Prognosis Gangguan Psikotik Akut
Prognosis gangguan psikotik akut ditentukan oleh gejala yang terjadi. Pasien dengan gejala dominan waham atau halusinasi memiliki tingkat kekambuhan dan komplikasi berupa schizophrenia yang lebih tinggi. Komplikasi juga dapat terjadi akibat obat antipsikotik yang digunakan, misalnya sindrom ekstrapiramidal.
Komplikasi
Komplikasi gangguan psikotik akut cenderung lebih rendah dibandingkan schizophrenia, dikarenakan kemampuan kembali pada fungsi premorbid. Komplikasi yang terjadi dibedakan menjadi komplikasi psikiatri, kematian, komplikasi sosial, dan komplikasi akibat penggunaan obat antipsikotik.
Komplikasi Psikiatri
Komplikasi psikiatri berupa munculnya risiko gangguan skizofreniform, schizophrenia atau berkembang menjadi gangguan psikotik dengan muatan gejala afektif di kemudian hari.
Kematian
Komplikasi kematian muncul akibat adanya perilaku yang membahayakan diri sendiri atau lingkungan, ide dan percobaan bunuh diri. Perilaku bunuh diri sering muncul pada pasien gangguan psikotik akut yang memiliki riwayat gangguan jiwa pada keluarga seperti depresi, gangguan afektif dan spektrum gangguan schizophrenia. Pasien gangguan psikotik akut juga lebih berisiko mengalami kematian akibat kecelakaan atau akibat tindak kekerasan terhadap pasien.
Komplikasi Sosial
Komplikasi sosial muncul dari sisi pasien dan keluarga atau lingkungan. Pasien yang merasa tidak nyaman dengan gangguan psikotik yang dialami merasa malu, terasing dan menjadi aib. Sedangkan keluarga atau lingkungan juga bisa memunculkan stigma terhadap gangguan jiwa.
Komplikasi akibat Antipsikotik
Obat antipsikotik memiliki beberapa efek samping, yang terutama adalah sindrom ekstrapiramidal seperti kaku di badan dan persendian, mengeluarkan air liur, tremor, akatisia, perlambatan psikomotor, demam, hingga risiko mengalami Neuroleptic Malignant Syndrome (NMS). Beberapa antipsikotik juga dapat menyebabkan neutropenia, misalnya clozapine, sehingga pasien perlu menjalani pemeriksaan darah secara reguler.[7-10]
Prognosis
Berbagai studi memiliki pendapat berbeda mengenai prognosis gangguan psikotik akut, namun secara umum pasien memiliki risiko kekambuhan di masa kehidupan selain kemampuan kembali pada fungsi premorbid.[7]
Meskipun secara teori dinyatakan bahwa pada kondisi gangguan psikotik akut akan kembali pada fungsi premorbid, tetapi gangguan psikotik akut juga dapat mengalami kekambuhan atau berkembang menjadi gangguan psikotik kronis seperti schizophrenia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pasien gangguan psikotik akut dengan gejala dominan halusinasi atau waham.[22]
Studi yang dilakukan selama 9 tahun pada pasien gangguan psikotik akut menemukan tingkat kekambuhan sekitar 50%, terutama pada pasien dengan gejala dominan waham.[23]