Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Psikosomatis general_alomedika 2022-02-04T17:18:04+07:00 2022-02-04T17:18:04+07:00
Psikosomatis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Kriteria Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Psikosomatis

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Diagnosis psikosomatis atau somatoform disorder ditegakkan dengan menyingkirkan semua kemungkinan diagnosis fisik dan diagnosis mental lainnya. Diagnosis ini hanya dipertimbangkan ketika semua keluhan fisik pasien tidak bisa dijelaskan proses patofisiologinya setelah dilakukan evaluasi secara teliti dan lengkap. Kriteria diagnosis gangguan ini berdasarkan ICD 10 sedikit berbeda dengan kriteria DSM 5.[3]

Anamnesis

Gejala khas yang harus ditemukan saat anamnesis adalah:

  • Keluhan fisik berulang yang seringkali hanya sedikit membaik dengan terapi adekuat
  • Riwayat sering ke fasilitas medis, berganti-ganti dokter, dan pemeriksaan penunjang berulang
  • Gangguan fungsi kehidupan sehari-hari pasien karena pengaruh keluhan fisik yang diderita[6]

Bila menemukan pasien dengan keluhan tersebut di layanan primer, langkah anamnesis yang harus dilakukan adalah menggali alasan pasien datang berkonsultasi dan keluhan penyakit fisik-somatik saat ini.  Keluhan dapat berupa angina pektoris, gastritis, dispepsia, atau vertigo.[6]

Perlu digali juga riwayat gangguan mental yang pernah atau sedang diderita pasien, serta riwayat penanganan medis dan mental termasuk psikofarmaka. Penjelasan dari pasien mengenai gejala somatik yang dialami harus lengkap menjelaskan riwayat perjalanan penyakit, faktor predisposisi, faktor presipitasi, dan faktor perpetuasi.[6]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang komprehensif harus dilakukan untuk menyingkirkan gangguan organik, sebelum ditegakkan diagnosis psikosomatis. Pemeriksaan fisik dilakukan sesuai dengan keluhan fisik pasien.[4]

Tidak ada pemeriksaan fisik spesifik untuk menegakkan diagnosis psikosomatis. Gangguan ini termasuk kelompok gangguan cemas sehingga sering ditemukan peningkatan saraf simpatis, seperti peningkatan laju nadi dan tekanan darah. Oleh karena itu, pemeriksaan tanda vital sebaiknya dilakukan dengan lengkap dan hati-hati. Bila perlu, pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada posisi duduk dan berbaring.[4,6]

Pemeriksaan Psikiatri

Pemeriksaan psikiatri untuk menegakkan diagnosis pasti psikosomatis dapat berdasarkan kriteria diagnosis ICD 10 atau DSM 5. Dalam ICD 10 (international classification of diseases), sebagian besar psikosomatis masuk pada klasifikasi gangguan somatoform, gangguan disosiatif/konversi, neurasthenia, serta faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan penyakit fisik.[1-3]

Sedangkan dalam DSM 5 (diagnostic and statistical manual of mental disorders), psikosomatis dimasukkan dalam kelompok somatic symptom and related disorders.[1-3]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang biasanya untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis gangguan organik. Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan keluhan pasien, dan bukan sesuai dengan keinginan pasien. Bila telah dilakukan pemeriksaan berulang dengan hasil negatif, sebaiknya pasien tidak melakukan pemeriksaan lagi dan tidak melakukan pemeriksaan yang tidak perlu.[3]

Diagnosis Banding

Gejala somatoform yang tidak dapat dijelaskan dengan dasar fisik sering menyertai gangguan-gangguan mental lain, seperti depresi, gangguan cemas menyeluruh, gangguan penyesuaian, gangguan panik, gangguan waham menetap, body dysmorphic, dan obsesif kompulsif. Diagnosis banding lainnya adalah factitious disorder dan malingering.[2]

Factitious Disorder

Pada factitious disorder, pasien hanya mengharapkan primary gain atau peran sebagai orang sakit. Tidak mendapatkan keuntungan sekunder karena berpura-pura sakit.[3]

Malingering

Pada malingering, pasien sengaja memalsukan sakitnya untuk mendapatkan secondary gain, misalnya terhindar dari masalah hukum, pengurangan masa tahanan, ijin pulang kerja lebih awal, atau tidak masuk sekolah.[3]

Referensi

1. WHO. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders. Geneva: World Health Organization; 2007.
2. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2013.
3. Oyama O, Paltoo C, Greengold J. Somatoform disorders. Am Fam Physician 2007; 76: 1333–8. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18019877/
4. Yates WR, Shortridge AB, Forrest JS. Somatic Symptom Disorders: Background, Pathophysiology, Epidemiology. 2019. Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/294908-overview
6. Piontek K, Shedden-Mora MC, Gladigau M, Kuby A, Löwe B. Diagnosis of somatoform disorders in primary care: diagnostic agreement, predictors, and comparisons with depression and anxiety. BMC Psychiatry 2018;18:361. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30419878/

Epidemiologi Psikosomatis
Kriteria Diagnosis Psikosomatis

Artikel Terkait

  • Mengetahui Dan Menangani Kehamilan Palsu
    Mengetahui Dan Menangani Kehamilan Palsu
Diskusi Terkait
Anonymous
30 Agustus 2022
Terapi untuk pasien dengan somatoform - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, ijin tanya bagaimana menerapi pasien dengan somatoform, terutama pada pasien yang kemudian tidak merasa puas karena merasa penyakitnya belum...
Anonymous
09 April 2022
Pasien dengan Gangguan Waham Somatik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya mau bertanya. Seseorang yang merasa yakin bahwa dirinya memiliki suatu penyakit di saluran cerna, padahal sudah berobat dan dilakukan...
dr.Ciho Olfriani
15 Juli 2021
Membedakan gejala psikosomatik dan gejala organik - Jiwa Ask the Expert
Oleh: dr.Ciho Olfriani
1 Balasan
ALO dr. Prianto Djatmiko, SpKJ!Izin bertanya, Dok. Bagaimana cara membedakan gejala psikosomatis dan gejala organik, Dok?Misalnya untuk gejala nyeri ulu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.