Epidemiologi Fever of Unknown Origin
Epidemiologi fever of unknown origin (FUO) berkaitan erat dengan etiologi, kelompok usia, letak geografis, paparan lingkungan, status imunitas/HIV, dan berubah seiring perkembangan zaman.[13]
Global
Berdasarkan systematic review oleh Fusco et al, yang menggunakan 18 seri kasus dan mencakup 3164 pasien secara global, penyakit infeksi dengan 37.8% merupakan penyebab utama FUO, diikuti dengan peradangan non infeksi sebanyak 20.9% dan neoplasma sebesar 11.6%. Ada sejumlah 23.2% pasien yang tidak terdiagnosis. Peradangan non infeksi meningkat pesat seiring bertambahnya waktu.
Semakin maju sebuah negara maka proporsi penyakit infeksi yang terdiagnosis semakin kecil dan sebaliknya FUO yang tidak terdiagnosis semakin banyak. Di negara berkembang, penyebab FUO terbanyak adalah infeksi. Sedangkan di negara maju, FUO paling umum disebabkan oleh penyakit inflamasi noninfeksi. Jika dilihat berdasarkan letak geografis, penyakit infeksi semakin banyak ditemukan di Asia, sedangkan di Eropa paling sering ditemukan FUO yang tidak terdiagnosis.[3,13]
Indonesia
Riset tentang epidemiologi FUO di Indonesia saat ini masih kurang. Menurut data penelitian demam berkepanjangan pada kelompok usia pediatrik, penyebab masih didominasi oleh penyakit infeksi.[14]
Berdasarkan penelitian Latupeirissa pada anak-anak di RSUP Fatmawati, Jakarta pada tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa mayoritas penyebab demam berkepanjangan adalah penyakit infeksi (97%). Penyakit yang mendominasi adalah demam tifoid, tuberkulosis paru, dan infeksi saluran kemih. Agen infeksius yang paling banyak ditemukan pada riset ini adalah Salmonella typhi dan Escherichia coli. [15]
Penelitian oleh Bakry et al di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada anak menunjukkan bahwa etiologi terbanyak pada demam berkepanjangan adalah penyakit infeksi (80%), selanjutnya adalah penyakit kolagen vaskular sebanyak 6%, diikuti dengan penyakit keganasan (5%), dan tidak terdiagnosis (9%).[16]