Prognosis Opioid Use Disorder
Prognosis pasien dengan opioid use disorder atau penyalahgunaan opioid berkaitan erat dengan kepatuhan terapi, karena pengobatan yang konsisten secara signifikan menurunkan risiko relaps, overdosis, dan kematian. Komplikasi yang sering muncul meliputi overdosis fatal, infeksi terkait penggunaan suntikan (seperti HIV, hepatitis C, endokarditis), serta dampak psikososial seperti kehilangan pekerjaan dan kerusakan relasi interpersonal.[4,16,22]
Komplikasi
Komplikasi opioid use disorder dapat berupa depresi pernapasan dan koma, bahkan kematian. Komplikasi juga dapat berupa edema paru dan pneumonia.
Gangguan otot seperti rabdomiolisis juga dapat terjadi akibat tegangan otot yang berlangsung lama. Lisisnya jaringan otot juga dapat menyebabkan gagal ginjal. Komplikasi lain yang dapat terjadi berhubungan dengan rute pemberian obat yakni HIV, hepatitis, dan bakteremia.[4,16]
Selain itu, penggunaan opioid selama kehamilan dapat menyebabkan kondisi neonatal abstinence syndrome (NAS). Umumnya NAS ditandai dengan adanya iritabilitas, menangis terus, tremor, gangguan nafsu makan, muntah, diare, banyak berkeringat, gangguan siklus tidur, dan kadang disertai kejang pada neonatus.[23]
Prognosis
Sebuah studi menemukan bahwa angka relaps opioid use disorder mencapai 25-97%. Peluang pasien untuk mengalami relaps sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain misalnya riwayat merokok, dukungan dan peran pasien pada lingkungannya, akses pada pelayanan kesehatan, status pendidikan dan pekerjaan, serta bagaimana keadaan keluarga dan kondisi psikologis pasien.
Pada pasien dengan penyalahgunaan opioid, perbaikan tidak hanya dilihat dari penurunan atau lepasnya konsumsi opioid, tetapi bagaimana pasien dapat berfungsi secara sosial di lingkungannya. Kepatuhan terhadap pengobatan yang baik akan menurunkan risiko overdosis dan mortalitas secara signifikan.[4,22]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha