Etiologi Shigellosis
Etiologi shigellosis adalah Shigella sp, sebuah bakteri gram negatif yang tahan terhadap peptida lambung.
Shigella sp
Shigella sp. merupakan bakteri gram negatif yang bersifat non-motil dan tidak memiliki kapsul. Sampai saat ini, telah ditemukan 4 serotipe dari Shigella dan keempat serotipe ini memiliki pola penyebaran dan derajat keparahan gejala yang berbeda-beda. Shigella flexneri dan Shigella sonnei merupakan tipe Shigella yang paling banyak ditemukan di negara dengan tingkat ekonomi rendah sampai menengah, namun S. sonnei juga sering ditemukan di negara maju. [9,10]
Dua serotipe yang lain yaitu S. dysenteriae dan S. boydii lebih jarang ditemukan. S. dysenteriae memiliki derajat keparahan paling tinggi pada semua kelompok usia dan biasanya ditemukan saat ada wabah atau pandemi. [13]
Pada sebuah studi kohort di India pada tahun 2007 – 2010, ditemukan bahwa dari 212 pasien yang mengalami infeksi Shigella, sekitar 75,5% disebabkan oleh S. flexneri; 15,6% S. sonnei; 6,6% S. boydii; dan 2,3% S. dysenteriae. [14]
Transmisi
Shigella lebih sering ditularkan dari orang yang sedang mengalami disentri ke orang yang sehat melalui fekal-oral karena memiliki dosis infeksius yang rendah, yaitu hanya sekitar 10 – 200 organisme. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi biasanya lebih jarang. [1,5] Lalat dapat berperan sebagai vektor dalam proses transmisi. [15] Sampai saat ini, reservoir Shigella sp hanya pada manusia dan beberapa primata. [5]
Faktor Risiko
Kelompok yang paling berisiko terkena infeksi Shigella sp adalah anak-anak berusia 1 – 4 tahun yang tinggal di negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah. Sebuah studi Global Enteric Multicenter Study menemukan bahwa Shigella sp merupakan patogen yang paling banyak menyebabkan diare pada anak usia 24 – 59 bulan. [3]
Selain usia, faktor lain yang dapat meningkatkan risiko infeksi Shigella sp adalah sanitasi yang kurang baik, higienitas yang buruk, pemukiman yang terlalu padat, sumber air yang tidak bersih, dan kondisi malnutrisi. [2,5]
Akhir-akhir ini infeksi Shigella sp juga banyak ditemukan pada kelompok laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL). Pada tahun 2009, sebuah wabah dari serotipe yang jarang ditemukan yaitu S. flexneri 3a ditemukan di Inggris dan Wales pada kelompok LSL. Perilaku seksual yang tidak terproteksi, kontak oral-anal, pasangan seks multipel, dan adanya penyakit HIV dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi persisten, infeksi relaps, atau reinfeksi di antara kelompok LSL. [16,17]