Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Amebiasis general_alomedika 2019-11-29T15:45:29+07:00 2019-11-29T15:45:29+07:00
Amebiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Amebiasis

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Amebiasis, dikenal juga sebagai amubiasis, amoebiasis, atau disentri ameba, merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit protozoa Entamoeba histolytica. Infeksi ini terjadi di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis yang memiliki sanitasi yang kurang baik. Penyakit ini terjadi melalui jalur fekal-oral, baik transmisi langsung dari orang ke orang maupun melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses.[1,2]

Gejala amebiasis dapat bermanifestasi di intestinal maupun ekstraintestinal. Pada intestinal, gejala yang timbul adalah diare cair atau berdarah, nyeri perut, dan demam. Amebiasis juga dapat menyerang organ ekstraintestinal seperti hepar. Gejala yang ditunjukkan adalah nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, demam, dan/atau menggigil. Gejala-gejala tersebut diperkuat dengan adanya riwayat tinggal atau berpergian ke daerah endemis.[1-3]

Sumber: CDC, Wikimedia commons. Sumber: CDC, Wikimedia commons.

Diagnosis amebiasis ditemukan melalui deteksi Entamoeba histolytica. Deteksi ini dapat dilakukan dengan menemukan protozoa atau kista pada pemeriksaan mikroskopik feses atau jaringan biopsi. Deteksi parasit melalui pemeriksaan antigen, kultur, maupun deteksi DNA melalui polymerase chain reaction (PCR) juga dapat digunakan pada kasus tertentu.[1-3]

Terapi amebiasis dibagi menjadi dua, yaitu amebicide intraluminal dan amebicide jaringan. Pasien yang tidak memiliki gejala atau asimtomatik dapat diberikan amebicide intraluminal saja seperti paromomisin, diloksanid furoat, atau iodoquinol, sedangkan pasien yang mengalami gejala diberikan amebicide jaringan seperti metronidazole atau tinidazol diikuti dengan pemberian amebicide intraluminal.[1-3]

Referensi

1. Centers for Disease Control and Prevention. Roy SL. Chapter 3: Infectious Diseases Related to Travel Amebiasis. In: Brunette GW, ed. CDC Health Information for International Travel; 2016. New York, NY: Oxford University Press, 2016
2. Pritt BS, Clark CG. Amebiasis. Mayo Clin Proc. 2008 Oct;83(10):1154-9
3. Ximénez C, Morán P, Rojas L, et al. Novelties on amoebiasis: a neglected tropical disease. J Glob Infect Dis. 2011 Apr;3(2):166-74

Patofisiologi Amebiasis

Artikel Terkait

  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
  • Gastroenteritis Akut pada Anak – Panduan E-Prescription Alomedika
    Gastroenteritis Akut pada Anak – Panduan E-Prescription Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Kemarin, 19:58
BRU 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Reumatology Update 2022Link Registrasi: bit.ly/WebinarBRU2022
Anonymous
Kemarin, 16:56
Terapi SLE dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie, Sp.PD , saya ingin bertanya bagaimana penyesuaian dosis kortikosteroid pada pasien SLE yang kemudian diketahui mengalami diabetes mellitus...
Anonymous
Kemarin, 16:50
Terapi T-3 hormone replacement therapy pada Hashimoto's Disease - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie Warapsari, Sp. PD saya ingin bertanya mengenai kapan diperlukan terapi T-3 hormone replacement therapy pada kasus hashimoto disease ya dok?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.