Pendahuluan Trachoma
Trachoma adalah suatu kondisi infeksi pada konjungtiva mata atau konjungtivitis yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Chlamydia trachomatis adalah bakteri intraseluler obligat gram negatif. Trakoma adalah penyebab utama kebutaan yang bisa dicegah di seluruh dunia.
Klasifikasi trachoma dari WHO digunakan untuk data epidemiologis dan penggolongan derajat keparahan dari kondisi pasien, yaitu berupa :
Trachomatous inflammation follicular: 5 folikel pada tarsus superior
Trachomatous inflammation intense: inflamasi dengan penebalan lebih dari 50% pembuluh darah di bagian tarsal
Trachomatous scarring: sikatriks konjungtiva tarsal dengan jaringan ikat fibrosa
Trachomatous trichiasis: trikiasis minimal 1 bulu mata
- Corneal opacity: melibatkan minimal 1 bagian dari batas pupil[1,2]
Trachoma menjadi penyebab kebutaan tersering yang berkaitan dengan infeksi. Faktor risiko trachoma adalah kualitas kebersihan yang rendah, area padat penduduk, kontak erat dengan pasien terinfeksi, atau penggunaan benda terkontaminasi seperti handuk.[3,4]
Pasien trachoma, terutama anak-anak, datang dengan keluhan awal berupa mata merah dan sensasi benda asing. Kemerahan yang dialami bisa menyebar pada seluruh bagian mata sampai dengan daerah kelopak mata yang biasanya akan disertai sekret, nyeri, fotofobia, dan pandangan kabur. Secara progresif dapat disertai dengan skar, trikiasis, abrasi, sampai dengan ulkus kornea. Pasien yang datang dengan gejala tersebut membutuhkan pemeriksaan mata, khususnya segmen anterior mata dengan senter atau lampu celah (slit lamp). Umumnya penegakan diagnosis dapat dilakukan secara klinis, khususnya bila terjadi di daerah endemis. Namun, nucleic acid amplification tests (NAATs) dapat juga digunakkan untuk penegakkan diagnosis.[5,6]
Penatalaksanaan pada pasien trachoma memerlukan pemberian antibiotik secara dini sehingga komplikasi dapat dihindari. Pada beberapa kondisi diperlukan pembedahan berupa reposisi bulu mata dan transplantasi kornea yang bertujuan untuk pengobatan lanjut sebagai pencegahan komplikasi.[6-8]