Diagnosis Arteritis Temporal
Diagnosis arteritis temporal dapat ditegakan berdasarkan kriteria diagnosis oleh American College of Rheumatology (ACR) dengan tujuan untuk membedakan arteritis temporal dari peradangan pada pembuluh darah lain. [4,6] Berbagai penanda laboratorium juga dapat digunakan untuk menegakan diagnosis, seperti laju endap eritrosit (erythrocyte sedimentation rate atau ESR) dan C reactive protein (CRP). Biopsi arteri temporal superfisial dapat dilakukan jika perlu. [1]
Anamnesis
Arteritis temporal dapat bermula dengan manifestasi konstitusional seperti anoreksia, demam, malaise, mialgia, keringat di malam hari, dan penurunan berat badan. Gejala ini dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Gejala lain yang juga bisa timbul adalah sakit kepala (72%), polimialgia reumatika (58%), lelah (56%), dan klaudikasio rahang (40%).
Nyeri kepala pada arteritis temporal umumnya terlokalisir pada area temporal atau oksipital. Sifat nyeri bisa berdenyut dan kontinu. Nyeri akan dirasakan bertambah sakit jika diraba, pasien menyisir rambut, atau saat memakai topi dan kacamata.
Sekitar 50% pasien dengan arteritis temporal dilaporkan mengalami gangguan penglihatan. Keluhan yang muncul di awal biasanya penglihatan kabur atau gangguan refraksi yang bersifat transien dan intermiten. Kehilangan penglihatan transien ini juga sering disebut amaurosis fugax. Pasien juga bisa mengeluhkan diplopia dan penyempitan lapang pandang. Apabila dibiarkan, pasien bisa mengalami kebutaan. [1]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan nyeri saat palpasi arteri temporal. Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan secara bilateral untuk mencari bukti stenosis arteri.
Pemeriksaan fisik pada mata menggunakan oftalmoskop dilakukan untuk mengidentifikasi bercak halus (cotton-wool spots) yang muncul sebagai akibat gangguan perfusi pada retina.
Arteritis temporal perlu dicurigai jika pada pasien dengan usia di atas 50 tahun didapatkan :
- Kelainan pada arteri temporal
- Bukti oklusi arteri retina sentral[4,6]
Diagnosis Banding
Granulomatosis Wegener, atau yang juga dikenal dengan sebutan granulomatosis poliangitis (GPA), perlu dicurigai sebagai diagnosis banding arteritis temporal. Penyakit ini merupakan inflamasi granulomatosa pada pembuluh darah serupa dengan arteritis temporal. Namun, GPA umumnya terjadi pada pembuluh darah kecil.
Apabila ditemukan peningkatan laju endap eritrosit (erythrocyte sedimentation rate atau ESR), maka penyebab lain seperti polimiositis dan endokarditis juga harus dipertimbangkan.
Jika kebutaan terjadi pada saat terapi kortikosteroid berlangsung, non-arteritic anterior ischemic optic neuropathy (NAION) perlu dipertimbangkan. [4,5]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang menjadi baku emas dalam diagnosis arteritis temporal adalah biopsi. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, dan angiografi serebral.
Biopsi Arteri Temporal
Pengambilan spesimen dari arteri temporal dengan biopsi merupakan baku emas diagnosis arteritis temporalis. Biopsi dilakukan untuk melihat secara mikroskopis pembesaran pada sel pembuluh darah dan bukti kerusakan dinding pembuluh darah yang disebabkan proses inflamasi. Pemeriksaan ini memiliki spesifisitas 100%, namun sensitivitasnya dilaporkan berbeda-beda antar studi, yaitu berkisar antara 15-87%. [1-6]
Sampel yang diambil pada biopsi arteri temporal disarankan setidaknya sebesar 2-3 cm. Identifikasi arteri temporal dapat dilakukan dengan visualisasi, palpasi, atau bantuan USG Doppler. Apabila hasil biopsi negatif, namun kecurigaan adanya arteritis temporal sangat tinggi, biopsi di sisi sebelahnya dapat dipertimbangkan.
Hasil pemeriksaan histopatologi akan menunjukan :
- Proliferasi intima dengan stenosis lumen
- Gangguan lamina elastik interna akibat infiltrat sel mononuklear
- Invasi dan nekrosis pembuluh darah, terutama intima media, namun dapat melibatkan seluruh dinding pembuluh darah, dengan infiltrat inflamasi utama berupa sel mononuklear
- Pembentukan sel datia (giant cell) dengan granulomata dalam infiltrat sel mononuklear
- Trombosis intravaskular [1]
Darah Lengkap
Pada arteritis temporal, hasil pemeriksaan darah lengkap dapat menunjukan anemia normositik normokromik ringan, disertai peningkatan ringan dari hitung platelet.
ESR umumnya meningkat melebihi 50 mm/jam, namun bisa saja normal pada 7-20% pasien. C reactive protein (CRP) juga biasanya meningkat dan dapat melebihi 2,45 mg/dl. [1-4]
Angiografi Serebral
Angiografi serebral bukanlah pemeriksaan pilihan untuk menegakan diagnosis arteritis temporal. Sensitivitas pemeriksaan ini terhadap arteritis temporal berkisar antara 10-20%. Namun, pemeriksaan ini dapat dilakukan jika dicurigai terdapat keterlibatan pembuluh darah lain, misalnya arteri karotis interna. [1]