Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Melioidosis annisa-meidina 2025-08-26T09:54:13+07:00 2025-08-26T09:54:13+07:00
Melioidosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Melioidosis

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Epidemiologi melioidosis terkonsentrasi di antara garis lintang 20° lintang utara dan 20° lintang selatan, yang mencakup wilayah Asia Selatan, Asia Timur, dan Australia bagian utara. Namun, penyakit ini juga ditemukan di negara-negara lain, baik sebagai kasus epidemik ataupun sporadik.[1,2]

Melioidosis banyak ditemukan di wilayah tropis dengan suhu dan kelembapan tinggi. Insiden penyakit cenderung meningkat pada cuaca ekstrem seperti badai dan hujan lebat, akibat naiknya atau munculnya bakteri ke permukaan tanah. Pemanasan global, perubahan karakter tanah, dan urbanisasi yang tidak terkendali dapat memperluas penyebaran penyakit.[1,4]

Global

Lebih dari 50 negara telah melaporkan minimal satu kasus melioidosis. Kasus pertama melioidosis dilaporkan di Myanmar pada tahun 1911. Sejak tahun 1911 hingga 2020, telah tercatat lebih dari 35.000 kasus melioidosis pada manusia. Thailand melaporkan jumlah kasus terbanyak secara global, yaitu lebih dari 27.000 kasus dengan angka kematian akibat sepsis mencapai 40%. Di Singapura, lebih dari 1.800 kasus telah dilaporkan, terutama pada kelompok etnis Melayu dan India, dengan angka kematian bervariasi antara 16–48%.[1,5]

Di Australia, terutama di wilayah utara, lebih dari 1.500 kasus telah dilaporkan dengan case fatality rate (CFR) 12% pada periode 1989–2019. Kamboja, Laos, dan Malaysia masing-masing mencatat lebih dari 1.000 kasus, dengan angka kematian bervariasi. Kasus melioidosis juga ditemukan di negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam, Indonesia, Filipina, Brunei, Myanmar, Taiwan, Cina, dan Hong Kong.[1,5]

Di India tercatat lebih dari 500 kasus, terutama di Karnataka pesisir barat daya dan Tamil Nadu timur laut, dengan CFR 23%. Sri Lanka dan Bangladesh masing-masing melaporkan lebih dari 200 dan 89 kasus secara berurutan.[4,5]

Di Amerika, melioidosis dilaporkan di Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Sebagian besar kasus di Amerika Serikat terjadi pada wisatawan dari daerah endemik, tetapi ada kasus dikaitkan dengan konsumsi produk impor yang terkontaminasi.[1,3]

Angka kekambuhan (recurrent infection) dilaporkan di Thailand, Australia, dan Laos. Di Thailand, dari 116 pasien dengan episode berulang, 75% disebabkan oleh relaps (strain yang sama), dan 25% akibat reinfeksi (strain berbeda). Di Australia, dilaporkan 6% dari 679 pasien yang sembuh mengalami kekambuhan selama periode 1989–2012.[5,6]

Indonesia

Data epidemiologi melioidosis di Indonesia masih sangat terbatas. Suatu laporan kasus tahun 2015 menunjukkan bahwa 64 kasus melioidosis pernah terjadi di Jakarta (tahun 1934 dan 1937), Cikande (tahun 1929), Bogor (tahun 1936), Surabaya (tahun 1935 dan 1950), Aceh (2005), Malang (tahun 2011-2013), dan Makasar (tahun 2013-2014).[7]

Tiga kasus melioidosis yang ditemukan di Makassar pada 2013-2014 dilaporkan tidak mendapatkan terapi antimikroba yang direkomendasikan untuk melioidosis karena ada keterlambatan identifikasi patogen kausal. Dua dari ketiga pasien tersebut dilaporkan meninggal dunia, sementara satu pasien lainnya lost to follow-up.[7]

Mortalitas

Tingkat fatalitas melioidosis berkontribusi signifikan terhadap beban kesehatan global. CFR bervariasi di setiap daerah, yaitu antara 9-70%. Mortalitas tersebut tergantung pada beberapa faktor, seperti akses terhadap pelayanan kesehatan, kesadaran klinis, ketersediaan fasilitas diagnostik, dan pengobatan yang memadai. Bahkan dengan tata laksana yang tepat, CFR melioidosis dilaporkan berada dalam kisaran 10-50%. Pasien dengan faktor risiko seperti diabetes mellitus tidak terkontrol juga lebih berisiko.[1,4]

Referensi

1. Centers for Disease Control and Prevention. Melioidosis. 2024. https://www.cdc.gov/melioidosis/hcp/clinical-overview/index.html
2. Karunanayake P. Melioidosis: clinical aspects. Clin Med (Lond). 2022 Jan;22(1):6-8. doi: 10.7861/clinmed.2022-0014
3. Northern Territory Government. NT Melioidosis Guideline. 2024.

Etiologi Melioidosis
Diagnosis Melioidosis
Diskusi Terbaru
dr. Vony Wirawati
Dibalas 58 menit yang lalu
Kekakuan seluruh tubuh disebabkan karena demam
Oleh: dr. Vony Wirawati
1 Balasan
Izin bertanya sejawat dokter, Saya sebenarnya sudah 3x dapat kasus seperti ini. Px datang dengan kekakuan seluruh tubuh tidak bisa bergerak seperti patung....
Anonymous
Dibalas 12 jam yang lalu
Mengapa pencabutan SIP tidak bisa diurus secara online?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
ALO Dokter. Sekedar mau curhat, saya kan lagi ngurus pencabutan SIP pertama kali. Baru tau ternyata mencabut SIP lebih ribet daripada bikinnya ya wkwkDi...
dr.rofni
Dibalas 1 jam yang lalu
Tatalaksana untuk Hemangioma kongenital
Oleh: dr.rofni
1 Balasan
ALO Dokter. izin di bahas dok, pasien perempuan 13 tahun dengan diagnosa hemangioma kongenital, permasalahannya sekarang pada usia 10 tahun terdapat benjolan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.