Epidemiologi Gangguan Cemas Menyeluruh
Data epidemiologi gangguan cemas menyeluruh secara nasional di Indonesia masih belum jelas. Namun secara global diperkirakan bahwa prevalensi gangguan cemas menyeluruh di dunia berkisar antara 3-8%.
Global
Prevalensi gangguan cemas menyeluruh dalam satu tahun diperkirakan 3-8%. Studi lainnya National Comorbidity Study melaporkan 1 dari 4 orang memenuhi setidaknya salah satu kriteria gangguan cemas. Studi ini juga melaporkan prevalensi gangguan cemas cukup tinggi yakni 17,7%.[5,6]
Gangguan cemas menyeluruh lebih banyak terjadi pada wanita dibanding pria dengan perbandingan 2:1. Onset usia pertama kali gangguan cemas menyeluruh terdiagnosis sulit untuk ditentukan, namun biasanya pasien datang mencari pengobatan dan membutuhkan perawatan pada usia 20 tahun walaupun gangguan cemas menyeluruh dapat terjadi pada usia berapapun. Kesulitan menentukan onset ini disebabkan karena penderita pertama kali melakukan kontak dengan tenaga kesehatan tidak oleh dokter ahli kejiwaan. Pasien dengan gangguan cemas menyeluruh biasanya datang ke dokter pertama kali karena keluhan somatis yang dialamainya sehingga sering salah didiagnosis oleh dokter. Hanya sepertiga dari pasien gangguan cemas menyeluruh yang menemui ahli kedokteran jiwa pertama kali, selebihnya menemui dokter umum, dokter penyakit dalam, dokter ahli kardiologi, ahli paru dan spesialis gastroenterologi.[6]
Indonesia
Saat ini belum ada data prevalensi gangguan cemas menyeluruh yang pasti di Indonesia. Data kualitatif menyebutkan bahwa gangguan cemas menyeluruh masih menjadi penyakit gangguan psikiatrik yang paling banyak ditemui di poliklinik. Saat ini prevalensi gangguan cemas menyeluruh yang diterima sebagai rujukan di Indonesia adalah 3-8%.
Mortalitas
Tidak ada data penelitian yang mengaitkan kematian dengan kejadian gangguan cemas menyeluruh. Namun, pasien gangguan cemas menyeluruh biasanya memiliki komorbiditas dengan gangguan mental lainnya seperti gangguan panik, gangguan obsesif komplusif, gangguan stress pasca trauma dan gangguan depresi berat. Sekitar 50% penderita gangguan cemas menyeluruh menderita gangguan depresi mayor yang berkaitan dengan percobaan bunuh diri.[1,5]