Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Psikosomatis general_alomedika 2024-05-28T11:58:11+07:00 2024-05-28T11:58:11+07:00
Psikosomatis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Kriteria Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Psikosomatis

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Edukasi kepada pasien psikosomatis atau somatoform disorder meliputi penjelasan mengenai gangguan yang diderita. Upaya memperbaiki tilikan diri pasien merupakan langkah pertama penatalaksanaan gangguan psikosomatis. Edukasi juga sebaiknya diberikan kepada keluarga karena peran keluarga sangat penting dalam proses pemulihan.[16]

Edukasi Pasien dan Keluarga

Edukasi yang diberikan kepada pasien mencakup diagnosis yang menyebabkan gejala-gejala yang dialami, hubungan gejala-gejala yang dialami dengan stressor psikologis, dan kemungkinan perburukan gejala emosional, seperti cemas atau depresi.[4,16]

Edukasi Pasien

Beberapa hal yang harus disampaikan kepada pasien saat edukasi adalah:

  • Dokter mengakui adanya gejala-gejala fisik yang dialami pasien, dan akan melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap gejala tersebut
  • Tidak semua gejala yang dialami pasien mengindikasikan adanya proses patologis secara organik, sehingga seringkali bisa resolusi spontan
  • Pasien harus berusaha mempertahankan fungsi personal dan interpersonal meskipun mengalami berbagai gejala fisik
  • Penting untuk mengidentifikasi stressor dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kecemasan akibat psikosomatis, dan pasien sebaiknya menurunkan stress tersebut
  • Intervensi dan tindakan agresif sebaiknya dilakukan secara berhati-hati, dan harus dengan sepengetahuan dokter yang benar-benar mengerti kondisi pasien[4,16]

Edukasi Keluarga

Keluarga diberikan edukasi untuk memahami keluhan pasien. Namun, tidak boleh mendukung kondisi preokupasi (kondisi menyita perhatian) pada gejala atau pemeriksaan medis. Edukasi yang harus disampaikan kepada keluarga adalah:

  • Sebaiknya semua keluhan didiskusikan dengan pasien dan dokter, termasuk di layanan primer
  • Keputusan untuk pemeriksaan spesialistik sebaiknya diserahkan kepada dokter
  • Kondisi pasien bisa membaik dan kembali berfungsi normal dengan bantuan dukungan keluarga dan lingkungan
  • Keluarga sebaiknya memberikan perhatian lebih banyak ketika pasien tidak mengalami gejala, dan tidak memberikan perhatian khusus terhadap gejala-gejala yang dialami pasien
  • Keluarga bisa membantu pasien untuk melakukan distraksi ketika gejala-gejala fisik kembali muncul[4]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tidak ada pencegahan primer untuk psikosomatis atau somatoform disorders, tetapi dapat dilakukan pencegahan sekunder dan tersier. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi seawal mungkin sehingga mencegah pasien mendapatkan pengobatan atau melakukan pemeriksaan yang tidak perlu, serta mencegah komplikasi dan kecacatan sebelum gangguan menjadi berat.[12]

Pencegahan tersier adalah upaya-upaya untuk meminimalkan dampak komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal ini dilakukan dengan membantu pasien untuk tetap bisa berfungsi secara baik dalam kehidupan sehari-hari dengan tetap bekerja, bersekolah, atau beraktivitas senormal mungkin. Contoh pencegahan tersier adalah kontrol teratur dan rutin menjalankan terapi yang diberikan oleh dokter, baik farmakoterapi maupun psikoterapi.[12]

Manajemen stress yang baik dan dukungan sosial yang baik bisa mempercepat pemulihan dan mencegah kekambuhan psikosomatis.[12]

Referensi

4. Yates WR, Shortridge AB, Forrest JS. Somatic Symptom Disorders: Background, Pathophysiology, Epidemiology. 2019. Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/294908-overview
12. Kurlansik SL, Maffei MS. Somatic Symptom Disorder. Am Fam Physician 2016;93:49–54. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26760840/
16. Gao X, McSwiney P, Court A, Wiggins A, Sawyer SM. Somatic Symptom Disorders in Adolescent Inpatients. J Adolesc Health 2018;63:779–84. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30279104/

Prognosis Psikosomatis

Artikel Terkait

  • Mengetahui Dan Menangani Kehamilan Palsu
    Mengetahui Dan Menangani Kehamilan Palsu
Diskusi Terkait
dr. Aulia Zuhria Rahma
Dibalas 01 Juni 2023, 20:08
Membedakan pasien dengan gangguan somatoform vs malingering
Oleh: dr. Aulia Zuhria Rahma
7 Balasan
Izin dokter, saya memiliki pasien yang datang ke poli dengan keluhan nyeri perut kiri bawah sejak 3 hari lalu, katanya karena sering tekat makan, nyeri...
Anonymous
Dibalas 30 Agustus 2022, 11:11
Terapi untuk pasien dengan somatoform - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, ijin tanya bagaimana menerapi pasien dengan somatoform, terutama pada pasien yang kemudian tidak merasa puas karena merasa penyakitnya belum...
Anonymous
Dibalas 09 April 2022, 18:24
Pasien dengan Gangguan Waham Somatik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya mau bertanya. Seseorang yang merasa yakin bahwa dirinya memiliki suatu penyakit di saluran cerna, padahal sudah berobat dan dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.