Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Melioidosis annisa-meidina 2025-08-26T10:06:43+07:00 2025-08-26T10:06:43+07:00
Melioidosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Melioidosis

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan tentang melioidosis terutama perlu disampaikan pada individu yang memiliki faktor risiko tinggi, misalnya mereka yang bepergian atau tinggal di area endemik, mereka yang sering berkontak dengan tanah, dan mereka yang sering bekerja di laboratorium.[1,4]

Edukasi Pasien

Edukasi pasien merupakan komponen esensial dalam tata laksana melioidosis. Pasien perlu diedukasi bahwa risiko kekambuhan tetap ada meskipun terapi telah selesai dan telah sembuh secara klinis. Kekambuhan dapat disebabkan oleh pajanan berulang dari sumber yang terkontaminasi, terutama di wilayah endemik.[1,4]

Pasien harus diedukasi untuk menghindari kontak langsung dengan tanah atau air yang berpotensi terkontaminasi (terutama jika memiliki luka terbuka), juga perlunya proteksi saat berkegiatan di area pertanian, konstruksi, atau genangan air.[1,4]

Pasien juga perlu ditekankan untuk menjalani seluruh fase pengobatan hingga tuntas, termasuk fase eradikasi jangka panjang, guna meminimalkan risiko kekambuhan dan memperbaiki prognosis jangka panjang.[1,4]

Edukasi mengenai pentingnya kontrol faktor risiko yang mendasari, seperti diabetes, penyakit ginjal kronis, atau penggunaan imunosupresan juga perlu diberikan. Dengan pemahaman yang baik mengenai karakteristik penyakit, risiko kekambuhan, dan kepatuhan minum obat, pasien diharapkan dapat berperan aktif dalam pencegahan kekambuhan dan menjaga prognosis jangka panjang yang lebih baik.[1,4]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan dan pengendalian melioidosis mencakup peningkatan kebersihan individu, kewaspadaan lingkungan, dan praktik keamanan yang baik di fasilitas kesehatan dan laboratorium. Upaya kebersihan individu antara lain mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah aktivitas yang berkontak langsung dengan tanah, mencuci tubuh setelah terpapar air atau tanah yang terkontaminasi, membersihkan dan menutup luka dengan perban tahan air, menjaga kebersihan makanan, dan menghindari konsumsi air yang tidak terjamin kebersihannya.[1,4]

Di wilayah endemik, kontak dengan tanah atau air yang terkontaminasi merupakan faktor risiko utama. Oleh karena itu, individu dengan luka terbuka atau kondisi kronis seperti diabetes dan penyakit ginjal dianjurkan untuk menghindari kontak langsung dengan tanah dan genangan air. Mereka yang melakukan aktivitas atau pekerjaan yang berisiko tinggi, seperti aktivitas pertanian atau konstruksi, disarankan menggunakan pelindung diri seperti sepatu bot dan sarung tangan.[1,4]

Di fasilitas kesehatan, tenaga medis harus menerapkan kewaspadaan standar dan praktik kerja laboratorium yang baik, termasuk penggunaan alat pelindung diri.[1,4]

Post-Exposure Prophylaxis

Post-exposure prophylaxis (PEP) direkomendasikan pada individu dengan paparan risiko tinggi, seperti paparan pada luka terbuka, cedera tusuk, atau kontak langsung dengan jaringan, bahan, atau aerosol yang terkontaminasi B. pseudomallei. Pekerja laboratorium juga dianjurkan mendapatkan PEP. Selain itu, PEP juga dianjurkan bagi individu dengan faktor risiko signifikan, seperti diabetes yang tidak terkontrol, meskipun paparannya dianggap berisiko rendah.[1,4]

Regimen PEP yang diberikan yaitu trimethoprim-sulfamethoxazole oral selama 21 hari. Co-amoxiclav atau doxycycline dapat menjadi pilihan alternatif jika terdapat intoleransi atau resistansi terhadap trimethoprim-sulfamethoxazole. Pemberian PEP harus mempertimbangkan potensi manfaat terhadap risiko efek samping, terutama pada individu dengan paparan risiko rendah.[1,2]

Pemberian PEP merupakan profilaksis utama, karena saat ini belum ada vaksin untuk mencegah penyakit melioidosis.[1,4,6,9]

Referensi

1. Centers for Disease Control and Prevention. Melioidosis. 2024. https://www.cdc.gov/melioidosis/hcp/clinical-overview/index.html
4. Mohapatra PR, Mishra B. Prevention of melioidosis. J Family Med Prim Care. 2022 Sep;11(9):4981-4986. doi: 10.4103/jfmpc.jfmpc_1_22
6. Chantratita N, Phunpang R, Yarasai A, et al. Characteristics and One Year Outcomes of Melioidosis Patients in Northeastern Thailand: A Prospective, Multicenter Cohort Study. Lancet Reg Health Southeast Asia. 2023 Feb;9:100118. doi: 10.1016/j.lansea.2022.100118
9. California Department of Public Health. Melioidosis (Burkholderia pseudomallei). 2024. https://www.cdph.ca.gov/Programs/CID/DCDC/CDPH%20Document%20Library/IDBGuidanceforCALHJs-Melioidosis.pdf

Prognosis Melioidosis
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 2 jam yang lalu
Satu Kali KLIK, Cara Mudah dapat Alomedika Point
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
2 Balasan
ALO Dokter.Mau tambah Alomedika Point dengan cara termudah? Cukup buka aplikasi Alomedika, lalu ikuti channel favoritmu hanya dengan satu klik – langsung...
Anonymous
Dibalas 02 November 2025, 20:50
Antibiotik untuk tifoid apakah boleh dengan cefadroxil?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO Dokter, Selamat malam, izin tanya, pasien saya anak anak sudah tegak dx tifoid, namun karena keterbatasan antibiotik yang tersedia dan yg dicover bpjs di...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 31 Oktober 2025, 08:38
Stop Foto Resep! Gunakan myPatient untuk Kirim Resep Digital
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Dokter masih kirim resep dengan memfoto resep. Jangan ya, Dok! 🚨📝 Selain kurang profesional, cara tersebut tidak aman karena rawan hasil foto...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.