Epidemiologi Opioid Use Disorder
Studi epidemiologi menemukan prevalensi opioid use disorder atau penyalahgunaan opioid di dunia masih cukup besar, termasuk di Indonesia. Mortalitas yang terjadi mencapai 2%. Kematian dilaporkan utamanya disebabkan oleh penggunaan opioid sintetis.
Studi epidemiologi juga menemukan bahwa pria lebih sering menyalahgunakan pain killer dibanding wanita. Usia remaja dan dewasa muda merupakan kelompok usia dengan prevalensi opioid use disorder paling tinggi.[4]
Global
Laporan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 10.337 penduduk berusia di atas 12 tahun menyalahgunakan pain killer pada tahun 2014.[4]
Lebih lanjut, sebuah studi epidemiologi global menunjukkan bahwa ada lebih dari 16 juta kasus opioid use disorder pada tahun 2021, dengan prevalensi 154,6 per 100.000 penduduk. Beban tertinggi ditemukan di wilayah dengan indeks sosiodemografis tinggi, terutama Amerika Utara, dengan laki-laki usia 20–39 tahun sebagai kelompok paling terdampak.[14]
Indonesia
Data mengenai opioid use disorder di Indonesia belum diketahui pasti, tetapi dilaporkan kecenderungan penurunan penyalahgunaan heroin dari tahun 2008 (1.534) hingga tahun 2012 (486).[15]
Mortalitas
Secara global, telah dilaporkan terdapat 36 juta kasus penyalahgunaan zat, yang mana opioid use disorder telah dilaporkan menyumbang sebesar 69% kematian terkait penyalahgunaan zat. Di Amerika Serikat, dilaporkan terjadi 500.000 kematian terkait overdosis opioid use disorder dalam 15 tahun terakhir.
Dalam konteks overdosis, fatalitas opioid use disorder dikaitkan dengan penggunaan opioid sintetik, terutama fentanil. Mortalitas juga dilaporkan berkaitan dengan penggunaan lebih dari satu zat bersamaan dengan opioid, seperti metamfetamin, kokain, dan ekstasi.[22]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha