Etiologi Melioidosis
Etiologi melioidosis adalah Burkholderia pseudomallei, yaitu basil gram-negatif motil dan oksidase-positif, yang bersifat saprofitik. Bakteri ini terutama ditemukan di tanah basah atau lembap, tetapi bisa bertahan hidup di kondisi lingkungan ekstrem.[1,2]
Burkholderia pseudomallei tetap hidup dalam kondisi kekurangan nutrisi, lingkungan asam (pH <4,5), suhu bervariasi 24-32°C, dan bahkan tanah dengan kadar air rendah. Kemampuan bertahan hidup yang tinggi ini memungkinkan B. pseudomallei untuk menetap di lingkungan selama berbulan-bulan, terutama setelah hujan.[1,2]
Bakteri B. pseudomallei memiliki komponen lipopolisakarida, polisakarida kapsular, dan flagela di permukaan selnya, yang berperan sebagai faktor virulensi. Struktur bakteri memungkinkannya masuk ke dalam sel host, bertahan hidup, dan bereplikasi secara intraseluler.[4,5]
Faktor Risiko
Meskipun melioidosis dapat terjadi pada individu tanpa komorbiditas, sebagian besar kasus klinis berkaitan dengan kondisi medis tertentu (faktor host) atau faktor lingkungan yang meningkatkan risiko paparan Burkholderia pseudomallei.[1,3,4]
Faktor risiko host meliputi:
Diabetes mellitus (diabetes tidak terkontrol meningkatkan risiko hingga 12 kali)
- Alkoholisme
 - Penyakit paru kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), fibrosis kistik, dan bronkiektasis
 - Penyakit jantung kronis, termasuk gagal jantung
 - Penyakit hati kronis
 - Talasemia
 - Kanker, terutama pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi
 - Penggunaan kortikosteroid jangka panjang atau terapi imunosupresif lainnya
 - Lupus eritematosus sistemik
 - Kebiasaan merokok[1-3]
 
Faktor risiko yang berkaitan dengan aktivitas dan lingkungan, antara lain:
- Paparan langsung dengan tanah atau air yang terkontaminasi, seperti aktivitas berkebun, bertani, bekerja konstruksi, berjalan di genangan air, berenang di danau atau sungai, dan kondisi banjir
 - Perjalanan ke wilayah endemik
 - Konsumsi air yang tidak terjamin kebersihannya[1-3]