 tahun. Oleh karena itu, pemantauan terkait efek samping obat ini diperlukan, di antaranya pemantauan gejala dan tanda diabetes mellitus, hipertensi, dan katarak. Pemantauan disarankan untuk dilanjutkan hingga 1 tahun setelah terapi dihentikan. [1,9]